Jawab Usulan DPR, Wapres Gibran: Lebih Prioritaskan Ibu Hamil-Difabel Daripada Kereta Khusus Merokok

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak setuju terkait adanya usulan kereta khusus merokok.

Editor: Ahmad Tajudin
TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
TINJAU KA BIAS - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau perpanjangan jalur KA Bandara Adi Soemarmo (Bias) Solo-Madiun, Minggu (24/8/2025). Di kesempatan itu, Gibran ikut berkomentar mengenai wacana Gerbong Merokok yang dilontarkan sejumlah anggota dewan. Menurutnya, memberikan ruang lebih untuk ibu hamil, menyusui, lansia, hingga difabel lebih penting untuk diprioritaskan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak setuju terkait adanya usulan kereta khusus merokok.

Usulan tersebut diketahui datang dari Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan.

Nasim mengusulkan agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero menyediakan satu kereta khusus untuk merokok pada kereta jarak jauh. 

Menurut Gibran, penyediaan fasilitas ramah keluarga di dalam kereta api jauh lebih mendesak dibandingkan kereta khusus merokok. 

“Dalam perumusan sebuah kebijakan ada yang namanya skala prioritas. Ini nanti tergantung dengan kekuatan fiskal yang ada di internal KAI. Jika ada ruang fiskal kalau pendapat saya pribadi lebih baik diprioritaskan untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, kaum difabel,” ujar Gibran saat meninjau perpanjangan jalur Kereta Api Bandara Adi Soemarmo (Bias) Solo-Madiun, Minggu (24/8/2025).

Baca juga: Babak Baru Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Istri Arya Daru Bantah Perintahkan Geser CCTV di Kos

Kata Gibran menyediakan ruang laktasi dan memperlebar toilet agar ibu bisa lebih nyaman mengganti popok bayi di kereta api lebih baik daripada ruangan khusus para perokok.


“Ada ruang laktasi di gerbongnya. Toiletnya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas,” terang Gibran.

Menurutnya, usulan itu juga selaras dengan program prioritas Presiden Prabowo Subianto di sektor kesehatan, mulai dari pemberantasan stunting hingga peningkatan layanan fasilitas kesehatan.

“Sekali lagi dalam perumusan sebuah kebijakan ada skala prioritasnya. Yang kedua saya sebagai pembantu presiden ingin memastikan program prioritas visi misi presiden berjalan dengan baik. Ini program di sektor kesehatan sudah jelas program-programnya. Ada cek kesehatan gratis, ada pemberantasan stunting, di Kemenkes juga ada pembangunan rumah sakit baru,” jelas Gibran.

Gibran juga menilai wacana kereta khusus merokok bertolak belakang dengan semangat pemerintah pusat maupun daerah yang kini gencar membatasi konsumsi rokok.

“Kalau saya lihat tingkat daerah Pak Wali dan di kota lain sudah ada perda pembatasan iklan rokok. Untuk Bapak Ibu anggota DPR yang terhormat masukannya kurang singkron dengan program dari Bapak Presiden,” tuturnya.


Ia menambahkan, kereta api merupakan transportasi umum yang sudah ditetapkan sebagai kawasan bebas asap rokok berdasarkan peraturan resmi.

“Dan sudah ada SE, Undang-Undang, PP yang menyatakan transportasi umum kawasan bebas rokok. Untuk Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat masukan-masukan, evaluasi kami tampung. Evaluasi dari masyarakat warga juga kami tampung demi kebaikan layanan KAI ke depan. Semua ada skala prioritasnya,” tandas Gibran.

Baca juga: Donald Trump Sakit Apa? Tangan Kanan Terlihat Memar Ditutupi Bedak

 
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan mengusulkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero untuk menyediakan satu kereta khusus untuk merokok pada kereta jarak jauh. KAI menegaskan kereta api bebas asap rokok.

Sementara dalam agenda kunjungan Gibran juga memantau perkembangan perpanjangan rute KA Bandara yang kini sampai Stasiun Caruban, Kabupaten Madiun.

Rute tersebut mencakup sejumlah pemberhentian baru di Kadipiro, Solo Balapan, Solo Jebres, Palur, Sragen, Walikukun, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Caruban. Kereta bandara di Solo adalah Kereta Api Bandara Adi Soemarmo (KA BIAS), yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo (SOC) dengan Stasiun Solo Balapan dan lebih lanjut hingga Stasiun Caruban atau Madiun. 

Selain memperpanjang jalur, terdapat pula sembilan stasiun yang sedang direvitalisasi untuk meningkatkan layanan transportasi publik.

 
“Saya kira progressnya sudah cukup baik. Ini ada 9 stasiun yang direvitalisasi. Semoga progressnya berjalan dengan baik dan bisa meningkatkan layanan untuk pengguna kereta api,” pungkas Gibran.

 

Sumber : Tribun Solo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved