Berita UT Serang

Membangun Ekosistem Karakter: Visi Baru PAUD dari Sinergi Pesantren dan Kekuatan Komunitas

Membangun Ekosistem Karakter: Visi Baru PAUD dari Sinergi Pesantren dan Kekuatan Komunitas

|
Editor: Ahmad Haris
Sumber: Yas/Universitas Terbuka
Foto Kegiatan Pembelajaran Mengenal Ukuran Benda. 

Kunci pengelolaan PAUD terletak pada penerapan fungsimanajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) secara disiplindan konsisten.

  • Planning (Perencanaan): Setiap kegiatan, baik harian, mingguan, maupun semesteran, direncanakandengan matang. Perencanaan ini tidak hanya mencakup materi akademik, tetapijuga menanamkan nilai-nilai religius yang kuat, seperti hafalan doa, suratpendek, dan praktik ibadah, mengingat mayoritas penduduk beragama Islam. Perencanaan yang baik ini mempermudah kerja guru, meminimalisir pengulanganmateri, dan membuat proses belajar menjadi lebih terarah.
  • Organizing (Pengorganisasian): Ini adalah jantung dari model komunitas. PAUD secara aktif membangun dan menjaga kerja sama dengan semua pemangku kepentinganpenyelenggara, kepala sekolah, guru, orang tua siswa, masyarakat setempat,hingga pemerintah desa. Komunikasi yang terbuka menjadi fondasi, misalnya dalamhal pengelolaan dana SPP yang sangat terjangkau, di mana rincian penggunaannyadisampaikan secara transparan kepada orang tua.
  • Actuating (Pelaksanaan): Dalam pelaksanaannya, guru-guru PAUD menunjukkandedikasi luar biasa. Mereka bekerja dengan ketelatenan, keikhlasan, dankesabaran, bahkan seringkali harus menutupi kekurangan biaya operasional denganuang pribadi. Metode pengajaran yang digunakan sangat kreatif dan sesuai dengandunia anak, seperti ceramah dalam bentuk dongeng, demonstrasi praktik wudhu,dan penggunaan nyanyian untuk mempermudah hafalan.
  • Controlling (Pengawasan): Pengawasan dilakukan secara berlapis dan berkelanjutan. Kepala sekolah melakukan pemantauan setiap hari, penyelenggaraminimal seminggu sekali, dan bahkan masyarakat sekitar ikut terlibat dalammemantau kondisi PAUD. Proses ini tidak hanya untuk mencari kesalahan, tetapilebih menekankan pada evaluasi harian untuk mengidentifikasi kendala danmencari solusi perbaikan bersama.

Komunitas sebagai Faktor Pendukung Utama

Keberhasilan PAUD tidak mungkin terjadi tanpa dukunganekosistem sosial di sekitarnya. Ada beberapa faktor pendukung utama yangteridentifikasi:

  • Kerja Sama Pendidik dan Orang Tua: Terdapat sikap saling terbuka antara guru dan orang tua. Guru secara rutin berkomunikasi dengan orang tua untuk mengatasi masalah belajar anak, meminta bantuan agar pelajaran di sekolah diulang kembali di rumah.
  • Peran Aktif Masyarakat: Masyarakat sekitar sangat mendukung keberadaan PAUD. Mereka bangga karena anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak tanpa biaya mahal. Kepercayaan ini menjadi modal sosial yang tak ternilai, mendorong semua balita di desa tersebut untuk bersekolah di sana. 
  • Dukungan Pemerintah Desa: Pemerintah desa setempat juga mengakui dan mendukung penuh PAUD, baik dalam bentuk bantuan Alat Peraga Edukatif (APE) maupun dana. Sebagai imbalannya, prestasi yang diraih PAUD  dalam berbagai perlombaan turut mengharumkan nama desa.

Kisah PAUD adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fasilitas dan kualifikasi formaldapat diatasi dengan manajemen yang baik, dedikasi guru yang tulus, danekosistem komunitas yang solid.

Model ini menunjukkan bahwa pendidikan karakteryang efektif dapat tumbuh subur dari akar rumput, digerakkan oleh semangatgotong royong dan kepemilikan bersama.

Analisis dan Sintesis  Menuju Model Kolaborasi Impian

Setelah membedah kedua model, terlihat jelas bahwameskipun pendekatannya berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama, membentukgenerasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga luhurdalam karakter dan moral. 

Model pesantren menawarkan struktur, kedalaman spiritual, dan sumber daya yang mapan (top-down), sementara model komunitas menawarkan kelincahan, partisipasi, dan relevansikontekstual (bottom-up).

Masa depan pendidikan anak usia dini yang unggul tidak terletak pada pertarungan antara kedua model ini, melainkan pada sintesis keduanya. Visi "dream team"PAUD adalah sebuah lembaga yang mampu mengambil elemen terbaik dari keduadunia. Sebuah PAUD yang memiliki jangkar spiritual sekuat model pesantren,sekaligus memiliki akar sosial sekuat model komunitas.

Bayangkan sebuah PAUD di Kota Serang yang mengadopsivisi ini. Lembaga ini menjalin kemitraan strategis dengan salah satu pesantrenlokal yang disegani. Dari pesantren, PAUD ini memperoleh:

  • Kurikulum Karakter Terstruktur: Bimbingan dalam menyusun materi ajar akhlak, adab,dan ibadah harian yang sistematis, sebagaimana terlihat pada PAUD berbasispesantren.
  • Pengembangan Profesional Guru: Para guru PAUD mendapatkan mentoring rutin dariustadz/ustadzah untuk memperdalam pemahaman keagamaan dan metode pengajarannya.
  • Sumber Belajar: Akses kefasilitas pesantren seperti masjid untuk praktik sholat berjamaah atauperpustakaan untuk pengenalan kitab-kitab dasar.

Di saat yang bersamaan, PAUD ini mengadopsi semangatpartisipatif dari model komunitas seperti PAUD:

  • Keterlibatan Orang Tua yang Mendalam: Mengadakan pertemuan rutin yang bukan hanya membahasbiaya, melainkan juga evaluasi perkembangan anak dan perencanaan kegiatanbersama, menciptakan komunikasi terbuka antara pendidik dan orang tua.
  • Jaringan Komunitas Lokal: Mengundang para profesional dan seniman lokal sebagai"guru tamu" untuk memperkaya pengalaman belajar anak, sama seperti PAUD yang didukung penuh oleh masyarakatnya.
  • Kepemilikan Bersama: Menjadikan PAUD sebagai "rumah kedua" yang dirawat dandikembangkan bersama oleh seluruh elemen masyarakat, menumbuhkan rasa banggadan tanggung jawab kolektif.Kolaborasi impian ini mengubah PAUD dari sekadarlembaga pendidikan menjadi pusat simpul komunitas. Ia menjadi tempat di mananilai-nilai luhur dari tradisi pesantren berdialog dengan kearifan lokal yanghidup di masyarakat, menciptakan sebuah ekosistem pendidikan karakter yangholistik, dinamis, dan berkelanjutan.

Kesimpulan: Pendidikan sebagaiGerakan Gotong Royong

Perjalanan mencari PAUD ideal bagi Generasi Alfa padaakhirnya membawa kita kembali pada esensi pendidikan itu sendiri, sebuah usahakolektif.

Studi kasus dari PAUD berbasis pesantren dan PAUD berbasis komunitasmemberikan pelajaran berharga bahwa keunggulan tidak lahir dalam ruang hampa.

Ia ditempa oleh struktur institusional yang kokoh dan disuburkan olehpartisipasi masyarakat yang tulus.

Masa depan PAUD di Kota Serang, dan di seluruhIndonesia, terletak pada kemampuan kita untuk merajut kedua kekuatan inimenjadi satu.

Membangun sebuah ekosistem di mana setiap anak tidak hanyadiajar, tetapi juga diasuh oleh tiga pilar utama, sekolah yang profesional, lembagakeagamaan yang membimbing, dan komunitas yang merangkul.

Inilah esensi daripendidikan sebagai gerakan gotong royong, sebuah investasi tak ternilai untukmelahirkan generasi masa depan yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga mulia dalam akhlak dan karakter.

(Penulis Yus Alvar Saabighoot  SeorangDosen PGPAUD)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved