Kendalanya pada jarak tempat tinggal siswa dengan guru yang sangat jauh.
Selain itu, mereka dan guru sangat sulit berkomunikasi lewat handphone karena di daerah tersebut blank spot atau tak ada jaringan telekomunikasi.
"Jadi siswa sejak dirumahkan, waktunya lebih banyak diisi dengan bermain, mencari kayu bakar dan mengembala kerbau, jadi tidak ada waktu untuk belajar," katanya.
Sehingga, sambungnya, kita bentuk sekolah ini agar pendidikan atau pembelajaran siswa tetap berjalan meski dalam situasi apapun.
"Intinya pendidikan jangan berhenti," ungkapnya.
Jarak Pandan Lembang Bau dari Makale (Ibu Kota Tana Toraja) sekira 30 kilometer.
Akses jalan menuju lokasi ini belum sepenuhnya mulus.
Ada titik jalan yang telah di rabat namun ada juga yang masih berbatu.
(TribunTimur.com/Tommy Paseru)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Dirikan Sekolah di Daerah Pelosok, Pasutri di Tana Toraja Dibayar Pakai Sampah