Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Pada Bulan Safar, warga RT/RW 002/02, Kampung Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang mempunyai tradisi yang diturunkan secara turun temurun.
Tradisi itu bernama Dudus atau mandi kembang tujuh rupa. Warga mandi kembang tujuh rupa pada Rabu akhir bulan Safar pukul 06.30 WIB.
Rebo Wekasan adalah sedekah bumi berupa selamatan di sekitar Telaga Suci. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Sehingga pada malam hari Rabu akhir bulan Safar, masyarakat mengadakan selamatan sedekah bumi dengan harapan mendapatkan berkah dari Tuhan yang Maha Esa.
Baca juga: Tujuan Wali Kota Arief Ingin Seluruh Pasar Tradisional di Tangerang Gunakan Aplikasi PeduliLindungi
Baca juga: HUT Ke-21 Banten, Sanggar Pamanah Rasa Asal Pandeglang Tampilkan Seni Musik Tradisional
Masita (55), warga, merupakan orang yang dipercaya oleh masyarakat sekitar untuk menyiapkan keperluan untuk mandi. Selama menjalankan tugasnya, Masita dibantu 3 orang warga.
Dia membeli bunga tujuh rupa sebanyak 3 pelastik di Pasar Lama. Lalu, bunga itu dicampurkan pada ember berisi air dan rajah (tulisan arab berupa angka dan lainnya yang ditulis di kertas putih). Rajah dibuat oleh Ustaz Baedowi.
"Tujuh rupa bunganya ada pandan, melati, bunga ros, cempaka, kamboja, haribang dan lainnya," ujarnya pada TribunBanten.com saat ditemui di lokasi, Rabu (6/10/2021).
Menurut Masita, tradisi Dudus atau mandi kembang di Rabu akhir Bulan Safar tujuannya supaya panjang umur, sehat, banyak rezeki, terhindar dari bahaya, dekat jodoh dan lainnya.
"Dikasih rajah dari ustad Baedawi biar selamat dan tidak ada halangan apapun," terangnya.
Warga membawa wadah kosong dari rumah masing-masing dan sumbangan seikhlasnya.
Air untuk mandi berasal dari mushola.
Sebelum melaksanakan acara mandi dan membasuh muka, terlebih dahulu diadakan acara shalat tolak bala dan riungan.
"Salat tolak bala, mandi, siraman," katanya.
Baca juga: Kenakan Ikat Kepala Khas Banten, Sandiaga Uno Jalan Kaki Berkeliling Desa Wisata Cikolelet
Baca juga: Fokus WH-Andika di Sisa 1 Tahun Masa Jabatan Sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Banten
Di acara riungan, warga sudah menyiapkan makanan dari mulai lontong, bacang, nasi uduk, selimpu, roti dan lainnya sesuai kemampuan masyarakat.
Usai salat, warga berkumpil saling siram air tolak bala yang sudah diberi bunga tujuh rupa dan rajah.
Dia mengaku acara itu untuk tolak bala supaya menjaga dari bahaya.
"Yang mau kerja, sebelum kerja, beres shalat, mandi tolak bala atau cuci muka, di poprok," ujarnya.