Pada saat Pemkot Serang berencana mengelola sampah dari Kota Tangerang Selatan.
"Disurat perjanjian juga sudah ada, bahwa pemerintah akan membenahi. Tapi saat ini belum dibenahi," kata dia.
Menurutnya, walaupun saat ini sudah ada mesin penyedot dan penyaring air lindi.
Namun mesin tersebut hingga kini belum dapat berfungsi.
Ia menuturkan seharusnya air lindi tersebut masuk ke kolam tempat penyaringan terlebih dahulu.
Bukan justru langsung mengalir dari tumpukan sampah ke sungai.
"Kan ada dua jalur, yang satu ke kolam dulu yang satu langsung mengalir. Saya lihat air ini tidak masuk ke kolam dulu, tapi langsung mengalir," ungkapnya.
Baca juga: Ada 29 Ton Sampah dari Perayaan Malam Tahun Baru 2022 di Kota Tangerang Selatan, Ini Penjelasan DLH
Eni menyampaikan bahwa efek dari air lindi ini, bisa berdampak buruk bagi masyarakat.
Bukan hanya berdampak pada tanaman, akan tetapi juga berdampak penyakit bagi masyarakat.
"Tanaman bisa gagal panen, dan kalau dipegang bisa gatal-gatal," ujarnya.
Kemudian Eni mengatakan bahwa atas nama masyarakat, dirinya meminta kepada pihak terkait agar segera membenahi penyaluran air lindi tersebut.
"Kalau bisa mah tolong dibenahi agar masyarakat merasa tenang, supaya air nya bersih. Kalau masyarakat tenang, pemerintah juga bisa tenang," ungkapnya.
Pihak Pemerintah Kota Serang menyerahkan rekening dana sebesar Rp 1,47 Miliar kepada 21 RT se-Kelurahan Cilowong.
Upaya penyerahan rekening dana itu dilakukan dalam rangka pembayaran kompensasi dampak negatif aset pengelolaan sampah dari Kota Tangerang Selatan.
Selain pembayaran dana kompensasi, pemerintah Kota Serang juga membangun sumur artesis di Kampung Pasir Gadung.