Jurus Jitu PLN Raih Laba Rp 14,4 Triliun pada 2022: Percepat Utang hingga Aplikasi Berkelas Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di tengah pemulihan pascapandemi Covid-19, PLN tetap mampu membukukan laba bersih Rp 14,4 triliun pada 2022. Raihan ini buah dari transformasi tata kelola keuangan yang prudent, akuntabel, efektif, dan efisien serta pelayanan pelanggan yang semakin mudah dan cepat.

TRIBUNBANTEN.COM - Melalui strategi proactive debt management, PLN mempercepat pembayaran pokok utang sebelum jatuh tempo.

Inisiatif tersebut mampu mengurangi beban bunga dan keuangan Rp 10 triliun dalam dua tahun terakhir.

Dari yang awalnya sebesar Rp 27 triliun pada 2020, menjadi Rp 20 triliun pada 2021 dan kembali turun menjadi Rp 17 triliun pada 2022.

Baca juga: Meriahkan Mudik Gratis BUMN, PLN Berangkatkan 10,000 Pemudik Ke Berbagai Daerah

Dengan performa ini PLN mendapatkan penghargaan debitur terbaik dari Kementerian Keuangan RI selama tiga tahun berturut-turut sejak 2020, 2021, dan 2022.

Di tengah pemulihan pascapandemi Covid-19, PLN tetap mampu membukukan laba bersih Rp 14,4 triliun pada 2022.

Raihan ini buah dari transformasi tata kelola keuangan yang prudent, akuntabel, efektif, dan efisien serta pelayanan pelanggan yang semakin mudah dan cepat.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan PLN menciptakan visibilitas yang tinggi sekaligus menjaga efisiensi di titik paling optimal.

Visibilitas yang tinggi itu mampu memastikan finansial perusahaan menjadi lebih sehat dan sustain.

Capaian visibilitas tinggi itu melalui berbagai program inovatif, seperti cash war room, spend control tower, centralized payment, dan centralized planning.

Baca juga: PLN Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Panas Bumi, Tingkat Pengembalian IRR Menarik bagi Investor

Dia mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang telah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 159/2022 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Kompensasi.

“Hal ini membuat pembayaran dana kompensasi bagi perusahaan menjadi lebih cepat dan berdampak pada perbaikan arus kas operasi perusahaan,” ucapnya.

Tak hanya melakukan transformasi tata kelola keuangan, PLN terus bertransformasi secara paripurna.

Di tengah harga komoditas energi primer yang melonjak signifikan, PLN berhasil membangun tata kelola energi primer dengan menciptakan sistem monitoring digital yang terintegrasi dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.

PLN berkomitmen penuh dalam pembangunan ekosistem electric vehicle (EV) dari hulu hingga hilir di Tanah Air. (dokumentasi PLN)

PLN mengubah sistem pengawasan energi primer dari sebelumnya berfokus pada titik bongkar menjadi berfokus pada titik muat.

Kini, rantai pasok energi primer jauh lebih kokoh dari tahun-tahun sebelumnya, dengan ketersediaan di atas 20 Hari Operasi (HoP).

Halaman
12

Berita Terkini