Keberadaan virus nipah belum terdeteksi di Indonesia hingga saat ini.
Namun, beberapa kasus infeksi virus tersebut sudah terkonfirmasi di negara yang berdekatan dengan Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap virus yang diduga mudah menular ini.
Baca juga: Apa Itu Ransomware? Virus Malware yang Diduga Menyerang BSI Hingga Alami Gangguan Berhari-Hari
Pada individu yang terinfeksi, virus nipah dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut yang serius.
Tak hanya itu, virus ini juga dapat menimbulkan penyakit parah pada hewan, terutama pada babi. Hal ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.
Asal Usul Virus Nipah
virus nipah pertama kali teridentifikasi di sebuah peternakan babi di Sungai Nipah, Malaysia. Saat itu, beberapa jenis hewan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas, dan kejang.
Wabah Nipah pertama menewaskan lebih dari 100 orang di Malaysia dan mendorong pemusnahan satu juta ekor babi sebagai upaya untuk membasmi virus tersebut.
Mengutip dari laman resmi Kemkes, virus nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998-1999.
Virus ini juga menyebar ke Singapura. Di negara ini terdapat 11 kasus, dan satu kematian di antara para pekerja rumah jagal yang bersentuhan dengan babi-babi yang diimpor dari Malaysia.
Pada tahun 2001, wabah tersebut menyebar ke Bangladesh dan India.
Penularan diperkirakan karena konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.
Sejak tahun 1998, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara (Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina).
Gejala Infeksi Virus Nipah
Direktur Penyakit Dalam, Rumah Sakit Fortis Noida dr Ajay Aggarwal, membeberkan gejala apabila terinfeksi virus nipah.