Sebanyak enam orang meninggal dunia dan sudah dibawa ke RSDP Serang, 14 orang dirawat di RS Krakatau Medika Kota Cilegon dan 16 orang lainnya masih dikarantina di atas kapal.
Saat ini tim gabungan dari Balai Karantina Kesehatan Kelas 1 Banten bersama Kemenkes RI masih melakukan penelitian, untuk mencari tahu penyebab kematian dan gangguan kesehatan terhadap para nelayan tersebut.
Sebab hingga saat ini, informasi kematian 6 nelayan tersebut masih menjadi misterius dan belum diketahui penyebabnya secara pasti.
Identifikasi Jasad
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Dradjat Prawiranegara mengidentifikasi dan mengautopsi enam korban Kapal Motor (KM) Sri Mariana.
Hingga kini, upaya itu masih berlangsung setelah adanya proses pemeriksaan laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
Informasi itu disampaikan Kepala Sub Bagian Hukum Humas dan Kerjasama RSDP, Ai Hadiyani.
"Mengenai hasil dari pemeriksaan laboratorium belum ada update ke kita," ujarnya kepada TribunBanten.com, Selasa, (6/8/2024).
Hadiyani menjelaskan, autopsi dilakukan oleh petugas, dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).
"Prinsipnya adalah preventif, dikhawatirkan korban memiliki penyakit yang menular," ujarnya.
Hadiyani mengungkapkan, saat ini pihak keluarga sudah datang ke RSDP Banten.
"Perwakilan keluarga dikumpulkan oleh Polisi Perairan dan Udara (polairud) dan sudah datang kesini," ujarnya.
Hadiyani mengaku, belum bisa memastikan penyebab kematian dari keenam jenazah.
"Insyallah besok, hasil autopsinya sudah keluar dan akan kita update," ucapnya.
Adapun mengenai identitas dari jenazah, ia mengatakan berasal dari daerah yang berbeda-beda.
"Dari Banten 2 orang,lalu ada yang dari Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi, dan Bogor masing-masing satu orang," ujarnya.