Menurut Febri, ketika menghadapi musim hujan, kasus DBD cenderung meningkat dibandingkan biasanya.
Hal itu dikarenakan bahwa pada saat musim hujan, terdapat genangan air di beberapa tempat yang tanpa disadari bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Febri menyebut, proses pertumbuhan nyamuk aedes aegypti, dari telur hingga menjadi nyamuk 9-14 hari.
"Ini lah makanya kami minta agar meningkatkan kesadaran masyarakat dengan pemberantasan, sarang nyamuk dengan 3M menguras, mengubur dan menutup," ungkapnya.
Febri juga meminta masyarakat Cilegon untuk peka terhadap kebersihan lingkungan.
"Jadi bukan hanya di dalam rumah tapi di lingkungan juga harus peka, kalau ada air bergenang kita kuras, ada ban kita bakar atau kubur, dan bak mandi atau penampungan air jangan lupa dikuras minimal sekali dalam seminggu," tandasnya.
Untuk diketahui, dari jumlah sebanyak 951 kasus DBD di tahun 2024 tercatat ada 4 orang warga Cilegon meninggal akibat DBD.
Keempat orang itu berasal dari kecamatan Jombang hingga Ciwandan.