Sistem One Way dan Contraflow Jadi Andalan Korlantas Polri, Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran 2025

Editor: Ahmad Tajudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ARUS BALIK LEBARAN - Sistem One Way dan Contraflow Jadi Andalan Korlantas Polri, Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran 2025. Potret kepadatan lalu lintas terjadi di Gerbang Tol Tangerang-Merak, pada puncak arus mudik Lebaran 2024, Sabtu (6/4/2024).

TRIBUNBANTEN.COM - Dalam rangka menghadapi arus balik mudik Lebaran Idulfitri 1446 H/2025.

Pihak kepolisian telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi arus balik Lebaran 2025.

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Agus Suryonugroho menyampaikan, puncak arus balik diprediksi terjadi pada 5 hingga 7 April 2025.

Baca juga: Korlantas Polri Berlakukan One Way Arus Balik Mulai 6 April

Dalam kesempatan itu, Agus mengklaim bahwa pihaknya sudah memiliki gambaran jumlah kendaraan yang akan terlibat dalam arus balik.

Hal tersebut berdasarkan data kendaraan yang keluar dari Jakarta selama arus mudik.

Selama arus mudik, tercatat sekitar 2,1 juta kendaraan meninggalkan Jakarta. 

Tanpa rekayasa lalu lintas, jumlah kendaraan ini diperkirakan dapat menyebabkan kemacetan saat puncak arus balik.

"Kami telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi arus balik Lebaran 2025," ujar Agus dikutip dari Warta Kota, Jumat (4/4/2025).

Kakorlantas menambahkan, pihaknya telah menyusun skema rekayasa lalu lintas yang bertujuan memastikan arus balik berjalan tertib, aman, dan lancar. 

"Bapak Kapolri memerintahkan kepada kami untuk merumuskan cara bertindak pada saat arus balik. Tentunya, kami akan bekerja sama dengan semua stakeholder dalam mengelola rekayasa lalu lintas," lanjutnya.

Beberapa langkah yang akan diterapkan antara lain, pertama, penerapan sistem one way nasional. 

Rekayasa lalu lintas satu arah secara nasional akan diberlakukan mulai 6 April 2025, dimulai dari Gerbang Tol Kalikangkung.

Baca juga: Info Penting! Jalur Fungsional Tol Japek II Selatan Dibuka Mulai Hari Ini, Sambut Arus Balik Lebaran

Langkah kedua, penerapan contraflow jika volume kendaraan meningkat. 

Sistem contraflow ini akan diterapkan mulai dari Kilometer 70 hingga Kilometer 47 Tol Jakarta-Cikampek, dan dapat diperpanjang hingga Kilometer 36 jika diperlukan.

Strategi berikutnya adalah pemanfaatan jalan tol fungsional. Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan sepanjang 30 kilometer, dari Sadang hingga Cibatu, akan difungsikan untuk membantu mengurai kepadatan arus balik dari arah Bandung.

"Tentunya ini nanti akan melihat parameter-parameter  yang belakangan bangkitan arusnya seperti apa sehingga akan kita lakukan langkah-langkah yang tepat baik menganalisa di non tol arteri atau jalan nasional karena diberlakukan one way di non tol harus kita kelola dengan baik," pungkasnya. 


Sumber : WartaKotalive.com

Berita Terkini