Pupuk Kompos Produksi Desa Tegal Maja Serang Bersaing di Pasar Nasional, Kemasan 1 Kg Banyak Peminat

Ikhsan bilang, pupuk kompos itu dijadikan produk dalam program pupuk kompos Pak Bhabin dan sukses mengikuti ajang bergengsi nasional

|
Dokumen Kades Desa Tegal
Produk pupuk kompos produksi warga Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, ukuran kecil, banyak diminati. 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG-Produk pupuk kompos produksi warga Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, tembus pasar nasional. 

Kepala Desa Tegal Maja, Muhammad Ikhsan mengatakan, pembuatan pupuk kompos itu sebagai bentuk kreativitas masyarakat dan juga langkah untuk pemberdayaan masyarakat.

Ikhsan bilang, pupuk kompos itu dijadikan produk dalam program pupuk kompos Pak Bhabin dan telah sukses mengikuti ajang bergengsi nasional Agrinex 2025.

"Kami ingin membuktikan bahwa desa juga bisa berinovasi dan menghasilkan produk berkualitas nasional. Pupuk Pak Bhabin adalah hasil gotong royong warga Tegal Maja yang kami kembangkan dengan penuh semangat," ujar Muhammad Ikhsan kepada TribunBanten.com, Senin, (10/11/2025).

Dikatakan Ikhsan, pameran Agrinex 2025 mempertemukan lebih dari 140 pelaku usaha pertanian, perikanan, peternakan, dan teknologi hijau dari berbagai daerah di Indonesia.

Di antara ratusan peserta, kata Ikhsan, kehadiran pupuk kompos Pak Bhabin menarik perhatian pengunjung karena produk ini lahir dari desa kecil namun memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar nasional.

Pupuk kompos ini dibuat menggunakan kotoran kerbau.

Ikhsan menjelaskan, di Agrinex pihaknya menampilkan tiga varian unggulan. Yakni, Pupuk Pak Bhabin 10 Kg, Pupuk Padat, dan Pupuk Komposlite Premium. Ketiganya mendapat sambutan positif dari pelaku agribisnis dan akademisi yang hadir.

Keunggulan pupuk Pak Bhabin menurut Ikhsan, terletak pada campuran kompos dan perlite yang dirancang untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya serap air, sehingga hasil panen menjadi lebih optimal.

Perlite adalah media tanam yang bermanfaat bagi tanaman. Jenis media tanam ini merupakan batuan vulkanik hasil dari letusan gunung api.

Tak hanya itu, inovasi kemasan berukuran kecil 1 kilogram juga menjadi daya tarik bagi pelaku usaha tanaman hias dan urban farming.

"Kami menyesuaikan kemasan agar lebih praktis dan mudah digunakan. Harapan saya, produk ini bisa menjangkau lebih banyak petani maupun penghobi tanaman di seluruh Indonesia," kata Ikhsan.

Baca juga: Harga Terbaru Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Petani Kabupaten Serang Optimis Tingkatkan Produksi

Selain memimpin pengembangan pupuk organik, Muhammad Ikhsan juga turut mendorong masyarakat Tegal Maja mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi. 

Salah satu hasilnya adalah kerajinan tangan berbahan limbah kertas, yang juga ditampilkan di pameran Agrinex 2025.

Berkat ketekunan dan inovasinya, Ikhsan berhasil membawa desanya menuju kemandirian ekonomi berbasis lingkungan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved