Kepsek di Lebak Aniaya Siswa

Nasib 29 Guru SMAN 1 Cimarga Lebak, Ruang Kelas Sepi Tanpa Siswa, Buntut Adanya Aksi Mogok Sekolah

Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hari ini dalam kondisi kosong tanpa kehadiran para siswa, Selasa (14/10/2025). 

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Misbahudin
Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hari ini dalam kondisi kosong tanpa kehadiran para siswa, Selasa (14/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hari ini dalam kondisi kosong tanpa kehadiran para siswa, Selasa (14/10/2025). 

Sebagaimana diketahui, hari ini merupakan hari kedua para siswa melakukan mogok belajar sejak Senin (13/10/2025). 

Aksi tersebut buntut dugaan adanya penganiyaan terhadap salah satu siswa oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) pada Jumat (10/10/2025).

Menurut pantauan TribunBanten.com di sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, tampak tidak terlihat satu orang pun siswa yang masuk belajar.

Bahkan, 19 ruang kelas yang ada di sekolah tersebut juga terpantau kosong, dari jumlah 634 siswa yang ada.

Baca juga: KCD Dindik Lebak Bungkam, Soal Kasus Dugaan Penganiyaan di SMAN 1 Cimarga Hingga Siswa Mogok Sekolah

Terdapat 29 orang guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, namun mereka tidak melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasanya, lantaran para siswa tidak masuk. 

"Semuanya ada 29 guru di sekolah ini," ujar Dhea Najmilayali, saat ditemui di sekolah. 

Dhea mengatakan, meskipun para siswa tidak masuk sekolah, namun pihak guru menyediakan alternatif pembelajaran melalui daring. 

"Daring belajarnya, cuma kurang respons siswanya. Mungkin karena dampak hari Jumat itu," katanya. 

Sebagai seorang guru, Dhea mengaku sedih dengan kondisi yang terjadi di sekolahnya. 

Dhea mengaku sudah mengajak para siswa melalui grup WhatsApp untuk kembali masuk sekolah. 

"Ajakan sudah, cuma mereka tidak respons. Tapi kita masih terus berusaha," ujarnya. 

Pada saat ditanya, apakah ada orang tua siswa yang mengeluhkan anak-anaknya tidak masuk sekolah?

"Ada, paling mereka lewat komite sekolah nanyanya. Tidak langsung ke sekolah," katanya.

Dhea berharap, permasalahan yang terjadi bisa secepatnya selesai. 

"Mudah-mudahan bisa secepatnya selesai, karena kasian siswanya," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria buka suara, terkait dugaan kekerasan terhadap siswa, yang menyeret nama dirinya.

Dini dituding telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu anak muridnya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Korban berinisial ILP (17), saat ini masih duduk di bangku kelas XII. 

Baca juga: Siswa SMAN 1 Cimarga Kompak Mogok Sekolah, Buntut Adanya Isu Dugaan Penganiayaan Siswa oleh Kepsek

Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Dalam sebuah video yang diterima TribunBanten.com, Senin (13/10/2025) Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

Baca juga: Kepsek SMAN 1 Cimarga Akui Tampar Siswa yang Merokok di Sekolah, Bantah Lakukan Kekerasan Berat

Kronologi kejadian

ILP dalam kesempatannya mengakui merokok, tapi tidak di sekolah.

Ia menghisap rokok di warung dekat sekolah, pada Jumat (10/10/2025) pagi.

"Saya kaget waktu ketemu kepsek. Rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepala sekolah,” katanya, dikutip dari TribunBanten.com, Senin (13/10/2025).

Singkat cerita, Dini Fitria kemudian menyuruh ILP mencari rokok yang telah dihisapnya.

Kala itu ibu kepsek dalam kondisi marah sera memaki-maki ILP.

Tidak berhenti di situ, Dini Fitria juga melayangkan pukulan ke arah tubuh ILP.

"Beliau marah, nendang saya di bagian punggung, terus nampol saya di pipi kanan."

"Kepsek bilang g****k, a****g, terus nyuruh saya nyari rokok lagi, padahal udah enggak ada," tegas ILP.

 

Orang Tua Minta Ibu Kepsek Diberhentikan

Orang tua ILP, Tri Indah Alesti membenarkan telah terjadi penganiayaan kepada anaknya.

Ia mengaku tidak terima saat mengetahui kejadian yang menimpa ILP.

"Saya sebagai orang tua jelas sakit hati dan tidak terima anak saya ditempeleng dan ditendang di sekolah,” katanya.

Indah melanjutkan, pihaknya siap menempuh jalur hukum dengan melaporkan kepsek SMA Negeri 1 Cimarga ke Polres Lebak.

Ia juga mendesak Dinas Pendidikan turun tangan memberikan sanksi kepada Dini Fitria.

“Harapan saya, kepala sekolah itu diberhentikan. Kalau masih menjabat, anak saya bisa trauma dan takut masuk sekolah,” tandas dia.

Sementara itu, Dini Fitria mengaku khilaf saat mendapati siswanya itu merokok di dekat sekolah.

Ia dibuat kesal karena ILP tidak berkata jujur padahal sudah ketahuan merokok.

"Saya emosi, saya khilaf," katanya, dikutip dari kanal YouTube KABAR WILAYAH.

Dini Fitria menyesalkan kejadian ini berlarut-larut.

Menurutnya permasalahan tidak akan terjadi jika ILP jujur sedari awal.

"Cuma ngaku, ngaku mah beres (masalahnya)," tegasnya.

 

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved