Kepsek di Lebak Aniaya Siswa

Kasus Dugaan Kepsek SMAN 1 Cimarga Lebak Tampar Siswa, Orang Tua Harap KBM Aktif Lagi

Salah satu orang tua siswa sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, berharap sekolah bisa kembali berjalan.

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
Kompas.com
Kasus dugaan penganiayaan oleh oknum Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berbuntut panjang. 

Ringkasan Berita:
  • Kasus dugaan penganiayaan oleh oknum Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berbuntut panjang.
  • Orang tua siswa berharap kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa segera kembali normal agar anak-anak tidak tertinggal pelajaran.
  • Robiah mengaku tidak mengetahui secara pasti duduk perkara yang terjadi di sekolah. Namun, ia menegaskan menolak segala bentuk kekerasan terhadap siswa.

 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Kasus dugaan penganiayaan oleh oknum Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berbuntut panjang.

Akibat insiden tersebut, para siswa melakukan aksi mogok sekolah selama dua hari berturut-turut. 

Hingga Selasa (14/10/2025), suasana di lingkungan SMA Negeri 1 Cimarga tampak sepi tanpa aktivitas belajar mengajar.

Baca juga: Emosi Kepsek SMAN 1 Cimarga Lebak Disebut Kerap Meluap

Salah satu orang tua siswa, Robiah, warga Kampung Lebakbaru, Desa Cimarga, berharap kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa segera kembali normal agar anak-anak tidak tertinggal pelajaran.

“Harapannya, pengen sekolah lagi,” ujar Robiah saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/10/2025).

Ia mengatakan, anaknya tidak masuk sekolah karena mengikuti teman-temannya yang juga mogok.

“Anak saya mah ngikutin temennya. Kalau temennya nggak sekolah, ya anak saya ikut juga. Masa sendiri aja,” katanya.

Robiah mengaku tidak mengetahui secara pasti duduk perkara yang terjadi di sekolah. Namun, ia menegaskan menolak segala bentuk kekerasan terhadap siswa.

"Kalau ditampar sama orang lain tidak terima kan. Sama orang tua juga tidak ditampar, sama guru ditampar. Tidak boleh itu," katanya. 

“Harusnya ngomong baik-baik aja. Kalau ada yang merokok di sekolah, ya ditegur aja, jangan sampai main tangan,” sambungnya.

Sementara itu, anak Robiah yang berinisial SA mengaku tidak masuk sekolah karena ikut-ikutan teman.

“Cuma ngikut aja. Pengen sih sekolah, tapi nggak tahu masalahnya apa. Lihat yang lain nggak sekolah, ya saya ikut juga,” kata SA.

Ketika ditanya kapan akan kembali masuk sekolah, SA mengaku belum tahu.

“Nggak tahu. Pembelajaran daring juga nggak ikut, soalnya nggak pegang HP,” ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved