Kepsek Tampar Siswa Merokok
Momen Siswa dan Kepala SMAN 1 Cimarga Saling Memaafkan di Hadapan Gubernur Banten Andra Soni
Siswa SMAN 1 Cimarga, Indra, menyampaikan permintaan maaf kepada Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria.
Penulis: Muhamad Rifky Juliana | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhamad Rifky Juliana
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Siswa SMAN 1 Cimarga berinisial I, menyampaikan permintaan maaf kepada Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria usai peristiwa yang sempat menjadi perhatian publik.
Keduanya saling menyampaikan permintaan maaf dan bersepakat memaafkan satu sama lain.
Penyampaian permohonan maaf itu difasilitasi langsung oleh Gubernur Banten Andra Soni, di ruang kerjanya di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (15/10/2025).
Baca juga: Ruang Kelas Mulai Ramai, Siswa SMAN 1 Cimarga Kembali Belajar Normal, Pasca Dua Hari Mogok Sekolah
"Ibu, saya minta maaf karena sudah membuat kesalahan yang fatal," ujar I dengan nada penyesalan.
Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, juga menyampaikan permohonan maaf, dan harapan agar permasalahan tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Ibu maafkan, dan ibu juga minta maaf terkait kata-kata ibu."
"Semoga di hati Kamu lukanya nanti hilang," katanya.
Dini juga mengingatkan Indra agar meneladani pesan Gubernur Andra Soni.
Baca juga: Pengamat Pendidikan Kritik Keputusan Andra Soni Gegara Nonaktifan Kepsek SMAN 1 Cimarga
Dia juga mendoakan muridnya itu menjadi pribadi yang sukses.
"Pak Gubernur telah memberikan pengajaran tentang keikhlasan."
"Mudah-mudahan Indra bisa legowo, dan ibu doakan Indra sukses," ucap Dini.
Kronologi Kejadian
Diberitakan TribunBanten.com, Kepala SMA Negeri 1 Cimarga diduga telah menganiaya siswa kelas XII berinisial ILP (17).
Menurut pengakuan korban, kejadian bermula saat dirinya merokok di belakang warung yang berada di sekitar sekolah.
Namun, ia bertemu dengan kepsek yang langsung menegurnya.
"Saya kaget waktu ketemu kepsek. Rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepala sekolah," jelasnya melalui sambungan telepon, Sabtu (11/10/2025).
"Enggak ketemu-ketemu, lalu kepsek bilang saya bohong."
"Terus beliau marah, nendang saya di bagian punggung, terus nampol saya di pipi kanan," sambungnya.
Ia mengaku tidak hanya mengalami kekerasan fisik, tetapi juga mendapat makian dengan kata-kata kasar saat peristiwa itu terjadi.
"Kepsek bilang goblok, anjing, terus nyuruh saya nyari rokok lagi, padahal udah enggak ada," ujarnya.
Setelah itu, ILP kemudian dibawa ke ruang sekolah dan kembali dimarahi di hadapan beberapa guru.
"Beliau masih marah-marah, bilang kami enggak menghargai, dan katanya baru pertama kali marah sampai seperti itu," katanya.
Sementara itu, Dini Fitria buka suara terkait dugaan kekerasan yang menyeret namanya.
Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih.
Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.
"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.
"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya.
Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.
Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras.
"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.
Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.
"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya.
Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.
"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.
Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.
"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya.
Orang tua siswa bawa persoalan tersebut ke ranah hukum
Orang tua siswa ILP, Tri Indah Alesti menegaskan, bahwa dirinya tidak menerima dengan perlakuan Kepsek tersebut kepada anaknya.
Sehingga dirinya membawa persoalan tersebut ke ranah hukum dan melaporkannya ke Polres Lebak.
"Saya tidak ikhlas tidak ridho anak saya ditampar. Pokonya akan saya bawa ke jalur hukum, karena tidak terima," tegasnya kepada TribunBanten.com, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, alasan keluarga ingin membawa persoalan tersebut ke ranah hukum, agar tindakan oknum Kepsek kepada siswa tidak semena-mena.
"Agar tidak semena-mena aja," ujarnya.
Baca juga: Kasus Kepsek Tampar Siswa Perokok di SMAN 1 Cimarga, DPRD Banten Desak Investigasi Tak Berat Sebelah
Kepsek SMAN 1 Cimarga Sempat Dinonaktifkan oleh Gubernur Banten
Nasib Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria, kini dinonaktifkan sementara dari jabatannya.
Penonaktifan itu dilakukan atas perintah langsung dari Gubernur Banten, Andra Soni.
Keputusan ini diambil setelah Dini diduga menampar salah seorang siswa yang kedapatan merokok.
Persoalan ini pun tengah ramai dan viral di media sosial, pasca ratusan siswa di sekolah tersebut melakukan aksi mogok sekolah.
"Akan segera dinonaktifkan," ujar Andra kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Serang, Selasa (14/10/2025).
Ia juga menyarankan wartawan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai keputusan tersebut dari Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi, atau Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Banten, Lukman.
"Coba ke Pak Sekda itu lebih lengkapnya," tambah Andra sebelum meninggalkan wartawan.
Di lokasi yang sama, Sekda Banten, Deden Apriandhi mengaku telah melihat rekaman video yang menunjukkan insiden antara guru dan murid tersebut.
Untuk menindaklanjuti kejadian ini, Deden berencana memanggil pihak-pihak yang mengetahui peristiwa tersebut.
"Kemarin telah memerintahkan Pak Lukman selaku Plt Kadisdikbud untuk memanggil guru-guru untuk dimintai keterangan hari ini, dan mudah-mudahan nanti bisa kita tindaklanjuti," jelas Deden.
Deden menegaskan, jika dari hasil pemeriksaan terbukti terjadi tindak kekerasan, Pemprov Banten akan mengambil tindakan hukum kedisiplinan terhadap oknum guru tersebut.
"Kalau memang sampai ada tindakan kekerasan, mungkin pemberhentian," ujarnya.
Selama proses pemeriksaan berlangsung, Deden menambahkan, Pemprov Banten telah menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga untuk menjaga kondusivitas di sekolah dan mencegah aksi mogok siswa.
"Sambil melakukan pendalaman, kita akan menonaktifkan sementara dulu guru yang bersangkutan supaya clear," kata Deden.
| Soroti Kasus Viral di SMAN 1 Cimarga, Kak Seto : Pendidik Harus Mendidik, Bukan Menghardik |
|
|---|
| Sosok Ahmad Rifky, Ustaz Lancip Pemberi Umrah Gratis Kepala SMAN 1 Cimarga yang Tampar Siswa Perokok |
|
|---|
| Berkaca dari Kasus Viral di SMAN 1 Cimarga, UPTD PPA lebak Minta TPPK Diaktifkan Kembali di Sekolah |
|
|---|
| Dukungan ke Kepsek SMAN 1 Cimarga Dini Fitria Terus Mengalir, Bersyukur Dapat Umrah Gratis |
|
|---|
| UPTD PPA Lebak Periksa Kondisi Psikologis Siswa dan Kepsek SMAN 1 Cimarga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/siswa-dan-kepala-SMAN-1-Cimarga-saling-memanfaatkan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.