Sejarah Hari Jomblo Sedunia, Diperingati Setiap Tanggal 11 November

Berikut penjelasan tentang sejarah peringatan Hari Jomblo Seduni, yang diperingati setiap 11 November

Editor: Ahmad Tajudin
AI Gemini / Tribun Banten
HARI JOMBLO - Berikut penjelasan tentang sejarah peringatan Hari Jomblo Seduni, yang diperingati setiap 11 November. Gambar hasil buatan Ai Gemini. 

Transformasi menjadi festival belanja besar

Perubahan besar terjadi pada 2009 ketika Alibaba Group melihat potensi komersial dari momen ini. Perusahaan e-commerce raksasa tersebut menjadikan 11/11 sebagai hari diskon besar-besaran, atau yang kini dikenal sebagai ajang “Double 11”.

Mengutip dari Reuters, transaksi Singles’ Day pernah menyentuh 1,14 triliun yuan atau sekitar US$156 miliar hanya dalam satu hari.

Angka ini menjadikan Singles’ Day sebagai hari belanja terbesar di dunia, melampaui Black Friday dan Cyber Monday.

Popularitas Singles’ Day meluas ke berbagai negara Asia, termasuk Indonesia, seiring penetrasi platform e-commerce global.

Hari Jomblo Sedunia untuk dirayakan bukan diratapi

Mengutip dari The Straits Times, 11/11 membantu meredefinisi status lajang sebagai sesuatu yang perlu dirayakan, bukan diratapi.

Kini, selain ajang belanja, Hari Jomblo juga menjadi simbol gaya hidup modern, di mana self-love dan independensi menjadi nilai yang semakin dihargai, terutama di kalangan generasi muda.

Meski masih menjadi momen komersial besar, pertumbuhan penjualan 11/11 mulai melambat dalam beberapa tahun terakhir.

Reuters menyebut, konsumen semakin selektif dan kritis terhadap diskon, sementara pasar e-commerce di Tiongkok mulai mengalami kejenuhan.

Di sisi lain, beberapa pengamat gaya hidup menilai penting untuk menjaga makna awal Singles’ Day sebagai momentum refleksi diri, bukan sekadar festival konsumsi tahunan.

Dengan sejarah yang bermula dari tradisi kampus, Hari Jomblo Sedunia kini menjadi simbol kemandirian sekaligus fenomena belanja global.

Tanggal 11 November dapat dimaknai sebagai pengingat bahwa hidup sendiri bukan kekurangan, melainkan pilihan dan kesempatan untuk merawat diri, sekaligus melihat bagaimana budaya digital membentuk cara kita merayakan momen ini.

 

Sumber : Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved