Catat! Pertolongan Pertama Anak Keracunan Makanan, Jangan Panik : Ikuti Langkah Ini agar Tidak Fatal

Simak berikut ini informasi tentang cara melakukan pertolongan pertama apabila ada anak keracunan makanan.

Editor: Ahmad Tajudin
rahmat kurniawan/tribun jabar
GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap, keracunan massal MBG di Bandung Barat salah satunya disebabkan karena adanya SOP yang tidak dijalankan 

TRIBUNBANTEN.COM - Simak berikut ini informasi tentang cara melakukan pertolongan pertama apabila ada anak keracunan makanan.

Orang tua atau guru di sekolah perlu mengetahui beberapa langkah ini, supaya apabila ada kasus keracunan terjadi bisa langsung bertindak melakukan pertolongan pertama.

Informasi ini dirasa penting, dengan maraknya kasus keracunan yang tengah terjadi di sejumlah daerah saat ini terkait program makan bergizi gratis (MBG).

Baca juga: 41.866 Balita dan 4.685 Ibu Hamil di Kota Serang, Tercatat Terima Manfaat Program MBG

Pasalnya, kasus keracunan makanan massal yang menimpa ribuan anak setelah menyantap sajian program MBG beberapa waktu lalu menjadi pengingat penting bagi orang tua maupun sekolah.

Sebab keracunan makanan bukanlah kasus ringan.

Jika keracunan tidak ditangani dengan cepat, anak bisa mengalami dehidrasi parah hingga berujung fatal. 

Maka, pengetahuan tentang pertolongan pertama menjadi kunci yang menyelamatkan nyawa.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Yogi Prawira, Sp.A, Subs ETIA(K), menegaskan langkah sederhana dapat membantu pemulihan anak.

“Yang pertama adalah anak yang mengalami keracunan tadi diistirahatkan terlebih dahulu. Jangan beraktifitas dulu untuk membantu tubuhnya recovery atau perbaikan. Yang kedua, walaupun tadi muntah-muntah, tetap didorong untuk minum yang banyak,” ungkapnya pada media briefing, Kamis (25/9/2025).

Baca juga: Data Kasus Keracunan MBG di Indonesia Berbeda : Istana Sebut 5.000 Korban, JPPI Temukan 6.452 Siswa

Minum Sedikit-Sedikit, tapi Sering

Anak yang muntah dan mengalami diare berisiko besar kehilangan cairan.  Namun, bukan berarti anak harus dipaksa minum dalam jumlah banyak sekaligus. 

Menurut Yogi, cairan harus diberikan sedikit demi sedikit, tetapi sering.

“Bisa dengan air, bisa dengan oralit,” katanya.

 
Hal ini bertujuan agar cairan lebih mudah diterima tubuh tanpa memicu muntah lebih lanjut. 

Orang tua bisa menyiapkan larutan oralit atau cairan rehidrasi lain yang aman.

Asupan Makanan yang Tepat

Setelah muntah dan diare mulai mereda, anak tetap boleh makan. 

Namun, makanan harus dipilih yang lembut dan ramah untuk lambung. Bubur, pisang, atau roti menjadi pilihan tepat.

 
Sebaliknya, hindari makanan pedas, asam, atau berlemak. Begitu pula dengan susu atau minuman berkafein karena dapat memperparah gangguan pencernaan.

Baca juga: Program MBG di Banten Baru Capai 887 Ribu Penerima dari Target 2,5 Juta Pelajar

Obat Diare Tidak Disarankan

Banyak orang tua panik ketika anak diare lalu langsung memberikan obat penyetop diare. Padahal, menurut Yogi, hal itu justru berbahaya.

“Kalau kita berikan, yang terjadi adalah toksin atau bakteri, ataupun apapun tadi yang mengkontaminasi makanan-minuman, itu akan tertahan pengeluarannya dari tubuh, sehingga tidak disarankan,” tegasnya.

Tubuh secara alami berusaha mengeluarkan racun. 

Dengan menahan diare, racun bisa tetap berada dalam sistem pencernaan dan memperparah kondisi.

Waspadai Dehidrasi

Tanda-tanda dehidrasi harus dikenali sejak dini.

Mulut kering, anak terus meminta minum, berkemih sedikit dengan warna pekat, hingga tampak lemas adalah sinyal bahaya.

Jika kondisi semakin memburuk, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan, terutama jika disertai darah pada tinja, muntah terus-menerus, atau penurunan kesadaran.

Pengetahuan pertolongan pertama ini tidak hanya penting bagi orang tua, tapi juga guru di sekolah, petugas kantin, hingga tenaga dapur.

Mereka perlu tahu bagaimana langkah awal menangani anak yang tiba-tiba muntah atau diare setelah makan. 

Tindakan cepat bisa menjadi pembeda antara kasus ringan dan keadaan gawat darurat.

Kunci utamanya adalah memperhatikan asupan, menjaga kebersihan, dan tidak panik ketika gejala muncul. 

Dengan begitu, anak bisa tetap sehat meski sempat mengalami keracunan makanan.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved