Polisi Bantah Kakek Tarman Kabur Setelah Nikahi Gadis dengan Mahar Rp3 M: Bulan Madu

Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar, lantas menegaskan, bahwa kabar kaburnya Tarman tidak benar.

Editor: Vega Dhini
Kolase instagram
MAHAR 3 MILIAR - Pernikahan kakek 74 tahun dengan gadis muda 24 tahun di Pacitan viral karena mahar 3 miliar. 

Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar, lantas menegaskan, bahwa kabar kaburnya Tarman tidak benar.

“Setelah kami konfirmasi di lapangan, saudara T bersama istrinya saudari S, saat ini honeymoon di Purwantoro, Wonogiri,"  AKBP Ayub, diberitakan Kompas.com, Jumat (10/10/2025).

Ia memastikan informasi tersebut karena diperkuat dengan adanya video cal dari pihak keluargga perempuan.

2. Mahar asli

Polisi juga memastikan perihal isu mahar akad nikah berupa cek senilai Rp 3 miliar, yang disebut-sebut palsu.

“Kami menanyakan langsung ke pihak keluarga perempuan apakah merasa dirugikan dengan adanya cek Rp 3 miliar itu. Jawaban mereka jelas, tidak merasa dirugikan. Bahkan, mereka menyampaikan bahwa cek tersebut akan dicairkan,” terang Ayub.

3. Rekam jejak negatif Tarman

Pihak kepolisian melakukan pendekatan secara "soft approach" dan humanis untuk meredam keresahan warga.

Polisi juga memastikan tidak ada potensi tindak pidana di balik momen pernikahan Tarman dan Shela, yang menuai sorotan publik.

“Kami juga mengedukasi pihak keluarga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terang Ayub.

Meski demikian, polisi mengaku tetap waspada setelah mendapat informasi bahwa mempelai pria, saudara T, memiliki masa lalu yang kurang baik.

“Kami dapat informasi dari pihak keluarga perempuan bahwa saudara T memiliki rekam jejak negatif. Namun kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Setiap orang berhak berubah dan tidak boleh didiskriminasi,” terang Ayub.

4. Redakan kecemasan warga terhadap nasib mempelai wanita

Kapolres Pacitan juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, yang telah memberikan perhatian terhadap persoalan yang viral tersebut. 

Ia menilai, kehebohan publik bukan semata karena ingin ikut campur, tetapi bentuk kepedulian agar tidak ada warga Pacitan yang menjadi korban.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved