6 FAKTA Terbaru Erupsi Gunung Semeru: Status Awas hingga 187 Pendaki Berhasil Dievakuasi

Gunung Semeru erupsi dan status naik menjadi Level IV Awas. Sebanyak 187 pendaki berhasil dievakuasi, 1.131 warga mengungsi, dan 143 ternak mati

Editor: Abdul Rosid
BPBD
Gunung Semeru erupsi dan status naik menjadi Level IV Awas. Sebanyak 187 pendaki berhasil dievakuasi, 1.131 warga mengungsi, dan 143 ternak mati terdampak awan panas. Simak 6 fakta terbaru kondisi Semeru hari ini. 

TRIBUNBANTEN.COM - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025) pukul 14.13 WIB. 

Aktivitas vulkanik meningkat tajam hingga menyebabkan kenaikan status menjadi Level IV atau Awas.

Berdasarkan laporan pengamatan pada Kamis (20/11/2025) pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat 32 kali gempa guguran dan 25 kali gempa letusan. Aktivitas kegempaan menunjukkan peningkatan signifikan.

Berikut 6 fakta terbaru erupsi Gunung Semeru yang dirilis otoritas terkait.

Baca juga: Update Erupsi Semeru 19 November 2025: Status Naik ke Level Awas, Guguran Lava Mengancam

1. Status Gunung Semeru Naik ke Level IV atau Awas

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas Gunung Semeru ke Level IV atau Awas.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengatakan erupsi memicu luncuran awan panas secara beruntun dengan amplitudo maksimum 37 mm.

“Awan panas yang terjadi berlangsung secara beruntun, bukan kejadian tunggal,” ujarnya.

Ia menambahkan, intensitas gempa letusan, guguran lava pijar, dan gempa harmonik terus meningkat, terutama mengarah ke Sungai Besuk Kobokan.

2. 143 Ternak Warga Mati Akibat Erupsi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang mencatat 143 ternak warga mati akibat terdampak material erupsi.

Rinciannya:

4 ekor sapi

139 ekor kambing/domba

Kepala Bidang Peternakan, Endra Novianto, mengatakan ternak yang ditemukan mati akan segera dibakar untuk mencegah bau menyengat dan bakteri.

Pendataan lanjutan masih dilakukan untuk memastikan jumlah keseluruhan ternak terdampak.

3. Sebanyak 187 Pendaki di Gunung Semeru Berhasil Dievakuasi

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan 187 pendaki yang berada di area Ranu Kumbolo dalam keadaan aman.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menuturkan para pendaki mulai turun pada Kamis pagi dan dijadwalkan tiba kembali di Ranu Pani pada sore hari.

“Jumlah total pendaki mencapai 187 orang termasuk pemandu, porter, dan petugas, dan seluruhnya dalam kondisi aman,” ujarnya.

Ia memastikan para pendaki tidak terdampak langsung karena arah sebaran material erupsi bergerak ke selatan–tenggara, bukan ke sisi utara tempat Ranu Kumbolo berada.

4. Radius 20 Kilometer dari Puncak Dik osongkan

Tiga warga mengalami luka bakar akibat insiden di sekitar Jembatan Curahkobokan, Pronojiwo. Mereka adalah:

Normawati (42)

Hariyono (49)

Dimas (50)

Sebagian besar warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro telah mengungsi ke sekolah, balai desa, dan tempat ibadah.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, meminta masyarakat menjauhi area berbahaya.

“Kami minta masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 kilometer dari puncak,” tegasnya.

Ia juga mengimbau warga menjaga jarak minimal:

500 meter dari tepi sungai, dan

8 kilometer dari kawah

karena rawan awan panas dan lontaran material erupsi.

5. Lebih dari 1.000 Warga Mengungsi

Sebanyak 1.131 warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro mengungsi akibat peningkatan aktivitas Gunung Semeru.

Rinciannya:

806 jiwa di 7 lokasi pengungsian Kecamatan Pronojiwo

325 jiwa di 4 lokasi pengungsian Kecamatan Candipuro

Sekda Lumajang, Agus Triyono, menyebut jumlah pengungsi kemungkinan bertambah karena proses evakuasi masih berlangsung.

6. Puluhan Bangunan Rusak Parah

Material erupsi Semeru menyebabkan lebih dari 20 rumah rusak berat di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

Pantauan di lapangan menunjukkan:

Atap rumah ambruk

Dinding roboh

Beberapa bangunan rata dengan tanah

Puing kayu dan beton berserakan di sekitar permukiman warga.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved