Makan Bergizi Gratis

Cegah Kasus Keracunan Program MBG di Tangsel, Ini Strategi SPPG

Kasus keracunan makanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Banten menjadi sorotan.

|
Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan
Kepala SPPG Khusus Tangsel, Nindy Sabrina, saat ditemui di kantornya, Kamis (25/9/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Kasus keracunan makanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Banten, menjadi peristiwa yang menuai sorotan publik akhir-akhir ini.

Sebab berdasarkan data yang dihimpun oleh TribunBanten.com, terdapat ratusan siswa yang mengalami keracunan usai mengkonsumsi makanan MBG.

Rinciannya yaitu, 480 siswa di Kabupaten Pandeglang, 27 siswa si SMPN 1 Kramatwatu Kabupaten Serang, dan puluhan lainnya di beberapa sekolah di Kabupaten Serang.

Baca juga: SPPG Tangsel Perketat Standar Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Keracunan Siswa

Menganggapi maraknya kasus keracunan tersebut, Koordinator Wilayah (Korwil) Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tangerang Selatan, Nindy Sabrina mengaku, memiliki standar tinggi dalam memproduksi makanan dalam program MBG.

Ia mengatakan, dalam memasak makanan untuk program MBG, pihaknya sangat memperhatikan ketepatan waktu agar makanan tersebut tidak basi dan tetap aman untuk dikonsumsi para siswa.

Selain itu, kata Nindy, pihaknya juga melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menilai kelayakan dapur dan menu yang dimasak sebelum didistribusikan.

"Sebenarnya kan di masing-masing SPPG itu ada ahli gizi nya, tapi khusus di Tangsel kita juga bekerjasama dengan Dinkes untuk menentukan kelayakan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak," kata Nindy, saat ditemui di kantornya, Kamis (25/9/2025).

"Terus dari awal itu juga ada kunjungan dari Dinkes untuk menilai kelayakan dapur, dan nanti setiap menu pun yang kita akan implementasikan itu kita konsultasi dulu dengan Dinkes," sambungnya.

"Dan saya selaku Korwil ini cukup sering berdiskusi dan berkoordinasi dengan semua SPPG di Tangerang Selatan agar kita dapat memberikan makanan ke anak-anak itu tidak basi. Jadi semua alur prosedurnya itu kita samakan tidak hanya ahli gizi," jelasnya.

Tak hanya itu, Nindy menyebut, di Tangsel menu MBG yang disajikan kepada siswa bukan lah atas permintaan siswa, melainkan atas pertimbangan ahli gizi dan juga Dinkes.

"Jadi setelah semuanya oke, baru kita jalankan membuat menu yang dalam satu piringnya itu memiliki gizi seimbang. Artinya ada unsur karbohidratnya, ada lauk nabatinya, ada lauk hewaninya, ada sayur, dan ada buah nya juga," ucapnya.

"Dan untuk menu nya sendiri variatif ada  telur, daging, ikan, yang kita rolling setiap harinya supaya anak-anak tidak bosan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved