Dua Emak-emak Jadi Korban Perampokan, Ini Pengakuan Pelaku
Mereka berpura-pura membeli air isi ulang di rumah korban dan mengambil barang korban
TRIBUNBANTEN.COM - Suhartati luka lebam di wajah dan badannya.
Perempuan berusia 78 ini menjadi korban pemukulan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas).
Selain Suhartati, saudaranya, Siti Kisnani atau Nani, juga menjadi korban.
Nani mengatakan pencurian itu terjadi pada Minggu (12/4/2020).
Saat itu, hanya Nani dan Suhartati yang berada di rumah.
Nani sudah mengajak Suhartati masuk ke rumah, tetapi nenek itu memilih di luar sembari menunggu depot isi ulang air milik keluarga itu.
"Saya ingetkan dia (Suhartati) untuk diam di dalam saja karena saya mau cuci piring dulu. Tapi dia katanya memilih di luar saja takut ada yang beli air," kata Nani di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Rabu (29/5/2020).
Pada saat hendak mandi, Nani kaget mendengar teriakan Suhartati minta tolong di sekitar dapur.
Sontak Nani keluar kamar mandi dan melihat apa yang terjadi.
"Begitu saya keluar, saya dipukulin sama pelaku," kata Nani.
Nani dan Suharti mendapat perlakuan kekerasan dan ancaman.
Bahkan kepala Nani dibenturkan ke lantai hingga lehernya dicekik.
"Tapi alhamdulilah saya masih sehat, terus dia (pelaku) bilang, saya bunuh kamu," ujarnya.
Saat itu, Nani tak mengenali siapa pelaku karena tertutup helm dan masker yang dipakai.
Setelah mengambil ponsel milik korban, pelaku langsung melarikan diri.
Mendapatkan laporan itu, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Bandung kemudian melakukan penyelidikan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan, pencurian dan kekerasan ini terjadi di Jalan H Ir Djuanda, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya tim mendapatkan identitas yang mengarah pada pelaku bernama Agus Prayitno (28) dan Imam Sofyana (29).
Keduanya ditangkap pada Selasa (28/4/2020) sekitar pukul 17.40 WIB di Jalan PHH Mustofa.
"Karena melakukan perlawanan saat ditangkap, kami melakukan tindakan tegas terukur menembak kakinya," kata Ulung.
Dalam aksinya, pelaku curas ini menyamar dengan menutupi wajahnya dengan helm dan masker.
Mereka berpura-pura membeli air isi ulang di rumah korban dan mengambil barang korban.
"Namun, aksinya ini ketahuan korban sehingga melakukan kekerasan terhadap korban," ucap Ulung.
Korban dan pelaku Agus ini sebetulnya saling mengenal karena pelaku pernah bekerja di rumah korban.
"Pada saat kejadian dia nggak kenal korbannya. Pas ditangkap dan dikembangkan penyidik ternyata pelaku pernah kerja di rumah korban," kata Ulung.
Agus mengaku terpaksa melakukan pencurian itu karena terlilit utang pinjaman online.
"Sekitar Rp 9 juta utangnya di 5 aplikasi online," ujar Agus.
Setiap bulannya Agus harus menyicil utang sebesar Rp 1,5 juta, sementara ia belum mendapatkan pekerjaan tetap.
Bahkan mobil korban pun sempat ia gadaikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dia mengaku menganiaya korban karena panik mendengar teriakan Suhartati yang meminta tolong.
"Tadinya mau mencuri barang berharga yang lain tapi keburu kepergok korban, makanya yang kebawa cuma ponsel," ucap Agus.