Ahok Marah-marah, Disarankan Jangan Bikin Ribut, Erick Thohir Minta Fokus Benahi Internal Pertamina
Basuki Tjahaja Purnama, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) mencuri perhatian.
TRIBUNBANTEN, JAKARTA- Basuki Tjahaja Purnama, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) mencuri perhatian.
Hal ini setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu marah-marah menyoroti sejumlah hal di perusahaan berplat merah tersebut.
Presidium Gerakan Anak Negeri (GAN), Pedri Kasman, mengatakan Pertamina memang perlu dibenahi.
"Tapi, Ahok justru harus membenahi diri dulu. Jadi wajar jika kemudian Ahok justru bikin ribut di pertamina. Komut pertamina tidak ditugaskan untuk bikin ribut," ujar Presidium Gerakan Anak Negeri (GAN), Pedri Kasman kepada wartawan, Minggu (20/9).
• Ahok Usul Kementerian BUMN Dibubarkan, Terkejut Tata Kelola Buruk Hingga Hal Gila di Pertamina
• Ahok Marah-Marah, Usul Kementerian BUMN Dibubarkan, Kenapa Ya?
Dia menjelaskan, Komisaris dan dewan direksi Pertamina diamanatkan agar menjadi anak BUMN yang kompetitif. Mampu bersaing dengan perusahaan perusahan migas multinasional.
"Setelah Ahok jadi Komut, Pertamina malah rugi. Kenapa kemudian ribut di publik? Kerugian pertamina adalah tanggungjawab direksi dan komisaris, termasuk Ahok," tegas Pedri.
Gaya kepemimpinan Ahok, lanjutnya, tidak tepat untuk perbaiki pertamina dan BUMN besar lainnya.
Pedri menilai Ahok seharusnya tidak membuka borok Pertamina kepada publik dan menyelesaikan secara internal.
"Jadi Ahok salah ribut-ribut soal borok Pertamina. Harusnya diselesaikan secara profesional dengan SOP manajemen korporasi yang benar," tuturnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, Menteri BUMN Erick Thohir meminta Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk fokus membenahi masalah di internal perusahaan migas pelat merah itu.
Arya mengatakan, Erick sebelumnya sudah memanggil Ahok usai mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengkritik direksi Pertamina.
Menurut Arya, dalam pertemuan itu Erick hanya menanyakan kepada Ahok permasalahan yang sedang terjadi di Pertamina sehingga Ahok melayangkan kritik tersebut.
Setelah itu Erick meminta Ahok membenahi internal Pertamina karena ia bagian dari sistem di perusahaan migas pelat merah itu.
"Cuma diingatkan Pak Erick, supaya Pak Ahok kan Komut (komisaris utama). Sebagai Komut dia punya kewenangan di internal Pertamina. Jadi dia bisa menyelesaikannya di internal. Karena beliau punya wewenangnya di sana," kata Arya dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Medcom.id, Minggu (20/9/2020).
"Dan beliau pengawas di situ. Dan beliau punya hak untuk memanggil rapat semua direksi semua. Jadi kalau dia merasa ada yang tidak benar harus dibenarkan. Komut kan tugasnya itu," lanjut Arya.
• Ahok Usul Kementerian BUMN Dibubarkan, Terkejut Tata Kelola Buruk Hingga Hal Gila di Pertamina
• Pemerintah akan Hapus Premium dan Pertalite, Dirut Pertamina Beri Alasan Ini
Lebih lanjut Arya mengatakan, Erick juga meminta Ahok mendukung dan menjalankan konsep-konsep yang disusun Kementerian BUMN dalam mengembangkan Pertamina.
Arya menambahkan, pada intinya kritik dari Ahok bagus untuk Pertamina.
Hanya, Erick meminta kritik tersebut direalisasikan dalam upaya pembenahan di internal Pertamina.
"Kontennya kan bagus lah. Kritik Pertamina di internalnya kan bagus. Itu kan kontennya baik. Itu yang kita lihat. Kemarin kritik beliau bagi Pak Erick masukan mengenai internal Pertamina," kata Arya.
"Cuma diingatkan Pak Erick supaya Pak Ahok kan Komut. Sebagai Komut dia punya kewenangan di internal Pertamina," lanjut Arya.
Sebelumnya, Ahok menyindir Pertamina terkait akuisisi sumur minyak di luar negeri dari utang.
Selain itu, Ahok berujar, contoh temuannya yang lain soal ketidakefisienan Pertamina yakni soal pembangunan kilang minyak.
Dirinya masih meminta penjelasan kenapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun.
Padahal, lanjut dia, sudah ada beberapa investor yang serius patungan bisnis dengan Pertamina.
"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama, kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit," ujar Ahok.
Ahok membeberkan bahwa posisinya di Pertamina juga sering kali dipermasalahkan.
Alasannya, karena keberadaannya mengganggu keharmonisan dalam perusahaan.
"Cuma saya emosi juga kemarin. Mereka lagi mancing saya emosi, saya emosi laporin presiden apa? Ahok mengganggu keharmonisan," kata dia lagi.
Banyak praktik tata kelola Pertamina yang, menurut dia, sangat tidak efisien.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menyinggung soal gaji di Pertamina yang baginya tidak masuk akal dalam pengelolaan perusahaan.
Dia menemukan, seorang pejabat Pertamina masih menerima gaji meskipun jelas-jelas sudah dicopot dari jabatannya.
"Tapi, masa (jabatan) dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, enggak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tukas Ahok.
Contoh lain, lanjut Ahok, jabatan direksi dan komisaris sangat kental dengan lobi-lobi politis dan bagi-bagi jabatan.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya, lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.
• Pertamina Pastikan Ketersediaan BBM dan LPG untuk Wilayah Banten-DKI-Jabar Saat Libur Panjang
• Di Rumah Aja, Perlu BBM atau LPG? Hubungi Pertamina Call Center 135
Ahok sebelumnya telah dipanggil oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengklarifikasi pernyataannya di YouTube POIN terkait kebobrokan perusahaan migas itu pada, Rabu (16/9/2020) lalu.
Namun, menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, hal itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Apalagi, tidak terdengar teguran dari mantan ketua TKN Jokowi-Ma’ruf itu untuk Ahok.
"Akhirnya Erick pun enggak berani sama Ahok. Karena Erick mungkin juga tahu Ahok titipan siapa?" kata Direktur eksekutif Voxpol Center, Research and Consulting itu kepada wartawan, Sabtu (19/9).
Sebelumnya, kinerja Ahok mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi energi,Eddy Soeparno. Menurut Eddy, langkah Ahok tersebut dinilai tidak tepat.
"Menurut pandangan kami, apa yang dilakukan Pak Ahok tentu tidak tepat, tidak pas. Sampai mengumumkan atau mempublikasikan permasalahan di internal Pertamina itu kepada pihak luar, terutama kepada masyarakat umum melalui media," kata Eddy Soeparno kepada wartawan, Rabu (16/9).
Idealnya, lanjut Eddy, persoalan yang ada diselesaikan melalui mekanisme internal Pertamina. Artinya, hasil rapat direksi ataupun komisaris seharusnya tidak diungkap ke publik.
"Memanggil direksi melalui rapat komisaris dan direksi dan menyampaikan keluhan-keluhan tersebut. Hasil temuan hasil rapat itu adalah khusus konsumsi internal dari Perseroan, tidak boleh dipublikasikan. Karena Pertamina merupakan perusahaan tertutup. Dan rapat-rapat tersebut saya yakin adalah rapat-rapat tertutup," terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Minta Ahok Fokus Benahi Masalah Internal Pertamina"