BMKG Beri Penjelasan: Potensi Tsunami 20 Meter untuk Dorong Mitigasi, Bukan Picu Kepanikan
Dwikorita berkata, sejak tahun 2008, pemerintah Indonesia telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami akibat gempa bumi megathrust
Masyarakat juga diminta agar jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana.
Daryono mengungkapkan terkadang ada media yang menyajikan berita yang tidak utuh dalam mengutip narasumber, sehingga muncul berita sepotong-sepotong yang akhirnya menimbulkan salah persepsi di tengah-tengah masyarakat.
"Waspada harus, tapi jangan takut dan panik hasil itu. Potensinya ada, tapi kapan nggak tahu. Cucu kita juga belum tentu. Mari bersama kita akhiri kepanikan ini dan kini saatnya bersama-sama menata mitigas," tukasnya.
Riset ITB: Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa

Sebelumya, hasil riset terkait potensi tsunami mencapai ketinggian 20 meter di Selatan Pulau Jawa yang viral tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report, Kamis (17/9/2020).
Penulis pertama dalam riset tersebut adalah Sri Widyantoro dari Global Geophysics Research Group, ITB.
Tim peneliti lainnya terdiri dari Endra Gunawan, A Muhari, N Rawlinson, J mori, NR Hanifa, S Susilo, P Suspendi, H A Shiddiqi, AD Nugraha, dan HE Putra.
Riset tersebut dimulai sejak 5 tahun yang lau, menyusul pemodelan potensi bencana gempa bumi di zona subduksi di sepanjang selatan Jawa berbasis analisis multi-hazard dan multi-data untuk pengurangan risiko atau mitigasi bencana.
Seperti diwartakan, Jumat (25/9/2020), Endra salah satu peneliti riset itu menyampaikan potensi tsunami dan gempa besar di selatan Jawa berasal dari analisis data GPS dan data gempa yang terekam.
Berdasarkan data GPS menunjukkan adanya zona sepi gempa.
Artinya, bisa jadi zona itu mungkin hanya terjadi pergerakan pelan-pelan, sehingga gempa tidak terjadi, atau sebaliknya terjadi locking, daerah itu terkunci sehingga tidak dapat bergerak.
"Karena gempa itu siklus, maka ada saatnya di mana di wilayah itu ada pengumpulan energi, lalu akan melepaskan saat gempa," ungkap Endra.
Lebih lanjut Endra mengatakan, kalau seandainya wilayah-wilayah tersebut terjadi gempa dalam waktu bersamaan, maka worst case (skenario terburuk) menunjukkan akan adanya potensi gempa hingga M 9,1.
"Kemudian dari informasi tersebut, kami memodelkan potensi tsunaminya, dan muncullah (potensi tsunami) 20 meter di Jawa bagian barat, dan 10 meter di Jawa bagian tengah dan timur," ungkap dosen Teknis Geofisika ITB ini.
Endra menegaskan bahwa dalam studi ini tidak bicara tentang prediksi kapan gempa besar itu akan terjadi. Sains atau peneliti manapun, kata dia, hingga saat ini tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi waktu terjadinya gempa bumi tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Potensi Tsunami 20 Meter untuk Dorong Mitigasi, Bukan Picu Kepanikan", dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Warga Harus Akhiri Kepanikan Potensi Tsunami dan Gempa Megathrust",