Profil Veronika Dian Faradisa, Perempuan Perbatasan dan Aktris Terbaik yang Memimpin Humas Untirta
Berbekal pengalamannya di dunia seni dan jurnalistik, dia menyajikan konten humas yang menggali nilai art, culture, dan humanism.
Penulis: Agung Yulianto Wibowo | Editor: Agung Yulianto Wibowo
BARU setahun menjabat Kasubag Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Veronika Dian Faradisa membawa timnya masuk 5 besar Anugerah Humas Dikti (AHD) 2020.
Selain itu, tahun ini Humas Untirta juga masuk sebagai badan publik Perguruan Tinggi Negeri Menuju Informatif.
Dia mengaku menggunakan sisi kreativitas yang lain untuk meraih penghargaan bergengsi di kalangan humas perguruan tinggi di Tanah Air itu.
"Kami bekerja secara normatif, karena saya punya darah seni ada warna yang lain dalam sajian publikasi dan informasinya. Kami sedang menanti pengumuman Anugerah Humas Dikti, sudah presentasi di hadapan dewan juri. Semoga masuk 3 besar dan juara” ujarnya kepada TribunBanten.com di Untirta, Selasa (8/12/2020).
Sebelum menjadi pegawai negeri sipil (PNS), perempuan yang akrab disapa Vero atau Dian ini menghabiskan masa mudanya dengan bergelut di dunia seni peran teater.
Baca juga: Untirta Best New Participating UI GreenMetric 2020, Rektor: Dari Banten untuk Indonesia dan Dunia
Baca juga: Profil Fatah Sulaiman, Rektor Untirta yang Gemar Membikin Puisi untuk Mengasah Otak Kanan
Baca juga: Untirta Bangun Kampus Rp 600 Miliar, Usung Filosofi Kejayaan Kerajaan Banten
Bahkan, dia mengaku tidak pernah sekali pun bercita-cita dan membayangkan untuk menjadi PNS.
Dian sudah tertarik dunia seni peran dan sastra sejak kecil.
Di usia 15 tahun, ibu dari tiga anak ini sudah menjadi aktris teater panggung di Serang dan Bandung.
“Saat berusia 17 tahun pada 1994, saya menjadi nominator aktris terbaik Pasanggiri Drama Basa Sunda II di Bandung,” ucap perempuan berkerudung ini.
Pada 9 September 1999, dia menjadi Aktris Terbaik Peksiminas IV se-Jawa Barat di Bandung.
“Masa muda saya berkesan, bermakna, dan tidak bisa terulang. Saya adalah perempuan yang beruntung karena diberi takdir terjun berkesenian. Tidak pernah terlintas menjadi seorang PNS. Pikiran saya hanya berkesenian total waktu itu,” katanya.
Di masa remajanya, Dian berpindah dari panggung satu ke panggung yang lain untuk mengisi kantong seni teater kampus.
Bukan kampus saja, Dian juga pernah bekerja sama dengan Pemkab Serang untuk program santri raksa desa.
Dia manggung ke desa-desa sewaktu aktif di komunitas Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) bersama Jagat Teater dan sastra.
Di tempat tinggalnya, Dian mendirikan Gelanggang Faradisa, dengan harapan warga setempat mengenal beragam kesenian, khususnya teater dan sastra.
