Kisah Menyayat Hati Seorang Ibu Tinggal di Gubuk Reyot Merawat 2 Anaknya Lumpuh dan Ditinggal Suami
Gubuk tempat tinggal ibu itu hanya ditopang beberapa tiang penyangga seadanya dan beratapkan alang dan nyaris tanpa dinding.
TRIBUNBANTEN.COM - Pemandangan memprihatinkan begitu awak media mendatangi tempat tinggal seorang ibu bernama Regina Deta Karere (38) di Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Bagaimana tidak? Bangunan yang ditempati Regina bukan sebuah rumah pada umumnya, melainkan gubuk reyot yang tidak layak huni.
Gubuk dengan model rumah panggung itu memiliki luas hanya 4x5 meter persegi.
Gubuk tempat tinggal ibu itu hanya ditopang beberapa tiang penyangga seadanya dan beratapkan alang dan nyaris tanpa dinding.
Dua lembar gedek dan beberapa papan lapuk ditempel seadanya menjadi dinding darurat.
Saat malam tiba atau ketika hujan turun, tak banyak yang bisa mereka lakukan selain merasakan kedinginan setiap hari.
Baca juga: Cerita Nenek Sukarni Tinggal di Gubuk Reyot Tangerang, Kerap Ngungsi ke Masjid karena Takut Roboh
Baca juga: Satu Keluarga Tinggal di Gubuk di Tepi Laut, Tiap Malam Ditemani Air Pasang
Rawat Dua Anaknya yang Lumpuh

Tidak hanya rumahnya yang tidak layak huni, Regina juga masih harus menanggung dua anaknya yang mengalami lumpuh.
Putra sulungnya, Dominggus Japa Loka (17) terlihat hanya terbaring lemas di atas lantai bambu gubuk tersebut.
Badannya sangat kurus dan terlihat seperti tinggal kulit pembungkus tulang.
Menurut Regina, ia mengalami lumpuh sejak usia 10 tahun.
Kejadian berawal saat anaknya tersebut jatuh dari sepeda.
Meski tidak mengalami cedera, namun beberapa bulan kemudian anaknya tersebut merasakan gatal pada telapak kakinya.
Setelah itu, anaknya mendadak tidak bisa berjalan hingga saat ini.
"Pertama kali dulu dia jatuh dari sepeda, waktu dia sudah umur 10 tahun," ungkap Regina, Minggu (6/12/2020).