5 Fakta Ibu Hamil Meninggal saat Akan Melahirkan, Ditolak 7 Rumah Sakit Karena Tak Ada Hasil Rapid

Nahas nian nasib Hartina, seorang ibu hamil asal Balimbing, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang meninggal saat akan melahirkan dan ditolak 7 RS

Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
surabaya.tribunnews.com/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi - Sejumlah ibu hamil saat mengikuti tes swab khusus untuk ibu hamil di Gelora Pancasila, Selasa (21/7/2020). 

TRIBUNBANTEN.COM - Nahas nian nasib Hartina, seorang ibu hamil asal Balimbing, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang meninggal saat akan melahirkan.

Hartina meninggal dunia bersama janin bayi yang dikandungnya pada Rabu (9/12/2020).

Bukan tanpa sebab, Hartina meninggal setelah kondisinya melemah dan diduga ditolak oleh 7 rumah sakit saat ingin melahirkan.

Salah satu alasannya karena Hartina tidak memiliki hasil tes rapid.

Berikut 5 fakta soal Hartina, ibu hamil yang meninggal setelah ditolak 7 rumah sakit, dirangkum TribunBanten.com dari Kompas.com:

Baca juga: Puluhan Kambing Mati Hebohkan Warga Kuningan, Saksi Sempat Lihat Makhluk Penghisap Darah

Baca juga: Beredar Foto Habib Rizieq Jadi Imam Saat Shalat Berjamaah Bareng Polisi di Polda Metro Jaya

1. Tak Ada Hasil Rapid

Dikutip dari Kompas.com, seorang anggota keluarga Hartini, Haerul menceritakan kalau Hartini sempat dibawa ke Puskesmas Bontobangun saat aakan melahirkan.

Namun setelah itu, pihak Puskesmas merujuk Hartini ke RSUD Bantaeng karena kondisi kesehatannya menurun.

"Awalnya Bu Hartina diantar ke Puskesmas Bontobangun Bulukumba, lalu dirujuk ke RSUD Bantaeng. Tapi baru di pintu masuk RSUD Bantaeng, sudah ditolak. Akhirnya dibawa ke RS Jeneponto dan RS Takalar, namun kembali ditolak," kata Haerul saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (12/12/2020) seperti dikutip Tribunnews.

Keluarga kemudian membawa Hartina ke RS Jeneponto dan RS Takalar. Lagi-lag-lagi Hartina ditolak pihak rumah sakit.

Hartina lalu dilarikan ke RS Labuang Baji Makassar dan lagi-lagi ditolak karena tidak ada hasil rapid test.

2. Ditolak 7 Rumah Sakit

Setelah ditolak dari RSUD Bantaeng, RS Jeneponto, RS Talakar, RS Labuang Baji Makassar, keluarga memutuskan membawa ke RS Kartini dan RS Ananda, namun kembali ditolak.

"Karena ditolak di rumah sakit daerah, makanya ke RS Labuang Baji Makassar. Tapi ditolak lagi karena tidak ada hasil rapid test. Lalu dilarikan ke RS Kartini, ditolak karena tidak ada ICU, dan dilarikan ke RS Ananda, ditolak lagi," kata dia.

Keluarga tak patah arang, mereka membawa Hartina ke RS Pelamonia.

Baca juga: Bawaslu: Tiga Panitia Pemilihan Kecamatan di Tangsel Tak Gunakan Sirekap Saat Rekapitulasi Tungsura

Baca juga: Cara Gampang Agar Tak Masuk Grup Whatsapp Secara Tiba-Tiba saat Diundang Orang Tak Dikenal

Menurut Haerul, di rumah sakit tersebut Hartina mendapatkan pertolongan pertama.

Namun pertolongan dilakukan saat Hartina berada di dalam ambulans yakni dengan memberikan oksigen dan suntikan anti kejang.

Di RS Pelemonia, Hartina tidak diturunkan ke ruangan.

Terakhir, Hartina dibawa ke RS Wahidin.

Sesaat setelah dipindahkan ke ruangan bersalin, Hartina menghembuskan napas terakhir.

Ia menyebut ada tujuh rumah sakit yang menolak Hartina yakni RSUD Bantaeng, RSUD Jeneponto, RSUD Takalar, RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamonia.

3. Kejang dan Semakin Melemah

Saat tiba di rumah sakit terakhir, kondisi Hartina sudah memburuk. Hartini kejang-kejang dan kondisi tekanan darah tinggi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Sub Bagian Humas RS Wahidin, Aulia.

Ia mengatakan Hartina tiba di RS Wahidin pada Rabu malam sekitar pukul 20.45 Wita.

Petugas langsung memasang oksigen, pemasangan gudel, pemeriksaan tanda vital, USG, pasang monitor, resusitasi jantung oleh tim codeblue.

"Namun kondisi pasien terus memburuk dan akhirnya dinyatakan meninggal jam 20.58 Wita," kata Aulia.

4. Jawaban Rumah Sakit

Sementara itu Manajer Pelayanan Medis RS Ananda, Fira mengatakan pihaknya tidak memiliki fasilitas intensive care yang memadai untuk Hartina.

Menurutnya saat tiba di RS Ananda, Hartina dalam kondisi darah tinggi serta kejang.

Ia menyebut, kondisi tersebut berlangsung sejak Hartina dibawa dari Puskesmas di Bulukumba hingga perjalanan ke Makassar.

"Ketika pasien tiba di RS Ananda, dokter datang memeriksa di mobil dan didapatkanlah kondisi pasien dengan kesadaran menurun, napas mulai dalam. Dan kalau begini, sudah butuh perawatan intensive care yang lebih bagus," ujar dokter Fira saat dihubungi dikutip dari Kompas.com.

Selain tak memiliki fasilitas intensive care, Fira menyebut RS Ananda adalah rumah sakit tipe C.

Dengan alasan tersebut, Hartina diarahkan ke RS Labuang Baji.

5. Bantah Ada Pasien Bernama Hartina

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Bantaeng, dokter Hikmawati membantah kedatangan pasien Hartina.

"Kami telah telusuri di sistem informasi, tidak ada pasien yang masuk atas nama Hartina. Jika mendapat penanganan awal, pasti didata ke sistem," kata Hikmawati.

Hal yang sama disampaikan pihak RSUD Jeneponto. Pihak rumah sakit membantah soal kedatangan pasien Hartina.

Kompas.com berusaha menghubungi RSUD Takalar, RS Kartini, RS Labuang Baji dan RS Plamonia.

Tetapi, hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari pihak rumah sakit.

(Kompas.com/Nurwahidah)

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved