Sepanjang 2020, Bencana Alam Terjadi di Lebak, Ribuan Warga Ngungsi, Kerugian Hingga Rp 100 Miliar
Selama tahun 2020, telah terjadi bencana alam di wilayah Kabupaten Lebak.
Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Glery Lazuardi
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Rizki Asdiarman
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Selama tahun 2020, telah terjadi bencana alam di wilayah Kabupaten Lebak.
Bencana alam itu mengakibatkan ratusan rumah warga dan puluhan infrastuktur mengalami kerusakan berat hingga roboh terbawa arus sungai.
"Banjir dan longsor awal 2020 mengakibatkan ribuan warga di Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Lebak Gedong dan Cimarga tinggal di pengungsian," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rezky Pratama, saat dihubungi pada Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Pencarian 2 Penambang Ilegal yang Tertimbun Longsor di Lebak, Petugas Hanya Temukan Tulang Belakang
Dia menjelaskan, bencana alam itu mengakibatkan kerugian material mencapai Rp 100 miliar.
Selain dari kerugian materil bencana alam awal 2020 itu menyebabkan sembilan orang dilaporkan meninggal dunia.
Sedangkan pada awal bulan Desember 2020, kata dia, bencana alam yang terjadi di kabupaten Lebak itu mencapai Rp 2,5 miliar lebih.
"Kerugian akibat banjir dan longsor yang terjadi Desember 2020 di sejumlah kecamatan di Lebak sebesar Rp 2,5 miliar lebih terdiri dari kerusakan jembatan dan infrastruktur jalan," ucapnya.
Ia menyebutkan, beberapa infrastruktur jembatan rusak, bahkan putus.
"Ada sekitar empat unit jembatan yang mengalami kerusakan tersebar di empat kecamatan diantaranya Kecamatan Cipanas, Kalanganyar, Bayah dan Cimarga," katanya.
Baca juga: Kabupaten Lebak Ditimpa Bencana Banjir dan Longsor, Sejumlah Wilayah Gelap Gulita
Kerugian untuk empat jembatan tersebut mencapai sekitar Rp 1,4 miliar lebih.
Sedangkan untuk kerusakan infrastruktur jalan terdapat di 22 titik tersebar di tujuh kecamatan.
"Gunungkencana terdapat enam titik jalan rusak terdiri dari jalan kabupaten dan desa," ucapnya.
Sedangkan di Leuwidamar terdapat enam titik kerusakan akibat longsor semuanya ruas jalan kabupaten.
"Untuk Cimarga dua titik kerusakan dijalan kabupaten, Cikulur dua titik jalan kabupaten, Cileles tiga titik kerusakan diruas jalan kabupaten dan desa," katanya
Dan untuk Wanasalam dua titik jalan kabupaten dan desa serta di Bojongmanik satu titik kerusakan di jalan milik kabupaten.
Kerugian ruas jalan yang rusak kata dia, sekitar Rp 1 miliar lebih.
"Total seluruh kerugian baik dari kerusakan jembatan dan jalan semuanya sekitar Rp 2,5 miliar,” jelasnya.
Baca juga: Kabupaten Lebak Dilanda Banjir dan Longsor, 1 Orang Tewas Terbawa Hanyut
Sedangkan kata dia, daerah rawan bencana alam di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Warunggunung, Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Muncang, Sobang, Cileles, Cikulur, Malingping, Wanasalam dan Cihara.
Begitu juga Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Cimarga, Maja, Curugbitung, Cigemblong, Bayah, Cilograng, Banjarsari, Cijaku dan Gunungkencana.
Oleh sebab itu, BPBD Kabupaten Lebak meminta masyarakat mewaspadai bencana banjir dan longsor menyusul curah hujan di daerah itu cukup tinggi.
"Kewaspadaan itu dapat mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar," katanya.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di daerah rawan bencana alam mencapai ribuan kepala keluarga terutama yang bermukim di sekitar aliran sungai dan perbukitan di kaki Gunung Salak.
"Biasanya, di daerah itu jika curah hujan tinggi sangat berpotensi bencana banjir bandang, banjir dan longsor, terlebih saat ini menghadapi fenomena La Nina," katanya.
"Kami selama 24 jam secara bergantian di Posko Utama untuk melayani evakuasi dan menyiapkan persediaan logistik untuk warga jika terjadi bencana alam," tutupnya.
Baca juga: 200 Rumah Terdampak Banjir dan Longsor di Kabupaten Lebak