Setelah Dikeluarkan, Begini Nasib 5 Siswi TikTok-an Injak-injak Rapor Saat ini

BB, Satu dari lima siswi yang menginjak rapor mengaku menyesali perbuatan yang telah dilakukannya.

Editor: Abdul Qodir
Istimewa/Kompas.com
Salah satu adegan dalam video tiktok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut 

TRIBUNBANTEN.COM - Sejumlah guru SMPN 1 Suela, Lombok Timur, sempat kesal melihat kelakuan 5 siswi mereka yang baru duduk di kelas 7 atau kelas 1 SMP menginjak-injak rapor dalam video TikTok.

Mereka menilai, tindakan itu adalah penghinaan terhadap sekolah dan tidak menghargai guru yang telah susah payah mengisi rapor.

Sekolah mengetahui tentang video itu dari rekan kelima siswa tersebut. Masalah itu langsung dibicarakan dengan kepala SMPN 1 Suela dan dewan guru.

Pada Sabtu sore, pihak sekolah langsung membuat surat panggilan kepada wali lima siswi tersebut pada Minggu (20/12/2020) agar datang ke sekolah pada Senin (21/12/2020).

Hasil rapat dewan guru memutuskan bahwa kelima siswi yang baru 6 bulan duduk di kelas 7 sekolah itu akan dikembalikan kepada orangtuanya.

Masalah kelima siswi SMPN 1 Suela diketahui Perwakilan Ombudsman RI wilayah NTB.

Pada Rabu (23/12/2020), Perwakilan Ombudsman RI wilayah NTB mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Timur.

Lembaga negara pengawas pelayanan publik itu ingin memastikan bahwa 5 siswi SMPN 1 Suela yang dikeluarkan tetap bisa bersekolah seperti biasa setelah liburan semester berakhir.

Asisten Ombudsman Perwakilan NTB Bidang Penyelesaian Laporan, Sahabuddin, menggelar pertemuan tertutup dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Suela, Kasri dan Sekretaris Dikbud Lombok Timur, As’ad di Kantor Diknas Lombok Timur.

"Kami datang kemari bicara dan duduk bersama dengan pihak Dinas Pendidikan Lombok Timur, Kepala Sekolah SMPN 1 Suela, memastikan nasib 5 anak anak kita yang sempat bermasalah karena TikTok yang mereka buat menyingung pihak sekolah, kita pastikan mereka tetap menjadi siswa di SMPN 1 Suela," kata Sahabuddin, usai pertemuan tertutup, Rabu.

Baca juga: Janji Ratu Tatu Bila Terpilih Lagi Jadi Bupati Serang, Beasiswa dari SD Sampai Kuliah

Baca juga: Berawal dari Batuk, Terungkap 179 Siswa SMK di Jateng Positif Covid-19, Pembelajaran Dihentikan

Sahabuddin mengatakan bahwa kelima siswi tersebut, Bb, Sl, Fn, Mr dan Rn adalah korban media sosial, karena itu dibutuhkan peran orangtua dan guru dan semua pihak untuk selalu mengawasi mereka saat mengunakan handphone, apalagi dalam sistem belajar daring di masa pandemi ini.

Ombudsman juga berharap penyelenggara  pendidikan untuk merujuk kembali peraturan pemerintah nomor 17 tahin 2010, bahwa ada fungsi dan tujuan pendidikan dasar membina karakter anak.

Sekolah tak boleh intimidasi 5 siswa

Sahabuddin, Asisten Ombudsman Perwakilan NTB Bidang Penyelesaian Laporan (pakai topi) bersama Sekertaris Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Asad (seragam putih) usai melakukan pertemuan tertutup membicarakan kasus lima siswi TikTok injak rapor, Rabu (23/12/2020).
Sahabuddin, Asisten Ombudsman Perwakilan NTB Bidang Penyelesaian Laporan (pakai topi) bersama Sekertaris Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Asad (seragam putih) usai melakukan pertemuan tertutup membicarakan kasus lima siswi TikTok injak rapor, Rabu (23/12/2020). (KOMPAS.com/FITRI R)

Terlebih lagi kelima siswi masih kelas 7, masih berproses dan saat masa pandemi ini, anak tidak pernah bertatap muka dengan guru-guru, karena itu semua pihak harus bijaksana menyikapi situasi ini.

"Dan kami melihat kepala sekolah berkomitmen tadi dalam pertemuan dengan kami dan Diknas untuk menerima kembali para siswa yang semula diberikan sanksi cukup berat," kata Sahabuddin.

Dalam pertemuan itu kata Sahabuddin, dibuat perjanjian bersama antara pihak sekolah dan orangtua siswa untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi anak-anak baik di sekolah  maupun di rumah, agar suasana akademis bisa terbangun bagi para siswa bukan hanya mereka yang sempat bermasalah.

Sahabuddin juga meminta agar tetap ada pengawasan untuk kelima siswi tersebut, jangan sampai nanti ketika masuk sekolah kembali, kelima siswi tersebut ditekan atau diintimidasi oleh pihak sekolah.

Kecewa perilaku 5 siswa, tapi memaklumi

Salah satu adegan dalam video tik tok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut.
Salah satu adegan dalam video tik tok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut. (Istimewa)

Sekretaris Dikbud Lombok Timur, As’ad mengakui rasa kecewanya sebagai penyelenggara pendidikan atas sikap tidak terpuji kelima siswi yang membuat TikTok menginjak rapor.

"Sekali lagi kita memang kecewa sebagai penyelenggara pendidikan, kita juga memaklumi ketika sekolah sempat bertindak tegas pada mereka, tetapi alhamdullilah pihak sekolah sudah bisa menyesuaikan diri, dan bersepakat membina kelima siswi," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa kasus ini mendapat perhatian dari Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy.

Bupati sendiri mengimbau pada pihak sekolah, termasuk juga Dikbud untuk lebih mengutamakan pembinaan pada para siswa bukan mengeluarkan mereka dari sekolah.

Di sisi lain As'ad juga mengakui bahwa proses pembelajaran siswa di masa pandemi sangat sulit, khususnya bagi siswa yang baru masuk di tahun ajaran baru tahun 2020.

Jadi, setelah lulus pendaftaran sekolah, selama 2 pekan mereka masuk langsung belajar daring tidak pernah ada kegiatan tatap muka.

Baca juga: Siswi Injak-Injak Rapor Viral di TikTok Bikin Guru Kesal, Para Siswa Dikeluarkan dari Sekolah

Dikeluarkan dari Sekolah Imbas belajar daring selama tatap muka Ketika proses tatap muka dilakukan tanggal 18 November 2020 lalu, langsung bagi rapor dan libur semester.

As'ad menilai munculnya video itu dikarenakan euforia anak anak yang berlebihan karena sempat masuk sekolah, bertemu kawan-kawannya dan langsung libur panjang atau libur semester.

ia menilai euforia anak anak saat tatap muka di sekolah berlebih, kemudian membuat konten di media sosial tanpa menyadari dampaknya, padahal media sosial mereka bisa mamfaatkan untuk belajar daring.

Dikbud: 5 siswi aman kembali ke sekolah

Sekretaris Dikbud Lombok Timur, As’ad juga menegaskan bahwa kelima siswi yang sempat bermasalah dengan perilaku tidak terpuji aman kembali ke sekolah.

"Jadi telah disepakati bersama, bahwa tidak ada pemecatan, anak-anak ini tidak dikeluarkan dari sekolah, namun lebih ditekankan pada pembinaan yang kebih intens pada anak-anak, " kata As'ad.

Ia mengatakan apa yang telah dilakukan kelimanya telah membuat kecewa.

Mereka tidak memikirkan dampaknya jika membuat konten yang negatif. Padahal dampak positif media sosial sangat banyak jika dimanfaatkan untuk belajar hal-hal positif di masa pandemi.

"Harapan kami ini menjadi pembelajaran bagi siswa lainnya, mudah mudahan tidak terjadi lagi di semua sekolah," kata As'ad.

Atas kejadian ini, Diknas akan melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah di Lombok Timur bagi siswa dan guru untuk bijak mengunakan media sosial.

Kesal nilai turun selama belajar daring

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020.
Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. (Tribunnews/Herudin)

Tiktok-an kelima siswi tersebut berawal saat pembagian rapor di SMPN 1 Seula pada Jumat (19/12/2020).

Setelah pembagian rapor, sejumlah siswi merasa kesal melihat nilai mereka.

Salah satu siswi yang dikeluarkan mengaku, nilai mereka tak memuaskan lantaran pembelajaran secara daring. Padahal mereka sebelumnya juara kelas.

"Waktu itu kami kecewa dengan nilai yang tidak memuaskan, kami menyesal, kami salah," ujar salah seorang siswa.

Ia mengaku masih ingin bersekolah di tempat tersebut.

"Saya sedih, ingin sekolah di sana lagi. Kami menyesal, kami salah," tutur dia.

Menyesal datang belakangan

BB, Satu dari lima siswi yang menginjak rapor mengaku menyesali perbuatan yang telah dilakukannya.

"Iya saya menyesal dan malu. Saya salah. Mau minta maaf sama Pak Guru, Ibu Guru," kata BB saat ditemui Kompas.com di rumahnya, di Desa Ketangga, Kecamatan Suela.

Hal senada dikatakan MR, teman BB yang juga mengaku menyesal atas perbuatannya.

Bahkan, ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Kata MR, saat membuat TikTok ada temannya yang videokannya.

Saat itu, ia sempat meminta kepada temannya untuk tidak di-upload di media sosial, tapi mereka tetap meng-upload-nya.

"Setelah viral saya sadar saya salah dan ingat Bapak Ibu Guru," kata Mr menunduk dengan mata berkaca.

MR yang semula murung dan tak mau makan, akhirnya kembali ceria setelah dizinkan bisa kembali bersekolah.

"Menyesal saya, saya enggak mau ulang lagi, saya waktu itu bilang jangan di-upload, sejak itu saya sudah menyesal" kata Mr sambil terus mengucap syukur.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ombudsman dan Dikbud Pastikan 5 Siswa TikTok-an Injak Rapor Aman Kembali Bersekolah""Kesal Nilai Turun Selama Belajar Daring, 5 Siswa Bikin Video TikTok Injak Rapor, Berujung Dikeluarkan dari Sekolah" & "Pengakuan Siswi SMP yang Injak Rapor di TikTok: Menyesal dan Malu, Mau Minta Maaf Sama Guru"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved