Vaksin Covid-19 Sudah Diberikan, Satgas Covid-19: Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan 3 M

Upaya pemberian vaksin coronavirus disease 2019 (Covid-19) mulai dilakukan pada Rabu (13/1/2021).

Penulis: Glery Lazuardi | Editor: Glery Lazuardi
Capture YouTube Sekretariat Presiden RI
Presiden RI, Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin Sinovac Covid-19 

TRIBUNBANTEN.COM, JAKARTA - Upaya pemberian vaksin coronavirus disease 2019 (Covid-19) mulai dilakukan pada Rabu (13/1/2021).

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima vaksin.

Meskipun sudah ada vaksin, namun protokol kesehatan 3M tetap harus diperhatikan.

Protokol kesehatan 3M. Yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Baca juga: Daftar Tempat Vaksinasi Covid-19 di Kota Serang: 16 Puskesmas, 9 Klinik Swasta, dan 8 Rumah Sakit

Baca juga: Kota Serang dan Tangsel Lokasi Penyuntikan Vaksin di Banten, Berikut Daftar Rumah Sakit Rujukan

Satgas Penanganan Covid-19 mengajak masyarakat untuk menerapkan hal-hal sederhana dalam mencegah penularan Covid-19.

Karena, dengan mencegah penularan, maka peningkatan kasus Covid-19 dapat ditekan. Dengan menurunnya jumlah kasus, maka tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit dapat diantisipasi.

Masyarakat pun dapat melindungi sahabat, serta keluarga hanya dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita tanyakan kepada diri masing-masing, apakah protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya. Saya rasa jawabannya pasti tidak," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengawali.

Apa yang disampaikan Wiku cukup beralasan, karena perkembangan kasus Covid-19 dalam satu Minggu terakhir ini cukup berat.

Dimana kasus harian berada pada angka 9 ribu bahkan melebih 10 ribu per harinya.
Hal ini berimbas negatif pada efektivitas penanganan Covid-19.

Sebagai contoh, dengan meningkatnya keterisian rumah sakit akan menambah beban para petugas kesehatan.

Dan hal ini juga secara langsung berdampak negatif pada keseluruhan penanganan di rumah sakit tersebut.

Apabila angka ini terus meningkat dan menyebabkan rumah sakit penuh, maka sangat berpotensi menaikkan angka kematian akibat Covid-19.

"Sistem kesehatan kita akan lumpuh. Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata. Namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19. Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung," lanjut Wiku.

Baca juga: Daftar Nama Penerima Vaksin Covid-19 Bersama Jokowi Hari Ini, dari Pedagang Pasar Hingga Selebriti

Baca juga: Video Detik-detik Saat Tangan Dokter Gemetaran Suntik Vaksin Covid-19 ke Presiden Jokowi

Dan jika rumah sakit di Indonesia tidak dapat menangani hal itu, maka angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19, namun juga karena penyakit lain yang tak bisa ditangani akibat penuhnya rumah sakit.

"Saya ingin sekali lagi mengingatkan, kepada masyarakat dan pemerintah daerah, terutama yang masih meremehkan Covid-19. Jangan sampai kita menjadi abai, dan menganggap angka (Covid-19) yang disampaikan ini hanya sekedar angka. Ingatlah, bahwa angka-angka ini merepresentasikan nyawa," pesan Wiku.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved