Virus Corona
Apakah Vaksin Covid-19 Menjamin Tidak Terinfeksi? Ahli: Di Dunia ini Tidak Ada Jaminan 100 Persen
Vaksinasi dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat
TRIBUNBANTEN.COM - Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof Abdul Muthalib menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (13/1/2021) pukul 09.45.
Jokowi menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin Covid-19.
Penyuntikkan itu dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Abdul Muthalib mengatakan proses penyuntikan vaksin Covid-19 kepada Jokowi berhasil dilakukan tanpa ada kendala dan tidak memberikan rasa sakit.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Perdana di Banten Pagi ini, Berikut Daftar Nama-nama yang Disuntikkan Vaksin
Baca juga: Tata Cara Vaksinasi Covid-19, Pasien Diminta Tunggu 30 Menit untuk Lihat Reaksi Vaksin
Baca juga: Menolak Program Vaksinasi Covid-19 dan Pilih Bayar Denda, ini Alasan Politikus PDIP Ribka Tjibtaning
Melansir Tribunnews, Profesor Abdul Muthalib ini tercatat sebagai satu di antara Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Ia juga merupakan satu di antara anggota dari tim dokter kepresidenan.
Vaksinasi dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac, CoronaVac, Senin (11/1/2021).
Berdasarkan hasil analisis Badan POM, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech Ltd bekerja sama dengan PT Bio Farma yang telah dilakukan uji klinik fase 3 di Bandung ini menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3 persen.
Dengan adanya vaksin Sinovac ini masyarakat juga masih bertanya, mungkinkah setelah vaksinasi masih bisa terinfeksi Covid-19?
"Apakah (vaksin Covid-19) menjamin 100 persen (tidak terinfeksi)? Saya rasa di dunia ini tidak ada yang menjamin 100 persen," ujar Prof Dr Sri Rezeki S Hadinegoro dr SpA (K) dalam keterangan pers Persetujuan Pengunaan Darurat (EUA) CoronaVac, Senin (11/1/2021).
Prof Sri adalah ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Namun, mengutip Kompas.com, Prof Sri menegaskan pemberian vaksin Covid-19 ini dimaksudkan agar jika pun nanti partisipan tetap tidak bisa menghindari dari terinfeksi virus SARS-CoV-2, setidaknya pasien tidak akan mengalami kesakitan yang parah dan meminimalisir risiko kematian.
Ada hal lain yang perlu diingat oleh masyarakat bahwa penyuntikan vaksin CoronaVac ini akan dilakukan dua kali secara bertahap.
Jika Anda nanti menjadi partisipan penerima vaksin, ingatlah setelah mendapatkan suntikkan vaksin Covid-19 yang pertama, maka itu tidak langsung akan membuat antibodi tubuh Anda muncul dan meningkat drastis.
Baca juga: Apakah Vaksin Covid-19 Menjamin Tidak Terinfeksi? Ahli: Di Dunia ini Tidak Ada Jaminan 100 Persen
Baca juga: BREAKING NEWS - Bukan Vaksin Sinovac, Gubernur Banten Wahidin Halim Bakal Disuntik Vaksin Pfizer
"Paling tidak setelah 2 kali suntik, paling tidak 14 hari sampai 1 bulan itu baru maksimal antibodinya," kata dia.
"Makanya di antara rentang itu, orang ini masih rentan. Masker tidak boleh lepas, apalagi belum seluruhnya (menerima vaksin), ada yang menolak segala, itu yang kemudian jadi tidak aman begitu, maka di sini harus bersama-sama kita imunisasi," ucap Prof Sri.
Tetap jaga 3M setelah divaksin
Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis juga mengatakan bahwa vaksinasi butuh dua kali penyuntikkan dosis vaksin dan juga jeda waktu minimal 14 hari untuk membuat antibodi utuh di dalam tubuh dari vaksin tersebut.
"Jadi waktu pembentukan antibodi pertama dari vaksin virus mati ini adalah membutuhkan dua kali suntik, supaya antibodinya terbentuk," ujar dia.
Baca juga: Kota Serang dan Tangsel Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama, Bagaimana dengan 6 Kota/Kabupaten Lain?
Dalam periode rentang pembentukan antibodi tubuh oleh vaksin Covid-19 Sinovac yang disuntikkan itu, masyarakat tetap haruslah menjaga diri dengan disiplin protokol kesehatan.
"Makanya penyuluhan ini penting, jangan sampai orang sekali vaksin, terus dia berpikir ini aman, lantas 3M nya tidak dia lakukan lagi, jadi sebelum vaksin kedua dia sudah tertular (terinfeksi Covid-19)," tegasnya.
Namun, dia mengakui bisa jadi dan mungkin nanti banyak yang mengira gara-gara disuntik vaksin mereka jatuh sakit Covid-19.
Padahal, bisa saja mereka mengabaikan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan rutin, dan menjaga jarak aman minim 1,5 meter hanya karena sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19, yakni suntikan vaksin Sinovac dosis pertama.