Kata Pengamat Intelijen, Listyo Jadi Kapolri Ditolak Kelompok Intoleran dan Gerakan Demo Bayaran
Penolakan Komjen Listyo Sigit sebagai calon Kapolri itu salah satunya dilakukan oleh kelompok yang intoleran.
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Penunjukkan Komjen Listyo Sigit sebagai calon Kapolri ditolak oleh tiga kelompok.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib.
Penolakan Komjen Listyo Sigit sebagai calon Kapolri itu salah satunya dilakukan oleh kelompok yang intoleran.
Kelompok intoleran ini akan memainkan narasi SARA.
"Padahal walaupun agama pak Sigit nonmuslim, beliau sangat dekat dengan tokoh tokoh Islam maupun agama lainnya, " kata Ridlwan Habib dikutip dari Kompas.com.
Kelompok intoleran yang bermain SARA ini menurut Ridlwan berupaya mempengaruhi opini di media sosial.
"Mereka memakai akun anonim di twitter dan Facebook. Tapi tetap bisa dilacak oleh CCIC Mabes Polri, " ujar alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen itu.
Selaun itu, kelompok yang tak setuju Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri adalah mereka yang cemas dengan track record-nya selama berkarir di kepolisian.
"Ada yang khawatir kalau pak Listyo Sigit jadi Kapolri karena selama ini track recordnya lurus dan tanpa kompromi, " ujarnya.
Baca juga: Sosok Calon Kapolri Komisaris Jenderal Listyo Sigit di Mata Ulama Banten
Baca juga: Gaji dan Tunjangan per Bulan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, Calon Tunggal Kapolri
Kelompok ini cemas jika Kapolri baru melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu.
"Kelompok ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk mempengaruhi opini masyarakat, " kata Ridlwan Habib.
Yang terakhir, kelompok yang anti terhadap pencalonan Komjen Listyo Sigit adalah kelompok terorisme yang selama ini berfatwa bahwa polisi halal dibunuh .
Mereka menganggap polisi adalah thagut yang dibolehkan untuk dibunuh.
"Kelompok ketiga ini terdiri dari JI, JAD dan faksi faksi pro ISIS seperti MIT, mereka menghalalkan darah polisi karena dianggap thaghut, "ujarnya.

Menurut Ridlwan, kelompok ketiga yang paling berbahaya.