Geger, Penerima Bansos Non Tunai Kemensos Dikasih Ayam Hidup, Kok Jadi Berubah?
Iwan mengatakan, ayam hidup yang diterima KPM di Pagelaran tersebut bobotnya pun sangat tidak sesuai.
TRIBUNBANTEN.COM - Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, dibuat terkejut dan bingung saat mencairkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial.
Biasanya mereka menerima paket sembako, termasuk daging ayam/sapi, saat mencairkan program bantuan dari Kemensos sebesar Rp 200 ribu dari Kartu Khusus di jaringan layanan yang bernama e-Warong.
Diketahui, kebijakan Kemensos bahwa paket sembako untuk KPM penerima BPNT berupa beras, telur, daging ayam atau ikan, tahu tempe, sayur dan buah-buahan.
Namun, saat pencairan terakhir, Penerima bansos non tunai Kemensos dikasih ayam hidup.
Ada yang menyebut hal ini merupakan keinginan warga, namun ada yang menyebut juga jika agen sedang kehabisan stok daging siap konsumsi.
Saat coba dikonfirmasi di beberapa desa, pembagian ayam hidup dalam paket bansos untuk KPM di Kecamatan Pagelaran, dilakukan pada awal Januari 2021.
Dan pembagian paket lauk pauk berupa ayam hidup di Kecamatan Pagelaran ternyata dikelola oleh pengusaha lokal berbeda dengan pengadaan beras.
Seperti yang terjadi di Desa Buniwangi Kecamatan Pagelaran. Kepala Desa Buniwangi Mamat Rohimat, mendengar kabar ada lebih 600 KPM di desanya sudah menerima ayam hidup sebagai lauk-pauk.
"Saya mendengar itu pa, semula KPM di desa kami sekitar 800 namun ada pengurangan sekitar 140. Saya mendengar mereka menerima lauk pauk sebagai bantuan dari pusat berupa ayam hidup," ujar Mamat melalui sambungan telepon, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Cek Penerima Bansos Tunai Rp 300 Ribu, Login di dtks.kemensos.go.id
Baca juga: Cara Cek Penerima Bansos Sembako Rp 200 Ribu Selama Setahun di dtks.kemensos.go.id, Ini Syaratnya
Mamat mengatakan, soal pendistribusian bantuan sejak dulu ia hanya menerima laporan akhir saja.
"Kalau ada pengurangan penerima, itu baru laporannya masuk ke saya pa," kata Mamat.
Lalu Tribunjabar.id mencoba menghubungi para kepala dusun di Desa Buniwangi.
Seorang kepala dusun Asep Kamaludin mengatakan sebelum ayam hidup, lauk pauk biasanya berupa daging sapi.
"Dulu daging sapi satu kantong plastik, tapi beratnya tak pernah kami timbang, tak tahu juga dari pengusaha mana, warga hanya menerima saja. Sekarang kami juga menerima ayam hidup ya terima saja," ujar kepala dusun tersebut.
Kepala Dusun Lainnya, Edi, mengatakan ada warga yang menimbang ayam hidup tersebut dan beratnya berbeda-beda, ada yang setengah kilogram dan ada juga yang 600 gram.