Virus Corona
Pria ini Kaget, Bayar Rp 1,5 Juta Biaya Pikul Jenazah Pemakaman Mertua dengan Prokes Covid-19
Pihak rumah sakit mempersilakan keluarga untuk terlebih dulu ke TPU guna mengurus keperluan pemakaman.
"Sering juga kalau ada dari keluarga tidak mampu, tidak ngasih juga enggak apa-apa. Kami ikhlas."
Uang yang mereka terima, kata Fajar, tidak mereka gunakan sepenuhnya untuk keperluan pribadi.
Sebagian disimpan untuk pembelian APD.
"Kami juga menggunakannya untuk layanan swab tes anggota kami setiap dua bulan sekali, meski tidak semua. Lalu kami belikan APD hingga berdonasi ke warga di sekitar TPU Cikadut yang terdampak Covid 19. Sisanya untuk anak dan istri. Semuanya tercatat," ucapnya.
Fajar juga menolak jika apa yang mereka lakukan ini adalah pungutan liar.
Apa yang mereka lakukan, kata Fajar, adalah jawaban atas tidak adanya pihak yang bertanggung jawab dalam memikul peti jenazah dari ambulans ke liang lahat.
"Ya siapa yang mau memikul memindahkan peti jenazah Covid 19 ke liang lahat? Soal biaya, kami tidak pernah mematok. Silakan saja," ujar Fajar.
Ada Kuitansi
Setiap kali terdengar sirene ambulans datang, para pemikul jenazah bergegas ke lokasi kuburan menggunakan sepeda motor dari posko mereka di pintu masuk TPU Cikadut.
Jumlah mereka bisa 10 orang.
Setelah mengenakan baju hazmat, mereka bergegas menurunkan peti dari ambulans dan membawanya ke liang lahat.
Setiap peti jenazah dipikul oleh delapan orang bergantian.
Seusai bertugas, seorang anggota tim pemikul mencatat dan menunjukan kuitansi jasa memikul jenazah Rp 2 juta.
"Kami catat semuanya, Kang. Ada kuitansinya," ujar Fajar.
Sudrajat, PNS UPT TPU Cikadut, yang juga koordinator lapangan tim petugas pemakaman mengatakan memikul jenazah dari ambulans ke liang lahat memang bukan tugas mereka.
