Blak-blakan Teman dan Guru SMA Listyo Sigit hingga Jawara Banten, Sejumlah Fakta Terungkap

Orang tua Listyo adalah anggota TNI AU yang tinggal di Lanud Adisucipto. Lingkungan di kompleks tempat tinggalnya seringkali ada pelatihan yudo.

Editor: Abdul Qodir
Istimewa
Pramusinto, SE MM (kiri baju putih) dan Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi (kanan baju putih) saat menghadiri acara Aksi Sosial Pakci di SMAN 8 Delayota Yogyakarta pada 1 Maret 2020. 

TRIBUNBANTEN.COM - Listyo Sigit Prabowo remsi menjabat Kepala Kepolisian Repubik Indonesia (Kapolri) dan menyandang kepangkatan jenderal setelah dlantik Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada Rabu (27/1/2021).

Ia menjadi Kapolri ke-25 menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun.

Terpilihnya Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri menjadi kebanggaan tersendiri bagi almamater SMA-nya, yakni SMA Negeri 8 Yogyakarta atau dikenal juga dengan istilah SMA Delayota .

Kisah Listyo saat masih menjalani hari-hari sebagai siswa di SMAN 8 Yogyakarta berhasil terekam oleh Tribun Jogja dari teman seangkatannya di SMA, yakni Pramusinto, SE MM.

Pria yang saat ini menjabat sebagai General Manager PT Wijaya Karya (Persero) Tbk itu juga aktif sebagai Wakil Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pakci (Ikapakci) SMAN 8 Delayota Yogyakarta.

Hingga kini ia masih kerap berinteraksi dengan Listyo yang merupakan Pendiri sekaligus Pembina Ikapakci SMAN 8 Delayota Yogyakarta.

Pramusinto dan Listyo sama-sama masuk ke SMAN 8 Yogyakarta pada 1985 dan lulus 1988.

"Kami seangkatan, tetapi beda kelas. Beliau kelas 3 A 1.2 atau kelas fisika 2. Saya kelas Kelas 3 A 1.1. Namun, zaman dulu pergaulannya semua, main-main dengan beda kelas itu biasa," ujarnya.

Baca juga: FOTO-FOTO Presiden Jokowi Melantik Listyo Sigit Prabowo Menjadi Kapolri dan Jenderal Bintang Empat

Pramusinto mengisahkan, ia biasa berinteraksi dengan Listyo saat di kantin sekolah maupun kegiatan olahraga yang merupakan hobi keduanya.

Menurut Pramusinto, Listyo paling suka melakukan olahraga basket, sementara untuk bidang seni ia cukup piawai bermain gitar.

Orang tua Listyo adalah anggota TNI AU yang tinggal di Lanud Adisucipto. Lingkungan di kompleks tempat tinggalnya seringkali ada pelatihan yudo.

Listyo Sigit Prabowo (empat dari kanan) foto bersama dengan guru-guru SMAN 8 Yogyakarta. Listyo Sigit merupakan alumni sekolah tersebut.
Listyo Sigit Prabowo (empat dari kanan) foto bersama dengan guru-guru SMAN 8 Yogyakarta. Listyo Sigit merupakan alumni sekolah tersebut. (Humas Polda DIY)

Hal itu membuat seorang Listyo kerap ikut hingga berprestasi dalam olahraga tersebut.

"Sampai tingkat provinsi atau nasional kalau tidak salah. Pernah izin dari sekolah untuk ikut itu," beber Pramusinto.

"Orangnya menghormati guru, aktif di kelas. Semasa SMA sudah menunjukkan kedisiplinan, ketegasan, teguh pendirian, dan peduli terhadap teman dan sesama tanpa memandang keyakinan agama masing-masing," imbuhnya.

Menurut Pramusinto, selama bergaul dengan teman-temannya Listyo merupakan orang yang bersahaja, tidak suka menonjolkan diri, dan humanis.

Listyo menurutnya dapat berhubungan baik dengan siapa saja dan juga cenderung pendiam.

"Enggak kelihatan menonjol. Kalau yang menonjol itu yang suka genk motor, balapan. Itu beda komunitas dengan beliau. (Beliau) anak sekolahan banget," ujarnya.

Baca juga: Jenderal Listyo Sigit Kunjungi PBNU di Hari Pertama Jabat Kapolri

Setelah lulus dari SMAN 8 Yogyakarta, ungkap Pramusinto, Listyo masih sering ikut berkumpul dalam kegiatan alumni.

Saat itu, Pramusinto berkuliah di universitas, sementara Listyo menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian.

Ketika bergabung di kegiatan alumni, Listyo kerap datang dengan penampilan berseragam yang sudah diatur oleh institusinya.

Tindak tanduknya pun tampak berbeda menjadi lebih sopan dan beretika.

"Sudah mulai diatur penampilannya, tindak tanduknya juga lebih sopan beretika. Jadi memang membawa institusi Akpol itu. Beda dengan ketika kita menjadi mahasiswa. Dari situ tercermin kalau beliau itu disiplin, tepat waktu, dan konsisten," ungkap Pramusinto.

Berbagi inspirasi ke adik kelas

Presiden Joko Widodo melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Presiden Joko Widodo melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1/2021). (TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO)

Pada 1 Maret 2020 lalu merupakan terakhir kali Listyo hadir di kegiatan SMAN 8 Yogyakarta. Tepatnya saat aksi sosial pada lustrum sekolah itu.

"Beliau mengajar dan memberi pengarahan kepada adik-adik kelas. Ke depannya mau jadi apa, memberi pengarahan untuk melanjutkan pendidikan. Juga ada audiensi tanya jawab. Saat itu beliau sharing jabatan beliau sebagai Kabareskrim," tutur Pramusinto.

Baca juga: Idham Azis Bicara soal Tangan Dingin Listyo Sigit dan Polri Ke Depan

Baca juga: Pro-Kontra Pam Swakarsa Versi Listyo Sigit, Polri: Beda dengan 1998

Selain itu, menurutnya, Listyo juga banyak memberi dukungan dan penghargaan kepada para guru yang dulu mengajar beliau.

Pramusinto berharap dengan jabatan baru sebagai Kapolri, Listyo dapat memegang komando seluruh anggota Polri, membawa kepolisian sebagai pengayom untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban seluruh masyarakat Indonesia yang heterogen.

"Bagi SMAN 8 Delayota Yogyakarta, memberikan tauladan dan memacu prestasi para siswa dan alumni Ikapakci Delayota dalam berkarir dan berusaha. Sebagaimana moto sekolah, yakni unggul dalam mutu, santun dalam perilaku, tiada hari tanpa prestasi. Itu sangat relevan dalam karir Mas Listyo sebagai siswa Delayota," ujarnya.

Testimoni guru SMA Listyo Sigit

Drs Suhardi, Guru Seni Rupa Listyo Sigit Prabowo di SMA Nergeri 8 Yogyakarta.
Drs Suhardi, Guru Seni Rupa Listyo Sigit Prabowo di SMA Nergeri 8 Yogyakarta. (Ist)

Belum banyak masyarakat tahu tentang sepak terjang dan masa lalu seorang Listyo Sigit Prabowo yang akan memimpin lembaga penegak hukum Polri ini.

Adalah Drs Suhardi, guru SMA Negeri 8 Yogyakarta yang mengungkapkan cerita masa lalu muridnya, Listyo Sigit Prabowo. 

Guru seni rupa yang akrab disapa Pak Hardi itu punya cerita berkesan soal Komjen Listyo Sigit Prabowo saat masih bersekolah di SMAN 8 Yogyakarta.

Menurut Suhardi, Listyo Sigit adalah murid yang pendiam dan tak banyak tingkah sewaktu SMA.

“Mas Listyo Sigit dulu di kelas pendiam, anaknya tidak macam-macam,” kata Suhardi saat di temui awak media di rumahnya di Galur, Kulon Progo.

Menurut Suhardi, ada satu cerita tentang Listyo Sigit yang sangat berkesan dan masih diingatnya sampai hari ini.

Suhardi ingat saat itu teman-teman sekelas Listyo Sigit akan bolos rame-rame ketika jam kosong.

Tapi, Listyo Sigit bersama dua orang temannya tak ikut bolos dan tetap di kelas.

“Saat itu ada jam kosong, satu kelasnya mau mbolos rame-rame.

Tapi, Mas Listyo ini dan dua orang temannya bersikukuh tetap di kelas,” jelasnya sambil tertawa.

Listyo Sigit ketika SMA, lanjut Suhadri, adalah anak yang pintar secara akademik dan aktif di bidang olahraga beladiri.

“Dulu masuk ranking juga di kelas, lima besar kalau tidak salah. Beladiri ya juga sempat sampai tingkat Provinsi” beber Suhardi seperti dikutip TribunBanten.com.

Pada Awak media, Suhardi menyampaikan mengikuti perkembangan karir muridnya tersebut mulai saat menjabat sebagai Kapolresta Surakarta dan Kapolda Banten.

“Bahkan, saat ada acara Aksi Sosial Pakci, di awal 2020 Mas Listyo ini juga berkontribusi dan datang memberi motivasi dan sharing pada Juniornya di SMA” lanjutnya.

Baca juga: 10 Janji Komjen Listyo Sigit Jadi Kapolri, Kasus Hate Speech: Kalau Masih Biasa, Minta Maaf, Selesai

Tentang pencalonan Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri, Suhardi merasa yakin dengan kemampuan muridnya tersebut.

“Ya kalau dilihat dari karakternya saat SMA dulu, saya tidak ragu.

Mas Listyo mampu mengemban tanggung jawab lebih besar dari posisinya saat ini,” jelas Suhardi.

Suhardi berharap muridnya tersebut tetap teguh pendirian dan selalu amanah.

Satukan Jawara Se-Banten

Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi menyampaikan prestasi Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sewaktu menjabat Kapolda Banten.
Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi menyampaikan prestasi Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sewaktu menjabat Kapolda Banten. (Ist)

Kisah lain yang tak kalah berkesan tentang Komjen Listyo Sigit Prabowo yaitu ia pernah sukses menyatukan seluruh jawara atau pendekar di Banten.

Sepak terjang Komjen Listyo Sigit Prabowo ini terjadi saat ia menjabat sebagai Kapolda Banten pada 2016 (menjabat sejak 5 Oktober 2016-13 Agustus 2018).

Kisah Komjen Listyo Sigit Prabowo menyatukan seluruh pendekar di Banten diungkap oleh Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi.

Menurut Yadi, Listyo Sigit Prabowo punya ide untuk membentuk Tapak Karuhun Banten saat menjabat sebagai Kapolda Banten.

Melalui Tapak Karuhun Banten, ratusan perguruan silat di Banten dengan latar belakang yang berbeda bisa bersatu. 

Hasilnya, kolaborasi mereka mampu memecahkan rekor museum rekor Indonesia atau MURI saat sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten berkumpul di alun-alun barat Kota Serang, Banten pada 17 November 2017 lalu.

Mereka menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten.

Menurut Yadi, saat itu Sigit ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten.

"Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara.

Baca juga: Eks Kapolda Banten jadi Calon Kuat Kabareskrim Pengganti Listyo Sigit, Ini Profil Irjen Ahmad Dofiri

Baca juga: Gaji dan Tunjangan Kapolri yang Bakal Diterima Listyo Sigit Prabowo saat Berpangkat Jenderal

Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada," kata Yadi.

Awalnya, Yadi mengaku pesimis Sigit mampu menyatukan ratusan perguruan pencak silat melihat latar belakangnya berbeda.

Apalagi setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat.

"Tapi dengan tekad beliau ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik," ujarnya.

Di mata Yadi, Sigit merupakan sosok pemersatu golongan.

Bahkan secara pribadi, Sigit tidak mengenal sekat antara masyarakat dan pejabat. Artinya semua orang di mata dia sama.

“Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau sebenarnya lebih dengan rakyat biasa.

Kegiatan apapun dan sekecil apapun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat,” terangnya.

Cerita yang sama juga diungkapkan TB Arif Hidayat, Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang.

Sekedar diketahui, TTKKDH Cimande merupakan satu dari tiga perguruan pencak silat terbesar di Banten.

TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten.

Saat itu, dia berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat di Banten.

Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan pendekar agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.

"Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah.

Tapi Alhamdulilah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI," ungkapnya.

Menurut dia, dengan adanya Tapak Karuhun Banten banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif bangkit lagi hingga saat ini.

"Luar biasa sekali beliau. Banyak perguruan kecil yang bangkit kembali usai perhelatan akbar Tapak Karuhun Banten," tandasnya.

Sosok Sigit di mata TB Arif adalah pendiam namun sangat responsif dan komunikatif.

"Beliau itu pendiam tapi pendengar. Setiap masukan dari siapapun diperhatikan dan catat. Dan hebatnya lagi kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan," katanya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Teman SMA tentang Kapolri Jenderal Listyo Sigit: Suka Basket dan Jago Main Gitar

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved