Kisah Lingga Bocah 11 Tahun Merongsok di Jalanan Kota Serang Demi Bantu Keluarga
Sambil menarik gerobak dengan beban barang rongsokan dan tubuh sang adik, Lingga terus berjalan menyusuri jalanan ibu kota Provinsi Banten.
Penulis: Wijanarko | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan TribunBanten.com Wijanarko
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Sabtu (30/1/2021) siang itu, Lingga Anugrah (11) tampak sedang menarik sebuah gerobak kayu tua berisikan sejumlah kardus bekas di bawah teriknya sinar matahari di Jalan KH Amin Jasuta, Kota Serang, Banten.
Di atas tumpukan kardus, seorang bocah lebih kecil berkaos biru sembari tampak tertidur lelap.
Kendati matanya terpejam, tangan bocah itu memegang kayu gerobak seolah agar tidak terjatuh saat roda gerobak terkena lobang maupun batu di jalan.
Dia adalah Muhammad Fardan, adik dari Lingga, bocah kecil berumur kurang lebih 4 tahun sesekali ikut menemani kakanya mencari kardus dan barang rongsok di jalan.
Kakak beradik itu merupakan warga Kampung Lepin, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang.
Kaos yang dikenakan Lingga tampak basah dengan keringat membentuk pola garis di bagian punggung dan ketiak.
Kulit Lingga juga terlihat kusam karena terbakar panasnya terik matahari.
Sambil menarik gerobak dengan beban barang rongsokan dan tubuh sang adik, Lingga terus berjalan menyusuri jalanan ibu kota Provinsi Banten.
Dia pun melakukan itu sembari terus menjaga matanya untuk mencari barang rongsokan maupun kardus yang ada di jalan.
"Kalau sudah penuh kardusnya, baru saya setorkan ke teman bapak saya yang pengepul, Kak," ujar LIngga saat ditemui TribunBanten.com.
Linggan yang kini duduk di bangku kelas 5 SD mengaku sudah sudah meIakoni kegiatan ini selama sekitar tiga tahun.
"Dari kelas 2 SD saya sudah ngerongsok, bantu mamah cari uang," ujar Lingga.
Baca juga: Kisah Ibu Nurlaela Rela jadi Badut di Lampu Merah Kota Serang demi Menghidupi Keluarga
Baca juga: Kisah Cinta Ifan Seventeen-Citra, Kakak Kelas yang Kini Diajak ke Pelaminan, Menangis Saat Ditembak
Baca juga: Kisah Aisyah Bocah 10 Tahun yang Sebatang Kara, Yatim Piatu Setelah Ibu Wafat karena Covid-19
Lingga mengaku dirinya tidak malu dengan pekerjaannya sebagai seorang pencari barang rongsokan atau perongsok.
"Kata mamah, engga apa-apa yang panting engga nyolong," ucapnya.
"Saya emang ingin sendiri bantu mamah, engga disuruh (ngerongsok)" imbuhnya.
Keterbatasan materi tidak menghalanginya untuk tetap menuntuk ilmu.
"Saya engga punya handphone kak. Jadi, kalau belajar (daring) saya menumpang ke teman saya," akunya.
Setelah selesai belajar daring pukul 12.00 WIB, Lingga langsung mengambil gerobak kayunya dan mulai berkeliling mencari kardus-kardus bekas dari Tamansari hingga Kepandean.
Ibunda Lingga merupakan seorang disabilitas yang tidak bisa berjalan dengan normal lantaran kakinya mengalami cacat.
Lingga memiliki seorang bapak tiri yang juga merupakan seorang pemulung.
Ia tinggal bersama ibu dan ayah tirinya serta dua adiknya yang masih kecil di Kampung Lepin, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang.