Pengungsi Longsor di Nganjuk Keracunan, Diduga Makan Mie Ayam Formalin, Ini Hasil Investigasi Polisi
Sejumlah 44 orang pengungsi bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur keracunan.
TRIBUNBANTEN.COM, NGANJUK - Sejumlah 44 orang pengungsi bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur keracunan.
Mereka keracunan setelah memakan makanan yang didapat dari bantuan masyarakat.
Baca juga: Pesta Pernikahan Saat Pandemi, 212 Orang Keracunan Makanan dan Satu Balita Tewas
Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor di Nganjuk Jawa Timur, 23 Orang Hilang
Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama mengatakan, hingga saat ini ada 44 orang yang mengalami keracunan.
Dari total korban tersebut 33 di antaranya mengalami gejala ringan sehingga cukup dilakukan rawat jalan.
“Tadi malam kita mendapatkan laporan sekitar pukul 22.00 WIB ada beberapa orang yang mengalami gejala mual, muntah, pusing dan diare. Itu terdiri dari masyarakat pengungsi dan juga beberapa relawan,” katanya, Jumat (19/2/2021).
Berasal dari mi ayam Harviadhi mengatakan, setelah mendapatkan laporan itu pihaknya langsung menerjunkan satu unit Pidsus dan Inafis untuk melakukan penyelidikan.
Dari hasil penyelidikan itu, penyebab warga keracunan diduga berasal dari makanan mi ayam.
“Gejala yang dialami oleh masyarakat diduga berasal atau keracunan dari makanan yaitu berupa mi ayam yang dikemas dalam bentuk cup siap saji, yang diperkirakan berasal dari masyarakat atau kiriman bantuan dari masyarakat,” jelas Harviadhi.
Sebab, lanjut dia, hasil uji sampel dari mi ayam tersebut diketahui mengandung formaldehyde atau formalin.
"Makanan tersebut mengandung formaldehyde baik dari mi-nya maupun saus dan juga kecap, termasuk minyak bumbu, yang orang awam bilang atau biasa kita kenal dengan istilah formalin,” kata Harviadhi menambahkan.
Bantuan 2.000 porsi mi ayam
Dikatakan Harviadhi, mi ayam tersebut diketahui bukan dari masakan dapur umum di posko pengungsian setempat.
Melainkan berasal dari sumbangan beberapa warga yang mengaku dari paguyuban mi ayam asal Surabaya.
Adapun mi ayam yang dibagikan kepada pengungsi dan relawan tersebut diketahui berjumlah 2.000 porsi.
“Jadi kita peroleh informasi pada hari Rabu tanggal 17 Februari (2021) ada beberapa orang yang mengaku berasal dari paguyuban mi ayam asal Surabaya menawarkan bantuan makanan sebanyak 2.000 porsi mi ayam,” ungkap Harvi.
Baca juga: Terkena Longsor, Warga Kota Serang Keluarkan Uang Sendiri Untuk Renovasi Rumah
Baca juga: Wali Kota Serang Justru Marah saat Lihat Perumahan Elit yang Longsor, Ini Penyebabnya