Terpanggil Kisah Dua Anak Yatim Terlantar, Wakil Wali Kota Serang Langsung Datang dan Beri Bantuan
Subadri langsung memerintahkan para aparat pemeritah mulai ketua RT/RW, lurah hingga camat setempat untuk membantu kedua anak yatim tersebut
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Qodir
Ayah Meninggal, Ibunda Kawin Lagi dan Kabur

Seperti diberitakan TribunBanten.com sebelumnya, Usup (16) dan adiknya, Roudoh (14) adalah anak yatim yang tinggal di rumah rapuh di Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang.
Ayah dari kedua anak itu sudah meninggal dunia sejak 10 tahun lalu.
Sementara, ibunda mereka yang diharapkan menjadi penopang hidup selanjutnya justru kabur dari rumah setelah menikah lagi dengan seorang pria asal Yogyakarta.
Usup terpaksa berhenti sekolah saat masih duduk di bangku kelas enam SD lantaran tak lagi mempunyai biaya.
Pekerjaan sebagai tukang bongkar muat batok kelapa dilakoninya agar bisa bertahan hidup bersama adiknya.
"Kalau nggak kerja, kita mau makan apa," ujar Usup saat ditemui di kediamannya, Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang. Rabu, (17/2/2021).
Meski masih di bawah umur, pekerjaan bongkar muat batok kelapa dilakukan Usup pada malam hingga pagi hari.
Dari pekerjaan itu, ia mendapat upah sekitar Rp 30.000 setiap hari.
Baca juga: Kisah Eks Bintang Timnas Indonesia M Nasuha, Sempat Tenar di Piala AFF Kini Hanya Bantu Istri Jualan
Baca juga: Kisah H Aliyudin, Mantan Direktur PDAM yang Banting Setir jadi Perajin Miniatur Bambu
Rumah kedua anak yatim itu berada tidak jauh dari Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang.
Namun, keduanya yang hidup terlantar di sebuah rumah rapuh justru belum tersentuh bantuan.
Saefi selaku RT setempat mengatakan dirinya sudah berusaha mengajukan agar Usup dan adiknya mendapat bantuan sosial dari pemerintah daerah.
Namun, ia mengakui bantuan tersebut belum diberikan dari pemerintah daerah.
"Kalau untuk pihak Kelurahan sih sudah tahu, mereka sudah datang beberapa kali. Cuma pihak Dinsos belum," ujar Saefi kepada TribunBanten.com.
Ia menuturkan pihaknya sudah menghubungi pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang sejak pertengahan 2020. Namun, pihak dinsos menyampaikan bantuan belum bisa diberikan dengan alasan terkendala dengan adanya pandemi Covid-19.
Pihak dinsos baru merespons kembali setelah masalah kedua anak yatim itu diangkat kembali.
Menurut Saefi, engan adanya andil Pemerintah Kota serang, setidaknya dapat mengurangi beban kedua yatim tersebut.
Satu harapannya, Usup dan adiknya bisa hidup layak seperti masyarakat lainnya.