Terpanggil Kisah Dua Anak Yatim Terlantar, Wakil Wali Kota Serang Langsung Datang dan Beri Bantuan

Subadri langsung memerintahkan para aparat pemeritah mulai ketua RT/RW, lurah hingga camat setempat untuk membantu kedua anak yatim tersebut

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Qodir
tribunbanten.com/Ahmad Tajudin
Wakil Wali Kota Serang Subadri Usuludin (bertopi) mengunjungi dan berbincang dengan Roudoh (14), salah satu anak yatim di Kampung Kedaung, Kecamatan Curug Kota Serang pada Jumat (19/2/2021). - Terpanggil Kisah Dua Anak Yatim Terlantar, Wakil Wali Kota Serang Langsung Datang dan Beri Bantuan 

Ayah Meninggal, Ibunda Kawin Lagi dan Kabur

Usup (16) dan adiknya saat ditemui di Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang. Rabu, (17/2/2021). Ayah kedua anak itu meninggal sejak 10 tahun lalu dan ibundanya juga pergi dari rumah setelah menikah lagi tiga tahun lalu.
Usup (16) dan adiknya saat ditemui di Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang. Rabu, (17/2/2021). Ayah kedua anak itu meninggal sejak 10 tahun lalu dan ibundanya juga pergi dari rumah setelah menikah lagi tiga tahun lalu. (tribunbanten.com/Ahmad Tajudin)

Seperti diberitakan TribunBanten.com sebelumnya, Usup (16) dan adiknya, Roudoh (14) adalah anak yatim yang tinggal di rumah rapuh di Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang.

Ayah dari kedua anak itu sudah meninggal dunia sejak 10 tahun lalu.

Sementara, ibunda mereka yang diharapkan menjadi penopang hidup selanjutnya justru kabur dari rumah setelah menikah lagi dengan seorang pria asal Yogyakarta.  

Usup terpaksa berhenti sekolah saat masih duduk di bangku kelas enam SD lantaran tak lagi mempunyai biaya.

Pekerjaan sebagai tukang bongkar muat batok kelapa dilakoninya agar bisa bertahan hidup bersama adiknya.

"Kalau nggak kerja, kita mau makan apa," ujar Usup saat ditemui di kediamannya, Kampung Kedaung RT 06/03 Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug, Kota Serang. Rabu, (17/2/2021). 

Meski masih di bawah umur, pekerjaan bongkar muat batok kelapa dilakukan Usup pada malam hingga pagi hari.

Dari pekerjaan itu, ia mendapat upah sekitar Rp 30.000 setiap hari.

Baca juga: Kisah Eks Bintang Timnas Indonesia M Nasuha, Sempat Tenar di Piala AFF Kini Hanya Bantu Istri Jualan

Baca juga: Kisah H Aliyudin, Mantan Direktur PDAM yang Banting Setir jadi Perajin Miniatur Bambu

Rumah kedua anak yatim itu berada tidak jauh dari Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang.

Namun, keduanya yang hidup terlantar di sebuah rumah rapuh justru belum tersentuh bantuan.

Saefi selaku RT setempat mengatakan dirinya sudah berusaha mengajukan agar Usup dan adiknya mendapat bantuan sosial dari pemerintah daerah.  

Namun, ia mengakui bantuan tersebut belum diberikan dari pemerintah daerah.

"Kalau untuk pihak Kelurahan sih sudah tahu, mereka sudah datang beberapa kali. Cuma pihak Dinsos belum," ujar Saefi kepada TribunBanten.com.

Ia menuturkan pihaknya sudah menghubungi pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang sejak pertengahan 2020. Namun, pihak dinsos menyampaikan bantuan belum bisa diberikan dengan alasan terkendala dengan adanya pandemi Covid-19.  

Pihak dinsos baru merespons kembali setelah masalah kedua anak yatim itu diangkat kembali.

Menurut Saefi, engan adanya andil Pemerintah Kota serang, setidaknya dapat mengurangi beban kedua yatim tersebut.

Satu harapannya, Usup dan adiknya bisa hidup layak seperti masyarakat lainnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved