Viral Video Parakan 01
Remaja di Video Mesum 'Parakan 01' Menangis Tak Mau Dinikahi, Ini yang Dilakukan Keluarga Laki-Laki
Pihak orangtua dari pelajar yang ada di video mesum 'Parakan 01' merasa terpukul setelah video tersebut tersebar luas.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Yudhi Maulana A
( Berita Terkini Kabupaten Serang )
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KABUPATEN SERANG - Pihak orangtua dari pelajar yang ada di video mesum 'Parakan 01' merasa terpukul setelah video tersebut tersebar luas.
Bahkan kedua remaja tersebut dilaporkan mengalami trauma berat akbiat videonya viral.
Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Serang mengatakan sebenarnya kedua orangtua remaja tersebut sempat memutuskan untuk menikahkan anak-anaknya.
"Kita dari P2TP2A, sudah turun langsung ke rumah si Korban (yang perempuan), awalnya orang tuanya nggak mau lapor ke Polres. Katanya mau dinikahin anaknya," ujar Supriadi kepada TribunBanten.com saat ditemui di kantornya di Perumahan Taman Widya Asri. Selasa (16/3/2021).
Ia menjelaskan bahwa sebelum petugas P2TP2A datang ke rumahnya, pihak keluarga remaja laki-laki, datang ke rumah pihak keluarga perempuan berencana untuk mengajak nikah.
Baca juga: CEK FAKTA - Viral Video Pelajar di Video Mesum Parakan 01 Dinikahkan, Kades: Itu Hoaks
Baca juga: Viral Video Mesum Pelajar Berlatar Parakan 01 di Serang, Si Perempuan Ditinggalkan Saat Ketahuan
"Pas kejadian itu kan beritanya ramai, jadi pada malam hari pasca viral video itu. Pihak keluarga laki-laki mengajak untuk menikahinya," ujarnya.
Namun, saat hari berikutnya tim P2TP2A datang bersama pihak Polres Kabupaten Serang.
"Rencana pernikahan itu batal. Apalagi kan si korban masih SMP dan usianya 16 tahun." ujarnya.
Diketahui dari keterangannya, bahwa si korban tidak mau dinikahkan.
"Anaknya nangis terus, dia nggak mau dinikahin. Masih ingin sekolah, katanya," ujarnya.
Setelah diberikan pendampingan oleh P2TP2A dan Polres Kabupaten Serang, akhirnya pihak keluarga perempuan mau membuat laporan dan dilakukan visum.
"Ini kan harus diselesaikan, terus mau tidak mau akhirnya keluarga korban pun melapor," ujarnya.
Setelah melapor, kemudian si korban perempuan mengikuti visum. "Ada luka atau tidaknya, saat kejadian" ujarnya.