Mengenal Al-Khadra Masjid Tertua di Cilegon, Sempat Dijuluki Kandang Kambing karena Tidak Diurus

Jejak perjalanan penyebaran Agama Islam dapat dilihat di Provinsi Banten. Salah satu di antaranya adalah Masjid Al-Khadra.

Penulis: Khairul Maarif | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/KHAIRULMAARIF
Masjid Al-Khadra 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif

TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Jejak perjalanan penyebaran Agama Islam dapat dilihat di Provinsi Banten.

Salah satu di antaranya adalah Masjid Al-Khadra.

Masjid Al-Khadra berada di Jalan Kyai Abdulhaq Achmad, Gesing, Samangraya, Kec. Citangkil, Kota Cilegon, Banten

Baca juga: Menara Masjid Pecinan di Kramatwatu Masih Kokoh Walaupun Dibangun pada Abad Ke-15

Baca juga: Masjid Kole Pamarayan Sudah Berdiri Sejak 1960-an, Pondasinya Dibangun Hanya dalam Semalam

Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com pada Selasa (13/4/2021), masjid itu tidak berada di pemukiman penduduk.

Lokasi masjid itu berada di sekitar 300 meter dari tempat tinggal warga.

Masjid Al-Khadra dibangun secara gotong royong oleh masyarakat pada era 1930-an.

Masjid Al-Khadra itu berwarna dominan hijau yang berpadu dengan warna putih.

Sebelah utara dan barat masjid berbatasan langsung dengan kantor PT Krakatau Steel.

Sementara, sebelah selatan dan timur merupakan lahan kosong.

Masjid Al-Khadra memiliki lahan seluas sekitar 5,5 hektar.

Bagian dalam masjid dibuat pintu-pintu berjejeran yang dibiarkan lowong.

Masjid Al-Khadra
Masjid Al-Khadra (TRIBUNBANTEN/KHAIRULMAARIF)

Fadlillah, humas Masjid Al-Khadra, mengatakan masjid tidak berada di sekitar tempat tinggal warga karena dampak dari berdirinya perusahaan Krakatau Steel.

"Pas tahun 1973 pembebasan pendirian KS terus masyarakat di sini dipindahkan bebas dengan diberikan uang kompensasi," katanya kepada TribunBanten.com di Masjid Al-Khadra, Selasa (13/4/2021).

Setelah itu, kata dia, masjid ini menjadi masjid ampiran. Artinya jamaah yang datang ke masjid ini dari mana saja.

"Siapa saja yang mau salat atau sekadar beristirahat di sini dan lebih banyak masyarakat luar daripada dari sekitaran masjid ini sendiri," ujarnya.

Pada saat itu, masjid ini tidak ikut tergusur karena pihak Krakatau Steel belum membutuhkan lahan yang ada di tempat masjid itu berdiri.

"KS belum memerlukan tempat ini, kalau sudah memerlukan lokasi ini sudah hak KS," ujarnya.

Sejatinya masjid ini sudah memiliki pengganti di Citangkil dahulu di 1973.

Menurutnya, masjid tertua di Kota Cilegon adalah Masjid Al-Khadra.

Baca juga: Melihat Aktivitas Masjid di Banten Sambut Ramadan, Siapkan Protokol Kesehatan untuk Jemaah Beribadah

Baca juga: Masjid Kapal Bosok, Destinasi Wisata Religi di Kota Serang Banten, Cerita Dibalik Pendirian Bangunan

"Berdirinya sebelum Indonesia merdeka dibangun oleh masyarakat sekitar 1932-an kemungkinan ini yang tertua di Kota Cilegon," ujarnya.

Tidak ada kegiatan khusus selama Ramadan di masjid ini. Baik sebelum pandemi atau saat pandemi Covid-19.

Hanya kegiatan membaca Al-Quran..

"Kalau di sini paling tadarusan setelah dari salat Tarawih. Dahulu pernah ada marhabanan dan pengajian tetapi saat ini vakum lagi," ucap Fadlillah.

Pada awal ditinggalkan masyarakatnya masjid ini tidak terurus.

"Istilahnya sudah kaya kandang kambing," tuturnya.

Namun, kata dia, ada sejumlah orang yang tetap memperdulikan masjid sehingga diurus.

Lalu, kepengurusan masjid diserahkan secara turun temurun hingga sekarang.

Saat ini, kata dia, tidak ada kepengurusan resmi. Hanya, dia dan tiga orang temannya yang menunggu masjid itu.

"Dari dahulu DKM di sini tidak ada hanya ada penunggu seperti saya yang mengurus masjid ini untuk nyapu, ngepel, dan memperbaiki yang mengalami kerusakan," tambahnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved