Menara Masjid Pecinan di Kramatwatu Masih Kokoh Walaupun Dibangun pada Abad Ke-15

Fondasi menara terbuat dari bata dan karang. Sebagian besar menara sudah terlihat rusak.

TribunBanten.com/Mildaniati
Menara Masjid Pecinan 

Laporan Reporter TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Menara Masjid Pecinan masih kokoh tegak di sekitar rerumputan di RT 09/02 Kampung Dermayon, Desa Pamengkang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Minggu (11/4/2021).

Menara itu adalah satu di antara sisa bangunan masjid yang letaknya tidak begitu jauh dengan Masjid Agung Banten, Rumah Benjol, dan Benteng Spelwijk.

Di belakang menara ada empat rumah yang terbuat dari kayu.

Baca juga: Rumah Tua Milik Warga Keturunan Tionghoa di Pecinan Banten, Sempat Diusulkan Jadi Cagar Budaya

Fondasi menara terbuat dari bata dan karang. Sebagian besar menara sudah terlihat rusak.

Di pintu masuk menara terdapat lima anak tangga. Di dalam hanya tersisa dua anak tangga.

Selain menara, ada juga mihrob, sumur yang masih ada airnya, dan sebuah makam yang bertuliskan aksara Cina.

Di sisi depan bangunan utama terdapat menara masjid berbentuk persegi empat.

Baca juga: Cerita Yandi Generasi Ke-5 Keturunan Tionghoa di Kampung Pecinan Serang, Masuk Islam Setelah Menikah

Ahli sejarah Banten, Yadi Ahyadi, mengatakan wilayah itu disebut sebagai Pecinan Tinggi yang dulu menjadi tempat peribadatan masyarakat Cina.

Mereka terdiri atas orang-orang yang beragama Konghucu, Buddha, dan Islam.

“Masjid Pecinan dibangun para pedagang Cina pada abad 15,” ujarnya kepada TribunBanten.com di rumahnya di Kota Serang, Selasa (13/4/2/2021).

Masjid itu dibangun sebelum Kesultanan Banten diserahkan kepada Sultan Maulana Hasanuddin.

Menurut Yadi, setelah Masjid Pecinan hancur dengan sendirinya karena ditinggalkan setelah pembangunan Masjid Agung Banten pada 1556 dan menjadi pusat peribadatan.

Menara Masjid Pecinan
Menara Masjid Pecinan (TribunBanten.com/Mildaniati)

“Puncak Pecinan itu ditinggalkan adalah pada saat Sultan Abul Mafakhir berkuasa antara 1603-1648,” kata pria berusia 45 tahun ini.

Sultan Abul Mafakhir menugaskan orang Cina untuk mengurus bidang perekonomian kesultanan, mulai dari mengelola kebun tebu hingga mengontrol pabrik gula di daerah Pontang.

Satgas Situs Kawasan Banten Lama, Ahyani, mengatakan Masjid Pecinan buka setiap hari.

Ada dua sif jaga, yaitu siang dan malam.

Masjid ini selalu dikunjungi orang muslim dan non-muslim.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved