Hasil Monev Pasca Bencana NTT: Warga Trauma, Takut Lihat Awan Mendung dan Gerimis
Upaya monitoring dan evaluasi (Monev) pasca penanganan bencana penting dilakukan setelah menghadapi suatu bencana yang berdampak relatif besar
TRIBUNBANTEN.COM - Upaya monitoring dan evaluasi (Monev) pasca penanganan bencana penting dilakukan setelah menghadapi suatu bencana yang berdampak relatif besar atau nasional.
Upaya itu sudah dilakukan sejak penanganan bencana banjir disertai longsor di sejumlah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021).
Badan pendidikan, penelitian dan penyuluhan sosial (BP3S), salah unit kerja di Kementerian Sosial turun melakukan Monev di beberapa titik Kabupaten Alor dan Kabupaten Malaka.
Baca juga: Viral Wanita Lukis Wajah Gambarkan Bencana di Indonesia, dari Sriwijaya Air Hingga KRI Nanggala
Baca juga: Kabupaten Lebak Wilayah Rawan Bencana, Warga: Hal Biasa Lihat Dinding Rumah Bergoyang
Kepala BP3S, Syahabuddin, mengatakan monev dilakukan untuk mengevaluasi penanganan bencana dan mengetahui apa yang menjadi masalah pasca bencana.
"Kami akan menemukenali risiko-risiko sosial lain yang mungkin akan muncul setelah bencana. Jadi kita bisa tau dan untuk penanganan dapat merespon cepat," kata dia.
Pihaknya membawa peneliti dan penyuluh sosial selama kegiatan tersebut.
Menurut dia, kehadiran penyuluh sosial sangat berguna untuk Layanan Dukungan Psikososial (LDP) karena salah satu resiko sosial yang muncul setelah melakukan monev.
Dari hasil pengamatan, kata dia, masyarakat masih merasa cemas dan bahkan trauma. Ketika ada awan mendung atau hujan gerimis saja akan mengingatkan pada kejadian bencana.
Untuk itu dibutuhkan LDP sebagai sarana menyembuhkan trauma masyarakat.
"Dalam tim monev ini di dalamnya sudah ada peneliti yang akan membantu menggali lebih dalam permasalahan dan kebutuhan masyarakat terdampak bencana dan penyuluh sosial untuk layanan dukungan psikososial," ujarnya.
Baca juga: Mensos Risma Pastikan Kebutuhan untuk Korban Bencana NTT Terpenuhi
Baca juga: Galang Dana untuk Korban Bencana NTT, RacheL Vennya Terkejut Capai Rp 1 Miliar dalam Semalam
Terakhir kepala BP3S mengatakan jika monev ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial memberikan layanan penanganan bencana bagi para korban.
Untuk diketahui, ratusan warga menjadi korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sejauh ini jumlah korban mencapai 210 orang, terbagi atas 165 meninggal dunia dan 45 hilang hingga Kamis (8/4/2021) malam.
