Ramadan 2021

Masjid Sumpah di Cilegon, Tempat Pengambilan Sumpah Para Wali dan Damaikan Orang yang Berselisih

Berbeda dari nama masjid pada umumnya, Kota Cilegon memiliki masjid unik yakni Masjid Sumpah. 

Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
TribunBanten.com/Mildaniati
Masjid Sumpah di Cilegon, tempat pengambilan sumpah para wali 

Dia biasanya memberikan masukan untuk berdamai kepada kedua belah pihak yang saling tuduh menuduh atau berselisih, jika upaya damai tidak terlaksana, maka akan dilaksanakan sumpah di masjid.

Menurut Ahyar tidak ada hari khusus pelaksanaan sumpah, waktunya bisa kapan pun.

Dalam pembacaan sumpah, hanya disaksikan keluarga kedua belah pihak sekitar 6-7 orang.

"Sumpahnya satu persatu di keramik putih duduk sila dalam masjid, kepalanya ditutup kain putih sepanjang 2 meter dan dibacakan doa," kata dia.

Doa yang diucapkan Ahyar yaitu al-Fatihah, hadorot, menyebut nama tujuh wali Kasepuhan Kampung Terate Udik, membaca surah al-ikhlas, An-Nas, Al-Falaq lalu diaminkan tiga kali.

Setelah itu ditaruh Al-Quran di atas kepala orang yang berselisih secara bergantian disumpah dan dituntun pembacaannya oleh Ahyar untuk diikuti.

"Jeda waktu tujuh hari setelah disumpah, orang yang berbohong akan menerima konsekuensinya yaitu sakit tidak dapat sembuh, perut buncit, hidup serba sulit dan meninggal, engga ada obatnya setelah disumpah," tambahnya.

Baca juga: Masjid Darul Falah Anyer Tetap Kokoh Diterjang Tsunami pada 1883, Arsitektur Jawa, Lampung, dan Cina

Sampai saat ini, masjid masih dikeramatkan. Selain itu khusus jamaah laki-laki yang boleh salat di masjid. Untuk perempuan disediakan mushala.

Habibi, pengurus masjid menuturkan selama Ramadan masjid ini menggelar buka bersama, tarawih dan tadarus Al-Quran.

Selain bulan ramadan, biasanya dilaksanakan beragam acara keagamaan seperti rajaban, maulid nabi, marhabanan setiap malam jumat, dan pengajian malam Kamis satu minggu sekali.

"Di dalam masjid gak boleh membicarakan hal duniawi, dan berjualan," ungkap pria berusia 50 tahun ini.

Tidak jauh dari masjid terdapat makam tokoh bernama lurah Rouf Jaya Laksana.

"Lurah pangkatnya, rouf namanya, jaya perjalanannya, laksana terlaksana perjalanannnya,"tambahnya.

Masjid ini tidak terlepas dari peran tokoh Rouf Jaya Laksana sebagai lurah Kampung Tarate Udik keturunan Kesultanan Banten, yang berjasa pada masanya dalam mengislamkan wilayah sekitar.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved