Laragan Mudik 2021

Kisah Pedagang Kopi Keliling di Pelabuhan Merak saat Larangan Mudik: Dapur Saya Kurang Ngebul  

"Sudah dua tahun ini pendapatan kendor setelah adanya larangan mudik. Biasanya mah kalau Lebaran panen jualannya, banyak yang laku," ujar Mulyati

Penulis: Khairul Maarif | Editor: Abdul Qodir
TribunBanten.com/Khairul Ma'arif
Aktivitas pedagang kopi keliling pada saat larangan mudik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (8/5/2021). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif

TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Panen rezeki pada musim mudik Lebaran sudah tidak dirasakan para pedagang yang biasa menjajakan dagangan di sekitar Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, dua tahun terakhir. 

Kebijakan larangan mudik Lebaran dari pemerintah berimbas pada anjloknya pendapat para pedagang di Pelabuhan Merak, termasuk para pedagan kopi keliling alias starling yang didominasi para ibu.

Mereka dengan keranjang bermuatan kopi kemasan, rokok dan jajanan kecil serta termos, berjalan menawarkan dagangannya dari satu pengendara ke pengendara yang lain.

Dengan sesekali berteduh, para ibu itu juga berjalan dari dermaga satu ke dermaga lain di Pelabuhan Merak agar dagangannya laku terjual.

Namun, kendaraan yang menggunakan jasa penyeberangan kapal di Pelabuhan Merak didominasi truk pengangkut barang atau logistik dan hanya beberapa sepeda motor.

Baca juga: Puluhan Mobil Diputar Balik di Pintu Tol Ciujung, 2 Pengendara Terindikasi Positif Covid-19 

Baca juga: Periode Larangan Mudik Lebaran, Jumlah Penumpang di Pelabuhan Merak Cilegon Turun Drastis

Tampak tak satu pun bus yang mengangkut pemudik.

Aktivitas pedagang kopi keliling pada saat larangan mudik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (8/5/2021).
Aktivitas pedagang kopi keliling pada saat larangan mudik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (8/5/2021). (TribunBanten.com/Khairul Ma'arif)

Seorang pedagang kopi keliling, Mulyati (42) menyampaikan keluhan atas dagangannya yang sepi pembeli dalam dua masa mudik Lebaran terakhir ini.

"Sudah dua tahun ini pendapatan kendor setelah adanya larangan mudik. Biasanya mah kalau Lebaran panen jualannya, banyak yang laku," ujar Mulyati kepada TribunBanten.com saat ditemui di dermaga reguler Pelabuhan Merak, Sabtu (8/5/2021).

Mulyati sangat menyayangkan kondisi larangan mudik tahun ini.

Perempuan yang sudah berdagang selama sepuluh tahun di Pelabuhan Merak ini mengeluhkan perbedaan situasi saat sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19.

Baca juga: Baru Dapat Sedikit, Polisi Antisipasi Serangan Pemudik Malam Hari di Pertigaan Gerem Cilegon

"Biasanya kalau Lebaran ramai. Biasanya saya sehabis Lebaran (salat Idul Fitri) langsung dagang lagi karena ramai pembelinya, tapi sekarang sepi banget," tambah Mulyati.

Pedagang kopi keliling lainnya, Tasina (35) mengaku pendapatannya pada saat larangan mudik tahun ini lebih baik dibandingkan pada saat larangan mudik tahun lalu.

"Buat makan mah masih lumayan dibandingkan tahun lalu susah banget," ujar Tasina yang berdagang kopi keliling bersama suaminya di Pelabuhan Merak.

Tasina sangat mengharapkan tidak ada larangan mudik bagi warga. Sebab, kebijakan itu berdampak besar pada pendapatannya.

"Kalau begini terus dapur saya jadi kurang ngebul," tambahnya.

Baca juga: Diduga Mengantuk, Sopir Xenia Hantam Pembatas Jalan di Depan Hotel Amaris Cilegon

Selain itu, ada seorang pria bernama Rio (32) yang juga menjadi pedagang kopi keliling di Pelabuhan Merak.

Ia mengeluhkan pendapatannya makin turun karena selain tidak ada pemudik, muncul banyak pedagang kopi keliling musiman atau dadakan di Pelabuhan Merak pada saat larangan mudik Lebaran kali ini. 

"Sebelum pandemi Covid sudah ada pedagang musiman, tapi (pendapatan) enggak ngaruh. Nah, sekarang mah sangat drastis," keluhnya.

Pendapatannya menurun drastis saat adanya larangan mudik seperti sekarang ini.

Baca juga: Cerita Warga Gagal Mudik Karena Disekat di Pelabuhan Merak: Bingung Mau Kemana

Rio mengatakan seharusnya Lebaran menjadi momen dirinya mendapatkan keuntungan dari berdagang kopi keliling di Pelabuhan Merak.

Namun, hal itu tidak terjadi selama dua kali masa larangan mudik Lebaran.

"Sebelum pandemi sehari-hari saya bisa dapat Rp200 ribu per hari, sekarang paling sekitar Rp50 sampai Rp100 ribu per harinya," tambahnya.

Warga Tamansari ini sangat menginginkan situasi pandemi Covid-19 segera berakhir agar dagangannya kembali seperti semula.

"Kalau begini terus mah tambah susah saja orang yang susah," keluhnya.

  

Artikel lain terkait larangan mudik di TribunBanten.com

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved