Penggunaan Vaksin AstraZenec Dihentikan, Berikut Tanggapan Pegawai Kejari Serang saat Divaksinasi
Ia pun merasakan kekhawatiran yang sama. "Ya kalau begitu kan, kami jadinya takut dan khawatir," ujarnya.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pemerintah memutuskan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca Batch (kumpulan produksi) CTMAV547 untuk menunggu hasil investigasi dan pengujian lebih lanjut atas efek samping vaksin tersebut.
Hal itu membuat kekhawatiran sebagian masyarakat yang akan melakukan vaksinasi Covid-19.
Lalu, bagaimana tanggapan calon penerima vaksinasi Covid-19?
Pegawai Kejaksaan Negeri Serang Endang mengaku tidak mengetahui adanya jenis vaksin maupun batch AstraZeneca Batch tersebut.
"Kalau saya sih mengurangi info seperti itu karena tidak mau menambah beban pikiran ya, jadi mau bebas saja," ujar Endang usai menerima vaksinasi Covid-19 di kantor Kejari Serang, Kamis (20/5/2021).

Endang menambahkan dirinya sempat menjalani isolasi mandiri selama 14 hari setelah dinyatakan terindikasi positif Covid-19.
Lain halnya dengan Asrori.
Baca juga: Ada Laporan Kasus Pembekuan Darah, 4 Ini Negara Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Detik-detik Terakhir Pemuda Asal Jakarta Meninggal Setelah Divaksin AstraZeneca, Begini Kejadiannya
Ia mengaku mengetahui informasi penghentian sementara penggunaan Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 asal perusahaan Inggris tersebut.
Asrori menyampaikan, penghentian vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 dapat meimbulkan kecemasan di masyarakat.
Menurutnya, kementerian dan lembaga terkait perlu melakukan sosialisai ulang mengenai vaksin jenis ini.
"Kalau bisa sebelum disalurkan ke masyarakat, ada baiknya vaksin tersebut dilakukan uji dulu sebelumnya," ujarnya.
Kepala Sub Bagian Kejaksaan Tinggi Negeri Serang, Siti Barokah juga mengaku telah mengetahui informasi penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 dari media massa.
Ia pun merasakan kekhawatiran yang sama. "Ya kalau begitu kan, kami jadinya takut dan khawatir," ujarnya.
Meski begitu, ia tetap mengikuti vaksinasi Covid-19 dan mempercayakan masalah ini ke pemerintah.
"Percayakan semuanya kepada pemerintah, pasti pemerintah melalukan yang terbaik dan memang vaksin ini belum masuk ke Banten," ujarnya seraya mengatakan menerima vaksin Sinovac pada vaksinasi dosis pertama.
Baca juga: BPOM Umumkan Tunda Distribusi dan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Kenapa? Berikut Penjelasannya
Baca juga: Soal Vaksin AstraZeneca, Fakta hingga Efek Sampingnya
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia memutuskan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca Batch CTMAV547 untuk menunggu hasil investigasi dan pengujian lebih lanjut atas efek samping vaksin tersebut dari WHO dan BPOM.
Pemerintah Indonesia sendiri telah tiga kali melakukan impor Covid-19 AstraZeneca asal Inggris pada 3 Maret 2021 sebanyak 1,1 juta dosis, pada 26 April 2021 sebanyak 3,8 juta dosis dan pada 8 Mei 2021 sebanyak 1,3 juta dosis.
Adapun vaksin AstraZeneca Batch Batch CTMAV547 hanya berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO. Batch tersebut sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca bagi penduduk usia muda.
Permintaan itu disampaikan Anies kepada Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyusul adanya dugaan kasus kematian seorang pemuda berusia 22 tahun setelah disuntik vaksin AstraZeneca.
Namun, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi telah menyatakan dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.
Artikel lain terkait Vaksin AstraZeneca di TribunBanten.com