Siswi SMP di Lebak Depresi Tak Bisa Belajar Daring Karena Tak Punya HP, Ini Kata Pihak Sekolah

Pemilik Yayasan Riyadul Fatonah, Adang Latif mengatakan ia baru mengetahui kondisi Ira saat berkunjung ke kediamannya.

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Ira Amelia (14), tampak lesu saat ditemui di rumahnya di Kampung Cikalung, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, Senin 31/5/2021). Siswi Kelas 7 SMPS Riyadul Fatonah itu mengalami depresi hingga mengurung diri di dalam rumah karena tidak memikiki HP untuk mengikuti pembelajaran sekolah secara online semasa pandemi Covid-19. 

Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Ira Amelia (14) siswi SMP asal Kampung Cikalung, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten ini sempat viral lantaran dirinya yang tak bersekolah selama tiga bulan karena tak memiliki ponsel.

Siswi SMPS Riyadul Fatonah itu terpaksa tak bisa mengikuti proses belajar daring.

Ia bahkan mengurung diri di rumahnya dan depresi berat yang membuat dirinya drop dan harus dibawa ke puskesmas terdekat.

Menanggapi hal tersebut, pihak SMPS Riyadul Fatonah angkat bicara terkait yang dialami Ira.

Pemilik Yayasan Riyadul Fatonah, Adang Latif mengatakan ia baru mengetahui kondisi Ira saat berkunjung ke kediamannya.

Ira Amelia (14), tampak lesu saat ditemui di rumahnya di Kampung Cikalung, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, Senin 31/5/2021). Siswi Kelas 7 SMPS Riyadul Fatonah itu mengalami depresi hingga mengurung diri di dalam rumah karena tidak memikiki HP untuk mengikuti pembelajaran sekolah secara online semasa pandemi Covid-19.
Ira Amelia (14), tampak lesu saat ditemui di rumahnya di Kampung Cikalung, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, Senin 31/5/2021). Siswi Kelas 7 SMPS Riyadul Fatonah itu mengalami depresi hingga mengurung diri di dalam rumah karena tidak memikiki HP untuk mengikuti pembelajaran sekolah secara online semasa pandemi Covid-19. (TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)

"Sebetulnya kasus sepeti Ira itu di sini banyak. Bahkan tetangga saya saja itu anaknya dibawa ke Jakarta ikut ke rumah bibinya karena di sini tidak bersekolah lantaran lama itu sekolah daringnya," katanya saat ditemui, Selasa (1/6/2021).

Ia pun telah menyiapkan jaringan wifi yang bisa digunakan siswa yang tidak mendapatkan bantuan kuota dari pemerintah selama belajar daring

Baca juga: Siswi SMP Depresi Mengurung Diri Karena tak Punya HP untuk Belajar, Bercita-Cita jadi Guru

Dirinya membantah bahwa pihak sekolah tidak turun tangan dalam kasus seperti tersebut.

Bahkan menurutnya, ketika ia mengetahui kondisi Ira sangat buruk pada saat itu, ia langsung berkoordinasi dengan pihak Camat sekitar untuk dirujuk ke Puskesmas.

"Kita jujur saja, tidak ada sekalipun bantuan dari pemerintah datang ke sini. Semua itu hanya terfokus ke kota sedangkan di daerah pelosok itu nihil," tegasnya.

Ia pun berharap agar Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim melihat kondisi yang dialami para siswa di pelosok Lebak.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved