Anggota DPRD Banten Duduk di Warung, Diajak Warga Banjar Agung Berunjuk Rasa, Protes Jalan Rusak
Penutupan itu sebagai bentuk protes karena jalan rusak yang tidak kunjung ada perbaikan dari pemerintah.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan Tribunbanten.com, Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Sejumlah warga Kampung Banjar Agung, Kelurahan Banjar Agung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, berunjuk rasa, Minggu (20/6/2021).
Mereka menutup jalan menuju Terminal Pakupatan menggunakan pohon pisang.
Penutupan itu sebagai bentuk protes karena jalan rusak yang tidak kunjung ada perbaikan dari pemerintah.
Dalam aksi itu, warga juga mengajak Sopwan, anggota DPRD Provinsi Banten.
Baca juga: Blokade Jalan, Warga Kota Serang Demo Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Rusak
Saat itu, Sopwan sedang duduk di warung mengenakan topi.
Politikus Partai Gerindra itu pun ikut menyuarakan aspirasi warga.
"Terus terang saya merasa prihatin karena akses penghubung Jalan Syekh Nawawi ke Terminal Pakupatan," ujarnya.
Dia membenarkan jalan tersebut sudah lama rusak parah.
"Saya akan memohon perhatian kepada wali kota Serang dan juga gubernur Banten. Dewan telah menganggarkan untuk pembangunan jalan ini agar segera dipercepat," katanya.
Baca juga: Cerita Warga Tutup Akses Menuju Terminal Pakupatan dengan Pohon Pisang: Bak Hidup di Pedalaman Papua
Sopwan mengaku pembangunan jalan itu tidak dialokasikan anggaran murni APDB dan APBN.
"Di APBD itu ada anggaran tak terduga, maka dari itu segera bangun, besok kalau bisa," ucapnya.
Dia mengimbau kepada Pemkot Serang untuk segera memperbaiki jalan tersebut.
"Pesan kita kepada wali kota Serang, segera perintahkan Dinas PUPR untuk segera memperbaiki jalan ini," ujarnya.
Menurut dia, jalan ini sudah lama dan sangat urgent.
"Banyak kendaraan berlalu-lalang di sini," kata Sopwan.
Ketua RW 09 Banjar Agung, Arief Aminudin mengatakan hal ini bukan hanya menjadi perhatian bagi pemerintah dan anggota dewan.
"Jangan hanya prihatin saja, harus ada langkah yang konkret. Warga tidak pernah tahu ini menggunakan dana APBD, APBU, APCU, yang penting jalan dibetulin," ujarnya.
Menurut dia, warga juga sudah membayar pajak sehingga meminta kepada pemerintah untuk membangun akses jalan tersebut.
"Kita tidak peduli ini tanggung jawab kota atau provinsi, yang penting dibangun. Sebelum ini dibangun, kita konsisten, penutupan jalan ini jangan pernah dibongkar, kita bertanggungjawab semua," ucapnya.