Penjelasan Ahli soal Perbedaan Virus Corona Varian Delta dengan Delta Plus
Berikut ini penjelasan ahli soal perbedaan virus corona varian delta dan delta plus.
TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini penjelasan ahli soal perbedaan virus corona varian delta dan delta plus.
Varian delta plus (B.1.617.2.1 atau AY.1) ini disebut telah terdeteksi di Indonesia.
Setelah sebelumnya sudah menyebar di beberapa bagian wilayah Turki dan India.
Dikutip dari bbc.com, medicalnewstoday, dan gavi.org, pihak Kementerian Kesehatan dari India mengatakan bahwa penelitian menunjukkan hasil bahwa varian Delta Plus ini termasuk dalam salah satu virus baru yang berbahaya.
Baca juga: Tribun-Sulbar.com Diluncurkan secara Virtual Kamis Sore Ini, Portal Ke-53 Tribun Network
Baca juga: TNI AL Lanjutkan Vaksinasi Covid-19 di Pesisir Banten, Peserta Dapat Roti dan Susu Setelah Suntik
Varian Delta Plus dalam dunia penelitian juga dikenal sebagai AY.1 atau B.1.617.2.1
Varian ini menyebar dengan lebih mudah dengan cara mengikat paru-paru dan berpotensi meristen antibodi tubuh.
Varian Delta Plus pertama kali terlihat di Afrika Selatan.
Varian ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ada pada varian Beta.
Varian delta plus bermutasi dan menyebabkan beberapa bahaya dan resiko pada tubuh.
Penularan virus varian delta plus lebih berbahaya dari varian delta biasa, karena menyebabkan penurunan antibodi dan bekerja merusak efektivitas dari pengobatan dan vaksinasi.
Namun resiko dari virus varian delta plus ini masih dipertanyakan kejelasannya.
Amin Subandrio selaku Direktur Lembaga Biomolekuler Eijkman mengatakan bahwa varian delta plus ini secara umum sifatnya sama dengan varian delta biasa.
Ia mengatakan ada empat sifat dari varian delta ini.
"Sifat-sifatnya sama yang kita bicarakan varian delta ini, ada empat sifatnya."
"Pertama, lebih menular, kedua, mungkin sulit didiagnosis oleh PCR."