Penjelasan Ahli soal Perbedaan Virus Corona Varian Delta dengan Delta Plus
Berikut ini penjelasan ahli soal perbedaan virus corona varian delta dan delta plus.
"Ketiga, mungkin menyebabkan gambaran klinis yang berbeda, baik morbiditasnya atau mortalitasnya," kata Amin, dikutip dari tayangan Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (29/7/2021).
Sifat-sifat itu lah yang membuat varian ini lolos dari anti bodi penyintas Covid-19 dan orang-orang yang telah divaksinasi.

"Tidak semua yang terinfeksi Delta ini (gejala) berat, banyak yang ringan," imbuhnya.
Lalu, Amin juga menjelaskan perbedaan dari varian Delta dengan Delta Plus.
Penambahan kata Plus itu karena adanya tambahan satu mutasi, yakni K417N, yang membuat perubahan struktur dan fungsi dari virus varian Delta biasa.
"Itu menyebabkan perubahan struktur dan fungsi dari virusnya. Secara umum, sifatnya masih sama seperti Delta, yang mana lebih menular dari Alpha," tutur Amin.
Amin melanjutkan, bahwa vaksin yang tersedia Indonesia ini masih bisa efektif untuk menangkal varian kedua-duanya itu.
"Vaksin-vaksin yang sudah tersedia, sekalipun ada penurunan efikasi 10-20 persen, tapi efikasinya masih di atas 50 persen."
"Pedomannya WHO, selama vaksin memiliki efikasi lebih dari 50 persen masih bisa dipergunakan," pungkasnya.
Varian Delta Plus Terdeteksi di RI, Pemerintah Diminta Perkuat Whole Genome Sequencing
Diberitakan sebelumnya, varian 'Delta plus' (B.1.617.2.1 atau AY.1) disebut-sebut sudah terdeteksi di sejumlah wilayah Indonesia.
Melihat hal itu, anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi mendorong pemerintah agar memperkuat Whole Genome Sequencing (WGS).
“WGS atau upaya mengetahui penyebaran mutasi Sars-Cov-2 di Indonesia harus diperkuat, sehingga kita memiliki basis dalam pengambilan kebijakan kesehatan."
"Manfaat WGS sebagai data keseluruhan sangat penting untuk penanganan Pandemi, apalagi dengan penambahan kasus positif per hari dan angka kematian yang tinggi, juga pengadaan jenis vaksin yang digunakan,” ujar Intan melalui keterangannya kepada Tribunnews, Rabu (28/7/2021)
Dipaparkan Intan Fauzi, kecepatan uji WGH di Indonesia masih banyak kendala terutama tidak adanya dukungan dari Pemerintah dalam hal anggaran Penelitian.
