Virus Corona

Update Covid-19 Banten 2 Agustus 2021 : Angka Kematian Turun Drastis, Kasus Positif Bertambah 1.061

Update Covid-19 di daerah Banten hari ini, Senin (2/8/2021) yang alami penurunan angka kematian dan kasus positif.

Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Zuhirna Wulan Dilla
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona | Covid-19- Jumlah pasien positif dan meninggal karena Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Virus corona jenis baru ini menyerang saluran pernapasan. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla

TRIBUNBANTEN.COM - Update Covid-19 di daerah Banten hari ini, Senin (2/8/2021) yang alami penurunan angka kematian dan kasus positif.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), kasus kematian di Banten menurun dratis di mana tercatat angka kematian karena Covid-19 di Banten ada 90 orang hari ini.

Sedangkan kalau dilihat dari data kemarin, Minggu (1/8/2021) angka kematian berjumlah 1.995 orang.

Untuk kasus harian Covid-19 bertambah 1.061 pasien positif.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Banten Jelang Akhir PPKM: Dominasi Angka Kesembuhan Harian Pasien Corona

Sehingga jumlah total kasus positif Covid-19 di Banten berada di angka 115.117 per hari ini.

Kemudian disusul dengan data kesembuhan sebanyak 3.262 orang.

Untuk data kasus Covid-19 di Indonesia pun diketahui terjadi penambahan 22.404 pasien dengan kasus aktif 11.971.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Banten Minggu 1 Agustus 2021: Pasien Terkonfirmasi Bertambah 1.325 Orang

Jumlah kesembuhan di Indonesia pun naik ke angka 39.446 dengan kasus kematian sebanyak 1.604.

Hingga kini didapati total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 3.462.800.

PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Epidemiolog UI Sebut Kemungkinan yang Terjadi Jika Tak Diperpanjang

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 diketahui akan berakhir hari ini, Senin (2/8/2021).

Hingga siang ini, masih belum diketahui apakah PPKM Level akan diperpanjang atau tidaknya.

Melansir Tribunnews, Terkait pengumuman PPKM Level 4 diperpanjang atau tidak, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Syafrizal ZA, memberikan bocoran.

Ia mengatakan pengumuman soal PPKM Level 4 akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, sebelum kebijakan resmi berakhir.

"Keputusan terkait (perpanjangan) PPKM akan diumumkan secara langsung oleh Bapak Presiden RI sebelum PPKM tanggal 2 Agustus 2021 berakhir," kata Syafrizal saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Baca juga: UPDATE Covid-19: Pasien Baru Tambah 37.284 Orang, Meninggal Naik jadi 1.808 Orang

Ia menambahkan, apapun keputusan yang diumumkan Jokowi, yang paling penting adalah tetap menerapkan protokol kesehatan.

Karena itu, pihaknya mengimbau agar seluruh masyarakat tetap menerapkan prokes secara ketat.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai pemerintah belum siap jika aturan PPKM dilonggarkan secara bertahap.

Pasalnya, menurut Pandu, lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi setiap PPKM dilongarkan.

"(Kemungkinan) Minggu ini akan dilonggarkan dulu, tapi menurut saya kita belum siap karena akan terjadi kenaikan lagi kalau dilonggarkan," kata Pandu, dikutip Tribunnews dari tayangan YouTube tvOne, Senin.

Lebih lanjut, ia meminta agar pemerintah melanjutkan PPKM agar tak terkena jebakan pandemi.

Karena, Pandu menilai aturan PPKM efektif untuk menekan laju penularan dan jumlah kasus jika dilakukan secara konsisten.

"PPKM itu akan berhasil menurunkan kasus setelah dua sampai tiga minggu saja, tapi sifatnya sementara. Nanti begitu kita longgarkan, akan terjadi peningkatan lagi."

"Jadi kita harus bergerak menekan kasus penularan semaksimal mungkin dan terus menerus."

"Kita harus pertahakan supaya kalau ada lonjakan tidak terlalu tinggi, sehingga kita bisa kembali memulihkan ekonomi," bebernya.

Meski begitu, ia mengungkapkan ada cara lain yang bisa diterapkan untuk menekan laju kasus Covid-19 selain PPKM.

Cara lain yang dimaksud Pandu ialah taat 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (testing, tracing, treatment) secara kuat, serta meningkatkan cakupan vaksinasi ke seluruh negeri.

Mengapa Indonesia Tak Bisa Lockdown?

Pada Jumat (30/7/2021), Presiden Jokowi membeberkan alasan mengapa Indonesia tak bisa menerapkan lockdown seperti negara lain untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Dilansir Tribunnews, Jokowi menyebut Indonesia tak bisa lockdown karena mempertimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Tangerang Selatan, Rekor Kasus Baru 1157 Warga Terinfeksi dalam Sehari

Ia mengungkapkan, tak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Virus Corona ini akan selesai kapan, WHO pun tak bisa memprediksi."

"Sehingga, yang selalu kita jalankan sisi kesehatannya bisa kita tangani, tetapi sisi ekonominya juga pelan-pelan harus dijalankan," terangnya.

"Enggak bisa kita tutup seperti negara lain, lockdown. Lockdown itu artinya ditutup total," imbuh dia

Jokowi menambahkan, kebijakan PPKM Darurat (sekarang bernama PPKM Level 4) yang baru-baru ini diterapkan, adalah contoh semi-lockdown.

Namun, selama pemberlakuan PPKM, Jokowi mengungkapkan banyak masyarakat yang meminta agar pembatasan dibuka.

"Kemarin yang namanya PPKM Darurat itu kan namanya semi-lockdown."

"Masih semi saja, saya masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit minta untuk dibuka," ujarnya.

Karena itu, ia berpesan agar semua pihak bisa tahan banting dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved