5 Destinasi Wisata Religi di Banten, dari Masjid Agung hingga Makam Sultan Ageng Tirtayasa
Ini lima situs sejarah yang menjadi destinasi wisata religi di Kabupaten dan Kota Serang
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Banten memiliki satu di antara kerajaan Islam di Pulau Jawa.
Sejarah kerajaan Islam menguasai wilayah Banten di barat Pulau Jawa.
Kini, banyak situs sejarah yang tersebar di Banten, terutama di Kabupaten dan Kota Serang.
Selain masjid, juga terdapat makam-makam tokoh kerajaan.
Ini lima situs sejarah yang menjadi destinasi wisata religi di Kabupaten dan Kota Serang yang dirangkum TribunBanten.com dari berbagai sumber.
Baca juga: Wisata Religi di Kabupaten Serang dan Sejarah Singkat Tanah Kelahiran Syekh Nawawi dan Gunung Santri
Masjid Agung Banten merupakan satu wisata religi yang cukup populer di Provinsi Banten.
Masjid ini berada di lingkungan Situs Kapurbakalaan Banten Lama di Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.
Pengunjung yang datang ke Masjid Agung Banten tidak hanya datang untuk beribadah, tetapi juga berziarah.
Di sebelah utara masjid ini terdapat makam Sultan Maulana Hasanudin beserta keluarganya yang
sarat akan nilai sejarah, terutama dalam perkembangan Islam di Banten.

Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan pendiri Kesultanan Banten.
Sultan Maulana Hasanudin merupakan putra pertama dari Sunan Gunung Djati dan merupakan pelopor yang menyebarkan syiar Islam di Banten.
Di masjid ini juga, Sultan Maulana Hasanudin beserta kerluarga dan kerabatnya dimakamkan.
Tak heran Masjid Agung Banten selalu ramai pengunjung.
Baca juga: Wisata Religi di Kabupaten Serang: Masjid Jami Aria Bajo, Pusat Penyebaran Agama Islam Sejak Abad 18
Apalagi pada hari libur nasional dan hari besar Islam.
Pengunjung yang datang untuk berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin dipimpin seorang muzawir.
Nantinya, muzawir akan memimpin kegiatan tawasul.
2. Makam Sultan Ageng Tirtayasa
Makam Sultan Ageng Tirtayasa merupakan objek wisata religi yang terletak di Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Mengutip Kompas.com, Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sultan ke-6 yang berhasil membawa Kesultanan Banten menuju puncak kejayaannya.
Berkat kegigihannya, Sultan Ageng Tirtayasa dicap sebagai musuh bebuyutan Belanda.

Sultan Ageng Tirtayasa sangat berperan dalam memajukan wilayah perdagangan Banten.
Banten dijadikan tempat perdagangan interasional yang mempertemukan pedagang lokal dan pedagang Eropa.
Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga berperan dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam di wilayah Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa meninggal pada 1692 dan dimakamkan di istana pemerintahannya yang
terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Baca juga: Wisata Religi di Cilegon: Al-Quran Raksasa Karya Ulama Ahmad Basharudin, Masih Terawat di Usia 30an
Sultan Ageng Tirtayasa diangkat menjadi pahlawan nasional dan makamnya merupakan satu di antara situs nasional di Banten.
Masjid Kuno Kaujon merupakan masjid yang terletak di Desa Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten.
Nama Kaujon diambil dari nama tokoh masyarakat di lingkungan tersebut, yaitu Ki Uju.
Awal mula berdirinya Masjid Kuno Kaujon masih menjadi perdebatan.
Tidak ada cerita dari para sesepuh dan tidak ada peninggalan naskah mengenai masjid tersebut.
Masjid Kuno Kaujon diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-17 atau abad ke-18.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya jembatan yang berada tepat di depan masjid yang dibangun pada masa pemerintah kolonial Belanda pada 1875.
Selain itu, terdapat makam Nyi Ratu Maemunah di Masjid Kuno Kaujon.
Nyi Ratu Maemunah dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sesepuh mereka.
4. Makam Syekh Muhammad Soleh bin Abdurrahman
Makam Syekh Muhammad Sholeh merupakan objek wisata religi yang terletak di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten.
Makam tersebut berada di sebuah bukit yang dikenal warga dengan nama Gunung Santri.
Jarak tempuh dari kaki bukit menuju puncak bukit berjarak 500 meter dan hanya bisa dilalui dengan
berjalan kaki.
Syekh Muhammad Sholeh Abdurrahman merupakan tokoh ulama yang menyiarkan agama Islam.
Baca juga: Kawasan Wisata Religi Masjid Agung Banten Lama Ditutup Sampai Tanggal 20 Juli
Syekh Muhammad Sholeh Abdurrahman datang ke Banten atas perintah Sunan Gunung Jati untuk mencari anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin yang tak kunjung pulang ke Cirebon.
Syekh Muhammad Soleh bertemu dengan Sultan Maulana Hasanuddin di puncak Gunung Lempuyang yang berada tak jauh dari Gunung Santri.
Saat itu, Sultan Maulana Hasanuddin menolak perintah ayahnya dengan alasan menyiarkan agama Islam di Provinsi Banten.
Kemudian, Syekh Muhammad Soleh pun menetap di Gunung Santri untuk mendampingi Sultan Maulana Hasanuddin.
Kini, makam Syekh Muhammad Soleh menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi.
Makam yang terletak di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, ini memiliki keunikan dibandingkan lainnya.
Makam Ki Mas Dawa memiliki panjang delapan meter. Terdapat tiga batu nisan dengan nama yang sama di makam tersebut.
Baca juga: Wisata Religi di Banten: Menyusuri Situs Banten Girang & Ziarah ke Makbaroh Ki Jong Mas dan Agus Ju
Makam sepanjang delapan meter itu dikenal dengan nama Ki Mas Dawa.
Makam ini merupakan objek wisata religi di Banten yang kerap didatangi peziarah.
Pada umumnya, peziarah mendatangi Makam Ki Mas Dawa pada hari besar Islam.
Ki Mas Dawa merupakan tokoh yang berkontribusi besar dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Serang.
Ki Mas Dawa yang bernama asli Ki Mas Jaya Kusumo hidup pada abad ke-16.
Nama Dawa pada makam sepanjang 8 meter tersebut merupakan bentuk simbolis dari perjalanan panjang Ki Mas Dawa dalam menyebarkan agama Islam di Banten.
(Tisa Neviarmida)