LKPI: 76 Persen Warga Gunakan Hak Pilih Jika Pemilu saat Pandemi, Ini Elektabilitas Parpol & Calon

Pihak Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) mengumumkan hasil survei terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Editor: Glery Lazuardi
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi Pemilu 

TRIBUNBANTEN.COM - Pihak Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) mengumumkan hasil survei terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Hasilnya 76,8 persen responden menyatakan akan memilih jika dilakukan pemilihan presiden (Pilpres) di masa Covid-19.

Untuk partai politik, posisi tiga teratas tingkat elektabilitas, yaitu Partai PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.

Posisi elektabilitas itu membuat ketiga ketua umum partai politik, yaitu Megawati Soekarno Putri (PDI Perjuangan), Airlangga Hartarto (Partai Golkar), dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra) memiliki tingkat keterpilihan tinggi.

"76,8 persen responden menyatakan akan memilih jika dilakukan pemilihan presiden di masa Covid-19. Sebanyak 12,8 persen belum/tidak akan menentukan pilihan dan 10,4 persen tidak menjawab/rahasia," ujar Direktur Pusat Data Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), Alamsyah Wijaya, dalam keterangan yang diterima, pada Rabu (27/10/2021).

Baca juga: Jadi Ketua Kosgoro Banten, Bahrul Ulum: Kemenangan Pemilu 2024 Jadi Target yang Harus Direalisasikan

LKPI kembali melakukan penelitian jajak pendapat masyarakat dengan metode survei kepada masyarakat.

Tujuan penelitian ini dilakukan guna memotret kondisi sosial, ekonomi, dan politik selama terjadi pandemi covid 19.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yakni telah berumur 17 tahun atau telah menikah saat survei dilakukan.

Jika dilihat sampel survei ini berjumlah 1820 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dengan margin of error (MoE) sebesar ±2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengumpulan data dilakukan pada 10 s/d 24  Oktober 2021 melalui wawancara tatap muka mematuhi protokol kesehatan yang ketat oleh enumerator dengan instrumen kuesioner.

Dari 76,8 persen responden yang menyatakan akan memilih jika pilpres digelar hari ini maka jika Ketua Umum Parpol yang akan diusung sebagai capres di pilpres 2024.

Hasil survei menunjukan dukungan masyarakat atau kecenderungan pilihan masyarakat disaat pandemi covid-19, kepada Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar menjadi presiden sebagai suksesor Jokowi. Airlangga menempati urutan tertinggi dipilih sebanyak 30,70 persen.

Dan di urutan kedua ditempati oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 20,20 persen , lalu diurutan ketiga ditempati oleh ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dipilih sebanyak 14,3 persen.

Dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dipilih sebanyak 10,8 persen dan nama ketua umum lainnya diabwah 10 persen yang memilih .

Selain itu, ketika dilakukan simulasi nama nama Ketua Umum parpol dan nama nama non ketum parpol.

Dan ditanyakan kepada 1820 respoden dengan pertanyaan tokoh mana yang akan menjadi pilihan respoden jika pemilihan presiden digelar hari ini.

Dan pilihan dari sebanyak 76,8  persen responden yang menyatakan akan memilih jika pilpres digelar hari ini.

Maka hasilnya adalah sebagai berikut Airlangga menjadi tokoh yang dipilih paling tinggi sebanyak 11,8 persen dan hanya seleisih dengan Ganjar Pranowo yang dipilih sebanyak 11,7 persen.

Tingkat elektabilitas Airlangga terdongkrak dengan keberhasilnya dalam menjalan tugas dari Presiden Jokowi dalam melakukan penanggulangan Covid 19 dan pemulihan ekonomi.

dan diurutan ketiga ditempati oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto 10,2 persen.

Adapun, tingginya tingkat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diakibatkan pergerakan yang sangat massive dari para relawan Ganjar Pranowo for presiden.

Mereka bergeral baik melalui serangan darat langsung ke masyarakat maupun di media sosial.

Dari hasil temuan survei yaitu Gatot Nurmantyo dipilih sebanyak 8,1 persen yang merupakan tokoh dari kalangan TNI yang bukan pejabat negara, pimpinan parpol atau kader parpol.

Dia menilai, hal ini menunjukan Gatot Nurmantyo menjadi simbol antitesa dari para tokoh tokoh parpol dan pejabat negara yang punya kesempatan maju sebagai Capres.

"Kemudian disusul oleh Puan Maharani dengan tingkat keterpilihan 7,6 persen yang menjadikan Puan Maharani hari ini menjadi wanita yang memiliki pengaruh paling kuat dalam jagat perpolitikan Indonesia ,” ujarnya.

Baca juga: HUT Ke-57 Golkar, Andika Ingatkan Target Pemilu 2024 Airlangga Hartarto Presiden, Sekarang Bergerak

Selanjutnya, Moeldoko yang juga dari kalangan TNI dengan 7,6 persen ,Tri Rismaharini yang sangat vulgar dan fenomenal selama menjabat Mensteri sosial menjadi pilihan publik dengan 4,4 persen

Disusul Anies Baswedan yang hanya dipilih sebanyak 3,3 persen. Kemudian Muhaimin Iskandar 3,2 persen , Megawati Soekarnoputri 2,5 persen , Ridwan Kamil 1,9 persen.

Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen ,dan tokoh ketua umum parpol lainnya dibawah 1 persen dan yang tidak memilih sebanyak 23,2 persen.

“Hal ini menunjukan bahwa belum ada capres yang tingkat keterpilihannya bisa melewati para pemilih yang belum menentukan pilihannya jika pilpres digelar hari ini ,” kata dia.

Hasil survei juga menunjukan keinginan dan pilihan publik terhadap bakal calon presiden yang di inginkan kader partai politik dan non kader partai politik.

Sebanyak 30,6 persen ingin calon presiden tidak harus kader partai dan 32,1persen lainnya menginginkan calon presiden dari kader partai dan sebanyak 30,2 persen tak mempermasalahkan kader partai atau bukan kader partai dan 7,2 persen tidak menjawab

“Dari Hasil survei terekam bahwa sebanyak 48,2 persen menyatakan lebih suka jika Presiden mendatang dari kalangan sipil dan sebanyak 29,7 persen dari kalangan  TNI/Polri dan sebanyak 10,4 persen dari kalangan tokoh agama dan sebanyak  11,7 persen tidak memberikan pendapat ,” ujarnya.

Ketika diminta menggambarkan parpol dan politisi, dalam berbagai jajak pendapat tersebut, tiga hal yang paling diingat masyarakat semuanya negatif.

Dia menjelaskan, biasanya masyarakat selalu mengemukakan bahwa politisi adalah orang yang hanya peduli pada kepentingan pribadinya, banyak berjanji, tetapi lebih sering tidak menepatinya.

"Dan lebih suka bicara tentang diri mereka.dan banyaknya politisi yang tersangkut kasus korupsi Dengan ingatan negatif seperti ini, tak mengherankan kalau tingkat kepercayaan publik akan selalu rendah terhadap parpol,” ujarnya.

Pilihan masyarakat terhadap parpol jika dilakukan pemilihan umum di masa covid 19 maka survei menunjukan sebanyak 40,4 persen belum /tidak akan menentukan pilihannya.

Dan sebanyak 44,3 persen menyatakan akan memilih , dan selebihnya 15,3 persen tidak menjawab/rahasia.

Dan dari sebanyak 44,3 persen responden yang menyatakan akan memilih partai politik jika dilakukan pemilu hari ini maka hasilnya sebagai berikut yang didapat dari survei PDI Perjuangan 17,3 persen  memimpin diurutan pertama dengan tingkat keterpilihan sebesar 17,3 persen.

Kemudian disusul oleh partai  Golkar  17,1 persen yang beda tipis 0,2 persen dengan PDI Perjuangan ,dan partai  Gerindra dipilih sebanyak  16,2 persen yang lebih tinggi dari hasil Pemilu 2019.

Meningkatnya tingkat keterpilihan Golkar dan Gerindra tidak lepas dari terpaan sikap politik Golkar dan Gerindra yang konsisten mendukung pemerintahan Jokowi.

Baca juga: Iti Segera Lakukan Agenda Politik untuk Suksesi Pemilu 2024, Partai Demokrat Percepat Musda

Sementara itu, di urutan keempat ditempati oelh dengan PKB 8,7 persen hal ini disebabkan suara NU yang masih konsisten memilih PKB, dan PKS dipilih sebanyak  7,1 persen.

hal ini akibat kosistensi PKS yang berada diluar pemerintahan selama ini sehingga publik yang tidak suka atau tidak puas terhadap pemerintah cenderung memilih PKS.

Kemudian disusul oleh Nasdem 6,7 persen,PAN 4,7 persen ,Demokrat 3,8 persen ,PPP 3,2 persen, Perindo 2,9 persen.

Dan yang menarik adalah Prima dipilih sebanyak 2,3 persen sebagai partai yang baru dideklarasikan empat bulan lalu tetapi sudah menjadi simbol partainya anak muda dan mantan aktivis berkumpul.

Kemudian Garuda 2,1 persen ,PSI 1,8persen ,HANURA 1,2 persen ,PBB 1,2 persen ,Partai Umat 1,1 persen ,Partai Gelora 1,1 persen ,Partai Berkarya  0,8 persen  dan PKPI 0,7 persen

Sementara itu, Alamsyah Wijaya, mengatakan, masyarakat puas atas kepimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Hal ini bisa terlihat dari survei LKPI melalui responden merasakan beragam perasaan selama masa pandemi Covid-19.

Lebih dari setengah responden (50,6%) merasa tidak sabar dan berharap pandemi ini segera berakhir.

Sebaliknya, sangat sedikit responden yang merasa frustasi dan depresi, namun tak sedikit pula yang merasa jengkel, lelah, dan tidak produktif.

“Walau disaat Pandemik Covid 19 hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menganggap bahwa perjalanan bangsa Indonesia saat ini dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi masih berjalan ke arah yang benar,” kata dia.

Dari hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 89,2 persen menjawab Indonesia menuju ke arah yang benar dan yang menjawab ke arah yang salah hanya 7,6 persen.

Baca juga: Pemerintah Pilih Pemilu 2024 Digelar 15 Mei, KPU: Kami Simulasi dan Putuskan 6 Oktober 2021

Sedangkan yang menjawab tidak tahu sebesar 3,2 persen. Dari hasil survei tersebut menunjukkan tidak ada perubahan yang signfikan mengenai kemana arah negara Indonesia.

Namun demikian, hasil survei menunjukkan, masyarakat makin puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di bidang ekonomi dalam dua tahun pemerintahannya.

Berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf di bidang ekonomi mencapai 77,7 persen.

Sedangkan yang merasa belum dan tidak puas sebanyak 18,2 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 4,1 persen.

“Peningkatan tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi saat pandemi virus corona Covid-19 sudah berada di jalurnya. Membaiknya kepuasan publik tersebut juga tak lepas dari pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07% (yoy) pada kuartal II-2021,” ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved